Berita Karanganyar Terbaru

5 Santri di Karanganyar Positif Covid-19, Diisolasi di Asrama Haji Donohudan, Sempat Batuk Pilek

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi virus corona

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sebanyak lima orang santri di sebuah Pondok Pesantren di Kecamatan Colomadu dinyatakan positif Covid 19. 

Hal itu terlacak setelah diinspeksi oleh petugas Puskesmas Colomadu, yang memeriksa beberapa santri yang mulanya sakit flu dan batuk ringan.

Menurut Camat Colomadu, Eko Budi Hartoyo, saat itu Puskesmas Colomadu langsung melakukan pemeriksaan intensif kepada kelima santri tersebut. 

"Pada mulanya tidak ketahuan, tapi karena ada yang batuk pilek, langsung diambil tindakan lebih lanjut yaitu rapid dan dinyatakan reaktif," katanya kepadaTribunSolo.com pada Jumat (15/01/2021). 

Setelah dinyatakan reaktif, pihak Puskesmas langsung berkoodinasi dengan Rumah Sakit dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo untuk pelaksanaan swab test. 

Baca juga: Ini Penyebab 32 Nakes di Puskesmas Kerjo Karanganyar Kena Covid-19, di Antaranya karena Hajatan?

Baca juga: Pasca Temuan Kasus Covid-19, Puskesmas Kerjo Karanganyar Segera Dibuka, Tapi Cuma Rawat Jalan

"Hasilnya positif semua dan langsung kami karantina di Asrama Haji Donohudan," terangnya. 

Meskipun berstatus sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG), Ponpes tersebut tetap dapat perhatian khusus dari pemerintah. 

"Kami meminta agar seluruh santri dipulangkan, dan dites dulu sebelum pulang," imbuhnya. 

Dirinya menegaskan bila santri nanti akan kembali ke pondok agar membawa surat keterangan rapid test antigen terbaru. 

"Nanti setelah liburan atau belajar dari rumah dan mau kembali ke pondok harus bawa surat rapid test antigen yang jangka waktunya masih sehari," ucapnya.

Tenaga Kesehatan Positif Covid-19

sebelumnya, puluhan tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Kerjo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar positif Covid-19.

Akibatnya, puskesmas lumpuh karena Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar menutup semua fasilitas pelayanan yang ada.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Karanganyar, Dwi Rusharyati, ada 75 persen tenaga kesehatan yang dinyatakan positif setelah tracing.

Baca juga: Angka Corona di Solo Tembus 728 Kasus di Tengah PSBB, Wali Kota Rudy : Libur Akhir Tahun Penyebabnya

Baca juga: Pesta Nikah di Karanganyar Dibubarkan, di Sragen KUA Tetap Layani Ijab Qabul Meski dengan Catatan

Adapun penutupan telah dilakukan sejak Rabu (13/1/2021) setelah sebelumnya dilakukan tracing kepada sejumlah tenaga kesehatan.

"Setelah kami lakukan swab test, ada 32 tenaga kesehatan yang ditemukan positif mengidap Covid-19," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Jumat (15/1/2021).

Dwi mengatakan bahwa jumlah tersebut merupakan angka positif terbesar di klaster pelayanan kesehatan di Karanganyar selama masa pandemi Covid-19 ini.

"Fasilitas pelayanan kesehatan sebelumnya tetap kami buka meski ada yang positif Covid 19," jelasnya.

"Namun karena ini hampir sebagian besar tenaga yang kena jadi kami tutup secara keseluruhan," terangnya menekankan.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, tenaga jesehatan yang postif hampir merata seluruh bagian dari kepala puskesmas hingga perawat.

"Kalau sudah merata siapa yang bisa melayani warga," ujarnya.

Dikatakan, Puskesmas Kerjo ditutup sejak Rabu (13/1/2021) hingga Selasa (26/1/2021) mendatang jika tidak ada persoalan.

Baca juga: Dua Bangsal Rawat Inap RSUD Karanganyar Ditutup, Tenaga Medis Dialihkan ke Ruang Isolasi Covid-19

Baca juga: Patroli Hari Pertama PSBB Karanganyar: Pedagang Kaget, Berkilah Tak Dapat Surat Edaran

"Jadwal tersebut kami sesuaikan dengan jumlah hari isolasi mandiri bagi pasien Covid 19, namun sewaktu-waktu kami dapat merubah jadwal tersebut," jelasnya.

Selama masa tutup, Dwi mengimbau kepada masyarakat pengguna BPJS untuk beralih ke puskesmas sekitar dalam memperoleh pelayanan.

"Untuk BPJS akan kami alihkan ke puskesmas sekitar karena berkaitan dengan data pasien," ungkapnya.

