Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Penerapan Protokol Kesehatan dalam uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP N 1 Boyolali terlihat ketat.
Ketika siswa datang, mereka langsung diminta mencuci tangan dengan sabun.
Ada banyak tempat cuci tangan yang disediakan untuk siswa.
Baca juga: Aturan PPKM Level 3 di Sragen: Izinkan Sekolah Tatap Muka, Tempat Ibadah Maksimal 50 Persen
Baca juga: Satu-satunya Sekolah di Boyolali yang Bisa Tatap Muka Besok : Sehari Satu Kelas, Dibagi Ganjil Genap
Agar tidak berkerumun, ada garis kuning di depan tempat cuci tangan ini. Ada guru yang menjaganya untuk mengarahkan para siswa.
Bahkan di setiap ruangan sekolah, juga ada tempat cuci tangan yang lengkap dengan sabun cair.
Lalu, sebelum memasuki lorong kelas, di bagian teras, siswa juga harus mengecek suhu tubuh dan secara otomatis cairan handsanitezer keluar dari alat pengecek suhu tubuh itu.
Baca juga: Dapatkan Jebolan PSG Yacine Adli, AC Milan Pilih Sekolahkan dulu ke Bordeaux
Di Bagian depan, gerbang sekolah juga terpampang papan pengumuman Kawasan Wajib Bermasker.
Agar tidak terjadi kerumunan, di sepanjang lorong menuju kelas juga terdapat garis cat kuning.
Guru juga berjaga-jaga di setiap persimpangan untuk mengarahkan para siswa yang akan masuk ke dalam kelas.
Kemudian dalam sehari PTM hanya untuk satu tingkat kelas.
Baca juga: Bupati Sukoharjo Izinkan Sekolah Tatap Muka, Terbatas: Maksimal 50 Persen dari Kapasitas Kelas
Dimana satu kelas hanya diisi 50 persen siswa. Seperti pada hari ini, ada 9 kelas untuk siswa kelas VII.
Dimana total siswa sebanyak 288 anak.
Pembelajaran dibagi dalam dua sesi. Yaitu, sesi pertama untuk siswa dengan nomor urut genap dan sesi dua untuk nomor ganjil.
Baca juga: Hore! PPKM Sragen Jadi Level 3, Pembukaan Tempat Wisata dan Sekolah Tatap Muka di Depan Mata
Dengan begitu, tempat duduk siswa ini terpaut 1 bangku kosong.