Pilkada Sukoharjo 2020

Pensiun Dini dari Guru SD, Tokoh Muhammadiyah Sukoharjo Ini Tantang Paslon dari PDIP di Pilkada 2020

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, Wiwaha Aji Santosa.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Bakal Calon Bupati Sukoharjo, Wiwaha Aji Santosa akhirnya menguatkan niat maju dalam Pilkada 2020.

Pria yang masih berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) karena seorang guru SD Negeri 2 Tepisari mengajukan surat pengunduran diri.

Wiwaha mengaku telah mengajukan permohonan pensiun dini.

“Saya sudah mengajukan pengunduran diri saya pada Desember lalu, tapi diterimanya baru awal Januari," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (8/3/2020).

Komisi Aparatur Sipil Negara Minta PNS yang Maju Pilkada Sukoharjo 2020 Agar Mau Menundurkan Diri

Lebih lanjut pria yang jadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo itu menjelaskan jika surat keputusan (SK) pengunduran dirinya tersebut akan turun pada bulan April.

Maka dia optimistis saat massa pendaftaran pasangan calon di KPU, dirinya sudah bukan lagi ASN.

Menurut Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program dan Jadwal, pendaftaran pasangan calon Pilkada 2020, akan dilaksanakan selama tiga hari yakni 16-18 Juni 2020.

Alasan Joko Santoso Mantap Pilih Wiwaha Jadi Duet di Pilkada Sukoharjo

“Itu konsekuensi saya, karena saya mau menerima amanah masyarakat untuk maju dalam Pilkada 2020,” terang dia.

“Jadi saya harus mundur dari jabatan ASN saya,” akunya.

Dia juga mengapresiasi langkah tegas Bawaslu Sukoharjo yang beberapa waktu lalu memanggil 5 ASN untuk dimintai klarifikasi terkait dugaan netralitas ASN.

Tak Serahkan Berkas Calon Independen Pilkada Sukoharjo 2020, Wiwaha Lebih Pilih Bertemu Joko Paloma

Dalam 5 ASN yang dipanggil, Wiwaha turut dipanggil oleh Bawaslu Sukoharjo, dan memenuhi panggilan tersebut.

“Saya memahaminya ASN tidak boleh menjadi anggota parpol, tidak boleh kampanye," aku dia.

“Tapi saya juga punya hak politik untuk dipilih,” terangnya.

Wiwaha menambahkan, selama ini dia tidak memanfaatkan jabatannya untuk kampanye.

Buntut Pemanggilan PNS karena Diduga Tak Netral di Pilkada Sukoharjo, Bawaslu Pastikan Paham Aturan

Halaman
12

Berita Terkini