Malam 1 Suro di Solo

Jalak Tilam Sari, Keris Warga Semarang Ikut Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo, Pusaka Warisan Keluarga

Penulis: Andreas Chris Febrianto
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan keris Hesti, warga Semarang yang disebutnya ikut arak-arakan Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1957, Rabu (19/7/2023).

Laku Bisu yang diikuti sekitar 5 ribu orang diawali dengan Kebo Bule lalu diikuti oleh pasukan pembawa pusaka.

Satu demi satu pusaka diarak tepat pukul 00.00 WIB, Kamis (20/7/2023).

Para peserta berangkat dari Kori Kamandungan menuju ke Utara melalui Supit Urang.

Lalu berlanjut ke Jl Pakoe Boewono (Alun-alun Utara), Gapura Gladag, Jl Jenderal Sudirman, Jl Mayor Kusmanto (Kantor Telkom), Jl Kapten Mulyadi (Pasar Kliwon), Jl Veteran (Gading), Jl Yos Sudarso (Nonongan), Jl Slamet Riyadi (Gladag), Jl Pakoe Boewono (Alun-Alun Utara), lalu kembali ke Supit Urang berlanjut ke Kori Kamandungan.

Seusai para peserta Laku Bisu meninggalkan Kori Kamandungan, para warga pun berusaha berebut berbagai pernak-pernik yang menghiasi bagian depan.

Salah satu Sentana Dalem, Wiyonodijodiprojo terkesan dengan perayaan Malam 1 Suro tahun ini.

Menurutnya tahun ini lebih meriah meski tak mengurangi kekhidmatannya.

Baca juga: Serba-serbi Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo : Warga Berpakaian Merah Diminta Sembunyi dari Kebo Bule

Baca juga: Bertambahnya Kebo Bule Kiai Slamet Tepat Malam 1 Suro: Pertanda Baik, Kelimpahan Rahmat dan Rezeki

"Meriah, lancar. Tahun ini lebih meriah dari pada tahun kemarin," terangnya, kepada TribunSolo.com.

Perayaan Malam 1 Suro sempat berhenti selama pandemi. Baru setelah pandemi usai perayaan ini digelar kembali.

"Pandemi kosong. Ini tahun kedua setelah pandemi," tuturnya.

Ia pun berharap menyongsong 1 Suro Jimawal 1957 ini Keraton Solo lebih damai dan tentram.

Tidak hanya di lingkungan Keraton, tapi juga masyarakatnya juga makin damai.

"Harapan untuk tahun ini Projo Surakarta Hadiningrat lebih damai, lebih ayem tentrem. Kawulanya juga damai," ungkapnya.

Ia sendiri termasuk salah satu yang ikut rayahan dengan mengambil janur yang menghiasi Kori Kamandungan.

Janur ini menurutnya memiliki arti mendalam.

"Janur itu kan nur. Nur itu kan cahaya. Cahaya kebenaran. Cahaya dari Tuhan," ujarnya.

(*)

Berita Terkini