"Cuma karena semuanya sudah diaudit secara teknis dan disesuaikan dengan kajian kami harap agar nanti bangunannya bisa lebih baik," ungkapnya.
"Semoga tidak dianggap kumuh lagi seperti sekarang," harapnya.
Meski telah bertemu dengan Gibran, Sunarto dan warganya masih belum mendapatkan kejelasan mengenai nominal ganti sewa dan kapan akan diberikan.
"Belum ada masih ada rapat-rapat selanjutnya," jelasnya.
Hingga saat ini ada sekitar 195 Kepala Keluarga yang bergantung kepada kebijakan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka dalam pemindahan rusunawa tersebut.
Namun Gibran menekankan, pihaknya berkomitmen menjaga warganya.
"Kami berkomitmen warga akan bisa kembali ke rusunawa jika dua blok itu sudah terpenuhi dan diperbaharui" jelas dia.
"Tidak ada yang kami telantarkan," katanya menekankan.
Sudah Tua Banyak yang Rusak
Sebanyak 200 Kepala Keluarga yang menghuni Rusunawa Semanggi kini akan segera dipindahkan sementara ke area hunian lainnya.
Pasalnya tempat tinggal mereka saat ini di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon tersebut bakal direnovasi.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menuturkan bahwa pihaknya akan merobohkan rumah susun tersebut karena sudah tidak layak huni.
"Saya rapatkan dengan Dinas Perkim (Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan) Solo terkait perobohan," katanya kepada TribunSolo.com, Jum'at (20/8/2021).
Baca juga: Persis Solo : Tunggakan Gaji Rp 2 Miliar, Vijaya Fitriyasa, & Ancaman Larangan Transfer
Baca juga: Ada Pabrik Garmen di Rutan Kelas 1A Solo, Tak Main-main, Sebulan Dapat Ribuan Pesanan Goodie Bag
Dirinya menegaskan kondisi Rusunawa Semanggi saat ini sudah tidak layak huni, dan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan bila saat ada insiden nanti.
"Dikhawatirkan nanti ada gempa dapat menimbulkan sesuatu," ujarnya.
Kekhawatiran Gibran timbul akibat usia Rusunawa Semanggi yang sudah lebih dari satu dekade.
"Bangunan Rusunawa sudah lebih dari 10 tahun," jelasnya.
Gibran juga menyampaikan telah melakukan audit terhadap Rusunawa Semanggi sebelum melakukan perencanaan perobohan.
"Saya sendiri melihat ada plafon kamar yang jebol, dan kita bangun yang lebih layak," imbuhnya.
Adapun warga yang direlokasi tak perlu khawatir karena nanti setelah proses pembangunan Rusunawa selasai, maka warga bisa menghuni kembali tempatnya.
"Tidak perlu khawatir setelah rusunawa selesai dibangun bisa kembali ke tempat semula," ucapnya.
Meninggal di Rusun
Seorang pria bernama Nurjayanto (49) ditemukan meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri di Rusunawa Blok B No.04, Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo Kota, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (5/1/2021).
Meninggalnya warga Perum Telukan RT 01 RW 05 Kelurahan Telukan Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo itu terungkap ketika anak korban hendak menjenguk.
Anak korban datang sekitar pukul 10.45 WIB dan melihat korban dalam keadaan kaku.
Melihat kondisi itu, anak korban berteriak dan meminta tolong pada warga untuk melihat keadaan ayahnya itu.
"Kemudian Kejadian itu dilaporkan pada bidan Desa Joho dan Polsek Sukoharjo Kota," jelas Kapolsek Sukoharjo Kota, AKP Gerry Armando.
Baca juga: Kondisi Chacha Sherly Eks Trio Macan Sebelum Meninggal Dunia, Tak Sadar Diri Usai Alami Kecelakaan
Baca juga: Di Tengah Pilkada Klaten 2020, Covid-19 Melonjak, Sehari Tambah 97 Kasus & 3 Pasien Meninggal Dunia
Gerry mengatakan korban sebenarnya sudah negatif Covid-19.
Hanya saja setelah sembuh diminta melakukan isolasi mandiri mulai 30 Desember 2020 sampai 14 Januari 2021.
"Korban sudah dinyatakan negatif Covid-19 cuman diminta untuk tetap isolasi mandiri," kata dia.
Namun, pada Selasa (5/1/2021), korban ditemukan meninggal dunia.
Sementara itu, riwayat sakit yakni korban mempunyai riwayat sakit jantung dan sempat dirawat di RSUD Ir. Soekarno.
Baca juga: Identitas Mayat Perempuan di Sungai Bengawan Solo Buram, Ciri-Ciri : Pakai Baju Batik & Rok Putih
Baca juga: Tak Hanya Januari, Ternyata Desember Ada 3 Tenaga Kesehatan Solo Meninggal, Akibat Terpapar Covid-19
"Keterangan dari dokter Puskesmas, korban sudah dinyatakan negatif Covid-19," jelas dia.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan juga tidak ada tanda kekerasan.
"Hasil temuan kami tidak ada tanda kekerasan," papar dia.
"Saksi yang kami Periksa juga selama sehari-hari korban terlihat sehat," katanya. (*)