Polemik Rekanan Masjid Sheikh Zayed

Curhat Tukang Las di Masjid Zayed Belum Dibayar Sampai ke Telinga Gibran, Siapa Bakal Kena Tegur?

Penulis: Ahmad Syarifudin
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOLASE FOTO : Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kiri), dan tukang las, Ahmad Mustaqim (kanan) yang mengadu soal tagihan Rp 150 juta untuk pengerjaan di proyek Masjid Raya Sheikh Zayed.

Terutama sejak Direktur Utama PT Waskita Karya Destiawan Soewardjono resmi ditetapkan menjadi tersangka oleh Kejaksaan Agung RI.

Penetapan tersangka ini terkait dengan kasus dugaan korupsi penyimpangan atau penyelewengan penggunaan dana PT Waskita Beton Precast pada 2016-2020.

"Ya Waskita lagi bermasalah," ungkap Gibran.

Ia pun berjanji akan menindaklanjuti meski belum tahu pihak mana yang akan ditegur.

"Yang Masjid? Mengko tak urus ya. Oh iya? Nanti kita tindak lanjuti," jelasnya.

Ingin Bertemu Gibran

Sementara itu, polemik rekanan yang mengerjakan Masjid Raya Sheikh Zayed masih terus berlanjut.

Terkini, subkontraktor yang mengaku belum mendapatkan upah saat pengerjaan di masjid tersebut berharap bisa bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Subkontraktor tersebut adalah Ahmad Mustaqim (24).

Ahmad Mustaqim mengaku belum dibayar upah jasanya oleh beberapa rekan bengkel yang berada di Sukoharjo dan Yogyakarta.

Dia bersama rekan-rekannya ingin bertemu dengan Wali Kota Solo agar permasalahannya dengan PT Galang Insan Nusantara (GIN) segera selesai.

"Saya bersama teman-teman ingin sekali bertemu dengan Mas Wali Kota Solo (Gibran Rakabuming Raka) biar ada titik terangnya dan ada pihak yang netral tidak saling membela siapapun," ucapnya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (10/6/2023).

Pihaknya pun menegaskan akan siap bertemu dengan PT GIN bila nantinya dipertemukan.

Baca juga: Rekanan Proyek Masjid Sheikh Zayed Ungkap Tagihan Rp150 Juta ke PT GIN, Asalnya dari 3 Bengkel 

Baca juga: Alasan Sub-Kontraktor Masjid Raya Sheikh Zayed Ogah Bayar Rekanan, Pekerjaan Tak Sesuai Spesifikasi 

Di sisi lain, keberaniannya untuk berbicara saat ini disebut Ahmad Mustaqim karena hanya ingin memperjuangkan haknya saja.

"Sebetulnya saya tidak mau diperpanjang permasalahannya, saya ingin hak saya dan teman-teman saja," ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini