Berita Nasional

3 Fakta Elpiji Gas Melon Ternyata Tidak Terisi Penuh, Penjelasan Pemerintah hingga Temuan Mendag

Penulis: Tribun Network
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Susunan gas 3 kg di toko kelontong milik Sadiman, di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Kamis (4/8/2022).

TRIBUNSOLO.COM -  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal rumor jika liquefied petroleum gas subsidi atau elpiji 3 kilogram (kg) yang dibeli masyarakat tidak terisi penuh.

Kementerian ESDM mengakui adanya fenomena tersebut.

Hal itu menyusul temuan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atas elpiji 3 kg di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang kurang dari 3 kilogram.

Baca juga: Viral Bocah Tersiram Minyak Panas karena Putar Gas Motor, Pengamat Soroti Peran Orang Tua

Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan ada perbedaan cara menghitung isi atau volume elpiji dalam tabung.

"Sekarang ada pemberitaan terkait sidaknya Pak Mendag, betul itu, dilakukan seperti itu. Bahwa di situ tidak 3 kg, memang cara menghitungnya berbeda," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (29/5/2024).

Lantas bagaiman fakta-faktanya? Berikut TribunSolo.com rangkum dari berbagai sumber:

1. Elpiji 3 kg tidak terisi penuh

Dadan menjelaskan, tabung gas subsidi dengan warna hijau atau kerap disebut gas melon memiliki berat 5 kg saat kosong.

Produk gas melon tersebut dinamakan elpiji 3 kg karena mempunyai isi dengan berat atau volume 3 kg.

Saat pengisian gas minyak cair ke dalam tabung, menurut Dadan, sistem otomatis akan berhenti ketika angka timbangan sudah mencapai 3 kg.

Namun, berkaitan dengan sifat fisiknya, saat digunakan masyarakat, tidak semua isi elpiji 3 kg dapat terambil sepenuhnya.

Baca juga: Jangan Takut Kehabisan! Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Kg di Karanganyar, Jumlahnya 56.120 Tabung

Oleh karena itu, saat tabung elpiji 3 kg "kosong" kembali ke SPBE, sebenarnya masih ada sisa gas minyak cair, sehingga pengisian pun akan menyesuaikan.

"Itu angka yang keluar ada 2,9 kg, ada 2,95 kg. Jadi tidak bisa diambil semua karena sifat fisik dari elpiji tersebut, tekanannya sudah habis barangkali di situ," tutur Dadan.

Kendati demikian, Dadan memastikan, masyarakat tetap mengeluarkan nominal uang lebih murah untuk membeli elpiji subsidi.

"Kalau begitu masyarakat tidak mendapatkan 3 kg? Betul, masyarakat tidak mendapatkan 3 kg, tetapi masyarakat tetap membayar jauh lebih murah daripada harga elpiji yang komersial," ucapnya.

Halaman
123

Berita Terkini