Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Bakal calon Bupati (cabup) Sukoharjo, Wiwaha Aji Santosa, tengah menantikan rekomendasi dari partai politik (parpol) pengusungnya.
Pria yang saat ini menjabat sebagai seorang guru di SD Negeri 2 Tepisari itu telah mengajukan surat pensiun dini agar bisa maju dalam Pilkada 2020 mendatang.
Sejumlah parpol diketahui tertarik untuk mengusung Wiwaha, seperti PAN, PKN, Gerindra, dan PKS.
• Minggu Ini, Bawaslu Sukoharjo Berikan Laporan Berita Acara Pemeriksaan 5 ASN
Wiwaha mengatakan, PDI-P juga tertarik kepada dirinya, untuk maju dalam bursa bakal Cabup Sukoharjo.
"Tapi ada aturan internal parpol (PDI-P) yang mengharuskan mendaftar itu adalah kader yang lebih dari 2 tahun."
"Karena saya bukan Kader PDI-P, jadi saya mengundurkan diri," katanya Senin (9/3/2020).
• Diduga Ada Kampanye Terselubung di Pengajian, Lurah Begajah Dilaporkan ke Bawaslu Sukoharjo
Sehingga jika Wiwaha mendapatkan restu parpol koalisi, maka dia akan menantang paslon yang diusung PDI-P.
Sinyal kuat diberikan kepada Gerindra yang hanya mengusulkan namanya dan Joko Santoso dalam rekomendasi Bakal Paslon Bupati dan Wakil Bupati.
Selain itu Ketum PAN, Zulkifli Hasan, juga menyatakan jika siap mendukung Wiwaha.
• Kades hingga Camat Diperiksa Kejari Sukoharjo Demi Ungkap Dugaan Sertifikat Tanah Ganda di Mojorejo
Sementara sinyal dukungan kuat juga ditunjukan PKS dan PKB.
Jika empat parpol tersebut berkoalisi mengusung Wiwaha, maka dia memiliki modal 18 kursi.
Namun, PDI-P merupakan lawan yang cukup sulit, karena memiliki 20 kursi.
Dia mengatakan, ingin memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak berpikiran politik uang adalah suatu hal yang lazim dilakukan saat ada pemilihan umum.
• Datangi Bawaslu Sukoharjo, Warga Minta Semua Pelanggaran di Pilkada 2020 segera Diproses
"Saya mencoba politik yang tidak lazim, karena teori politik yang saya pelajari sangat berbeda dengan realita yang ada."
"Politik yang baik itu penting, tapi tidak perlu jadi kotor," jelasnya.
Menurutnya, politik uang itu akan meninabobokan masyarakat untuk selalu berpikiran politik adalah uang. (*)