Kisah Pejuang LDR di KA Fajar Utama Solo, Nyamannya Kursi Selalu Bikin Nostalgia Cinta Terulang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret fasilitas gerbong dari kereta api jarak jauh KA Fajar Utama Solo relasi Stasiun Pasar Senen-Stasiun Yogyakarta (Tugu)

"Murah, terjangkau kalau orang bilang. Apalagi fasilitasnya lengkap, di era sekarang makin nyaman," jelasnya.

Gerbong Restorasi juga menjadi salah satu lokasi nostalgia bagi Benny saat mengajak Ning ke Ibukota kala itu untuk menilik tempat kerjanya.

Dia memesan nasi goreng kesukaan sang istri dan merayakan wedding anniversary di gerbong restorasi.

Benny Widaryanto dan Ning Wahyudiyatmi saat menuju Jakarta menaiki kereta api dari Stasiun Tugu Yogyakarta (Istimewa)

"Saat itu beberapa pegawai KAI yang ada di restorasi ikut merayakan ultah pernikahan kami, mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sampai istri saya menangis terharu," katanya.

Nostalgia momen-momen membahagiakan ini diakui Benny kerap terbayang saat berada di atas kereta api seraya melihat pemandangan hamparan sawah dari jendela. 

Jelang pensiun, Benny mengaku sudah jarang bepergian lagi bolak-balik Jakarta-Yogyakarta. Hanya sekali dalam sebulan dia harus kembali ke Jakarta.

Benny mengungkap saat menaiki KA Fajar Utama Solo pertengahan tahun ini, dirinya terkesima dengan tampilan baru yang ada.

Baca juga: Semakin Aman Naik KA BIAS dan KRL Solo-Yogya, Komitmen KAI Daop 6 Wujudkan Stasiun Terintegrasi

Kursi tempatnya melepas lelah tiap kali bepergian Jakarta-Yogyakarta terlihat makin mewah dan nyaman.

Warna abu di kursi yang dipadukan dengan motif kayu di bagian sandaran lengan makin menambah kesan ekslusivitas. Belum lagi lampu di bawah kursi membantu pelanggan yang tengah berjalan di lorong gerbong menyusuri dengan aman.

"Kursinya sekarang lebih nyaman, terutama di bagian leher dan kaki. Makin pulas tidurnya," jelasnya.

"Belum lagi selimut yang diberikan kepada penumpang cukup tebal. Lumayan menghalau dinginnya AC di gerbong, pokoknya nggak perlu khawatir kedinginan atau keringatan," kata Benny.

Era digitalisasi yang diwujudkan dalam inovasi via KAI Access turut diapresiasi Benny. Baginya, transformasi PT KAI dalam hal ini KAI Daop 6 mampu membuatnya yang kini menyandang status lansia tak perlu lelah mengantre tiket.

Hanya menatap layar gawai, segala macam perjalanan mampu ditelusurinya dan dipesan tatkala itu pula. Kerugian waktu dan tenaga pun dipastikan sirna seketika.

Penumpang lansia seperti dirinya juga mendapatkan kemurahan dari segi biaya tiket. Sebab ada diskon 20 persen bagi penumpang lansia.

"Lumayan sekali diskonnya. Misal tiket kereta Rp300 ribuan, nanti kenanya cuma Rp260 ribuan. Tiap perjalanan pasti ada diskon," ungkapnya.

Halaman
1234

Berita Terkini