Perawat Dialihkan ke Isolasi

Sebelumnya, RSUD Karanganyar menutup dua bangsal ruang rawat inapnya demi menghadapi meroketnya Covid-19 dan terbatasnya tenaga medis.

Menurut Direktur RSUD Karanganyar, Iwan Setiawan Adji, pihaknya menyebut bahwa dua bangsal itu sengaja disterilkan karena ketiadaan petugas yang bisa menjaga dua bangsal itu.

Hal ini dikarenakan seluruh tenaga medis dialihkan ke ruang isolasi Covid-19 dan IGD yang membutuhkan banyak tenaga keperawatan.

"Dua bangsal itu memiliki kapasitas 20 tempat tidur," katanya kepada TribunSolo.com pada Selasa (12/1/2021). 

Baca juga: Tak Ikuti Saran Jokowi, Ribka Tjiptaning Menolak Divaksin: Negara Tak Boleh Berbisnis dengan Rakyat

Baca juga: Bukan Sukoharjo, Klaten atau Sragen, Solo Paling Pertama Dapat Vaksin Covid-19 : Total 10.609 Dosis

Selain itu RSUD Karanganyar juga membentuk ruang ICU khusus pasien Covid 19. 

Dari 6 ruang ICU, 2 di antaranya digunakan sebagairuang isolasi pasien Covid 19. 

"Kami tidak menyebut dengan ICU Covid 19 namun ICU isolasi," terangnya. 

Jumlah tersebut menurut Iwan masih terbatas, sehingga tidak jarang ada sejumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain. 

"Biasa kami rujuk RS Moewardi dan beberapa rumah sakit besar di Solo," ujarnya.

Selain itu kedepannya RSUD Karanganyar akan membangun ruang ICU baru sebagai bentuk pelaksanaan instruksi Gubernur Jawa Tengah.

Yakni mengenai standar minimal 5 persen ruang ICU dari tempat tidur yang mana saat ini jumlah tempat tidur di RSUD Karanganyar ada 383 bed.

"Ini masih proses lelang, semoga pertengahan tahun bisa terlaksana," harapnya.

Karanganyar Belum Dapat Vaksin

Sementara, enam kabupaten di Eks Karesidenan Surakarta belum mendapatkan Vaksin Covid-19 Sinovac.

Ya, paling pertama mendapatkan vaksin buatan China adalah Kota Solo sebanyak 10.609 dosis  pada Selasa (12/1/2021) malam.

Sementara informasi yang dihimpun TribunSolo.com, daerah di sekelilingnya seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Sragen, Karanganyar hingga Sragen belum ada kejelasan.

Di antaranya mulai bulan ini hingga bahkan Februari mendatang.

Penampakan Vaksin Covid-19 Sinovac yang baru tiba perdana dan disimpan di UPT Instalasi Farmasi DKK di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Selasa (12/1/2021) malam. (TribunSolo.com/Ryantono Puji)

Maka hanya di wilayah Karesidenen Surakarta, hanya Solo yang baru mendapatkan vaksin.

Kedatangan vaksin yang dikawal ketat polisi dari Pemprov Jateng di Semarang, disambut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo saat disimpan di UPT Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota (DKK) di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan.

Baca juga: BREAKING NEWS : Pertama di Karesidenan Surakarta, Vaksin Covid-19 Tiba di Solo, Dikawal Ketat Polisi

Baca juga: Total Ada 10.609 Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac yang Tiba di Solo : Kamis 14 Januari Langsung Dipakai

Orang nomor satu di Kota Solo itu mengungkapkan, kedatangan vaksin Covid-19 ini sebagai upaya pemerintah untuk memberi perlindungan kepada masyarakat dari jeratan Corona.

"Nanti terutama untuk tenaga kesehatan (nakes) dan usia 18-59 tahun," jelas dia kepada TribunSolo.com.

Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih mengungkapkan, ada sebanyak 10.609 dosis Vaksin Covid-19 Sinovac yang tiba pada tahap pertama.

Selanjutnya, vaksin yang langsung disimpan ini, akan digunakan pada Kamis, 14 Januari 2021.

Dikatakan, vaksin diberikan kepada nakes di 33 fasilitas kesehatan (faskes).

"Nanti ada 17 puskesmas, 1 klinik Bhayangkara dan 14 rumah sakit," kata dia.

Nantinya secara teknis, nakes akan mendapatkan 2 kali dosis masing-masing 0.5 CC dengan jarak dosis 1 dan 2 selama 14 hari.

Target vaksin dari pemerintah ini sebanyak 70 persen penduduk mendapatkan vaksin agar ada kekebalan komunitas.

"Kalau sudah 70 persen penduduk nasional tervaksinasi nanti sudah terlindungi," jelas dia. (*)

Berita Terkini