Solo KLB Corona

Fakta-fakta 25 Warga Bayat Klaten Resah Usai Hadiri Pemakaman Jenazah yang Ternyata Positif Corona

Penulis: Asep Abdullah Rowi
Editor: Naufal Hanif Putra Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemakaman jenazah dari Semarang yang dihadiri puluhan orang di malam hari di Dukuh Purwosari, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Selasa (2/6/2020).

TRIBUNSOLO.COM - Sejak kasus pertama Corona menjangkiti warga Kabupaten Klaten 1 April 2020 lalu, baru kali ini ada 'gegeran'.

Ya, puluhan warga Dukuh Purwosari, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat resah usai kecele menghadiri pemakamkan jenazah dari Semarang pada Selasa (2/6/2020) pukul 21.00-00.30 WIB, ternyata positif Corona. 

Kenapa geger? Karena usai pemakaman warga mendapatkan surat pengantar dari RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang menyatakan kondisi jenazah pada Rabu (3/6/2020) pukul 02.29 WIB.

Akibatnya Pemerintah Desa Ngerangan akhirnya membuat kebijakan agar mereka yang hadir isolasi mendiri guna mencegah penyebaran virus Corona.

Ada sejumlah fakta-fakta terkait tragedi di tengah malam itu, sebagai berikut : 

1. Warga Tahu saat Sudah Tertidur

Ada sebanyak 25 orang yang ikut memakamkan jenazah dari Semarang seperti yang diungkap Kades Ngerangan, Sumarno.

Pemakaman berlangsung aman sejak Selasa (2/6/2020) pukul 21.00-00.30 WIB, tetapi warga tidak mengetahui jika yang dimakamkan merupakan jenazah positif Corona.

"Kami baru diberitahu oleh petugas medis RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang setelah pemulasaran jenazah," ucap Sumarno.

"Ternyata diketahui positif terpapar Corona," jelasnya menekankan.

25 Warga Bayat Klaten Kini Resah,Memakamkan Malam, Dini Hari Tersiar Kabar Jenazahnya Positif Corona

Kronologi Pemakaman Jenazah yang Resahkan Warga Bayat Klaten, Ambulans Tak Mampir ke Rumah Duka

Ya, pihaknya baru mengetahui surat berkop RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang bercap basah tertanggal 2 Juni 2020  dengan pasien T (53) yang tertulis diagnosa kematian akibat Coronavirus Infection, Unspecified itu, pada pukul 02.29 WIB.

"Saat semuanya sudah terlelap tidur," jelasnya. 

2. Viral di Grup Kampung

Informasi tersebarnya status jenazah T (53) yang positif Corona akhirnya menyebar di kampung.

Bahkan Kades Ngerangan, Sumarno sempat memberitahukan soal surat dan mengambil langkah-langkah antisipasi karena ada 25 orang yang hadir dalam pemakaman.

Begini imbauannya : 

Pemberitahuan kpd semua gugus covid-19 dn relawan ds ngerangan. kami infokan bahwa jenazah warga purwosari yg dari semarang positif terpapar covid-19....kami himbau utk semua gugus menginformasikan dan bersosialisasi knp warga yang saat itu bertakziahdan kontak fisik (bersalaman) dg keluarga korban ditegaskan untuk isolasi mandiri selama 14 hari. Mohon jadi perhatian dan mohon diindahkan.tks (pemdes ngerangan)

Sumarno mengatakan sudah meminta 25 orang yang kontak langsung dengan keluarga dan jenazah untuk mengisolasi diri selama 14 hari.

"Kami juga menunggu dilakukan rapid test dari pihak Gugas Tugas Kecamatan," katanya. 

Hasil Uji Swab Jenazah Resahkan Warga Bayat Klaten, Ini Yang Bakal Dilakukan Dinas Kesehatan

Update Corona Klaten 3 Juni 2020 : 3 Hari Berturut-Turut Kasus Terus Bertambah, Kini 1 ABK Positif

3. Warga Kecewa Keluarga Tak Jujur

Warga menyangkan dengan informasi yang terlambat soal jenazah dari Semarang, karena sebelumnya tersebar penyakit biasa ginjal.

Tapi ternyata usai puluhan orang pulang dan tengah terlelap tidur, jenazah positif Corona. 

warga bernama Juned (40) mengatakan menjadi resah mengetahui kabar yang telat soal jenazah tepapar Covid-19.

Dia menyayangkan pihak keluarga tidak mau jujur atas informasi dari rumah sakit tersebut.

"Kami menyanyangkan pihak keluarga tidak memberitahu mengenai informasi dari RS," tuturnya. 

4. Dinkes Berkilah Hasil Tes Negatif

Informasi berbeda disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten, Anggit Budiarto.

Anggit mengatakan pihaknya akan berkomunikasi terlebih dulu dengan RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang untuk memastikan kebenaran hasil tes tersebut.

"Ini yang baru kita akan komunikasikan dengan pihak rumah sakit yang ada di Semarang sana," ungkap Anggit.

"Akan kami informasikan lebih lanjut setelah kita mendapatkan kepastian dari pihak Semarang," tegasnya.

Anggit mengungkapkan data jenazah yang diterima DKK Klaten menunjukkan hasil uji swab negatif.

"Data yang masuk negatif, tetapi yang berkembang di masyarakat hasilnya tesnya positif," ungkapnya.

Ketika Seorang Kuli di Pasar Kobong Semarang Asal Sragen Harus Menerima Dirinya Positif Covid-19

5. Pedagang Ayam di Semarang

Sosok T yang meninggal di Semarang tercatat sebagai warga asli Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. 

T sempat merantau ke Semarang sebagai pedagang ayam. 

Selama pandemi ini, dia sempat menyempatkan pulang mudik ke desanya saat Lebaran.

"Belasan orang pernah kontak dengan T karena saat lebaran almarhum sempat mudik ke sini," kata Sumarno.

Pasca Lebaran, T dirawat intensif selama 4 hari di RSUD Wongsonegoro Semarang.

Sempat Tertutup Longsor, Jalan Tol Semarang-Solo Kembali Normal, Pengendara Diminta Tetap Waspada

Almarhum T diketahui memiliki riwayat penyakit gagal ginjal.

Pada Selasa (2/6/2020) pukul 19.19 WIB T menghembuskan nafas terakhir di RSUD KRMt Wongsonegoro dan meninggalkan seorang istri serta dua anak. 

"Warga sini (Ngerangan), tapi domisili di Semarang," aku Kades Ngerangan Sumarno. (*)

Berita Terkini