2. Bekali diri dengan pengetahuan
Kecemasan bisa hadir karena ketidaktahuan, sehingga pikiranmu dipenuhi oleh berbagai pertanyaan "bagaimana jika nanti..?" yang mengacu pada pikiran-pikiran tentang bencana.
Namun, jika kamu naik pesawat dengan membekali dirimu terlebih dahulu dengan pengetahuan, pertanyaan-pertanyaan penuh kekhawatiran tersebut bisa dibatasi oleh fakta.
Fakta memang tidak akan menghilangkan kecemasanmu, tetapi akan membantumu mampu mengelolanya.
3. Antisipasi kecemasan
Kecemasan antisipatif adalah apa yang kamu alami untuk mengantisipasi ketakutan, dalam hal ini ketakutan saat naik pesawat.
Ini sering kali merupakan kecemasan paling intens yang dirasakan selama penerbangan, namun bukan berarti merupakan prediksi yang akurat tentang perasaanmu selama penerbangan.
Kecemasan tersebut sering kali jauh lebih besar daripada apa yang sebetulnya kamu alami.
4. Pisahkan rasa takut dari bahaya
Sering kali, sulit untuk memisahkan keduanya karena tubuh bereaksi dengan cara yang sama persis terhadap keduanya.
Namun, pastikan melabeli rasa takut yang kamu alami sebagai kecemasan.
Katakan pada dirimu bahwa kecemasan akan lebih mungkin memunculkan pikiran-pikiran menakutkan dan ingatkan diri bahwa merasa cemas bukan berarti kamu ada dalam bahaya.
Yakinilah bahwa kamu sebetulnya berada dalam keadaan aman sekalipun saat merasa sangat cemas.
5. Lawan apa yang diperintahkan oleh rasa kecemasan
Bagian A: kecemasan akan mengacaukan akal sehat dan membuatmu berpikir kamu sedang dalam bahaya meskipun kenyataannya dalam keadaan yang sanggat aman.