Fakta Menarik Tentang Sragen

Asal-usul Kecamatan Sambungmacan di Sragen, Diambil dari Dua Nama Jagoan Sakti di Kampung

Penulis: Tribun Network
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEJARAH SAMBUNGMACAN - Kantor Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Minggu (20/3/2022). Beginilah asal-usul nama Kecamatan Sambungmacan di Sragen, Jaten.

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sambungmacan adalah salah satu nama kecamatan dan desa di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

 Kecamatan Sambungmacan merupakan kecamatan paling timur dan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi.

Lokasinya ada di sudut timur Kabupaten berjuluk Bumi Sukowati.

Baca juga: Asal-usul Tradisi Beli Baju Baru Jelang Lebaran untuk Bakdan di Solo, Sudah Ada Sejak Penjajahan

Apakah Tribuners tahu bagaimana asal-usul nama Kecamatan Sambungmacan?

Asal-usul Sambungmacan

Salah satu pelaku seni dan budaya Kabupaten Sragen, Karno KD pernah meneliti asal-usul nama Sambungmacan.

Dalang tertua di Sragen ini pernah melakukan riset ke sejumlah tetua kampung.

Menurut Karno, sejarah Sambungmacan berawal dari Dukuh Butuh, yang terletak di Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan.

Cerita berawal dari Pangeran Mangkubumi atau kelak bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana I, sedang berhadapan dengan tentara Belanda di Sragen.

Baca juga: Potensi Besar Royalti Hak Cipta dari Bisnis Karaoke, Dosen FH UNS Solo : Bisa Hidupi Pelaku Musik

Pangeran Mangkubumi yang hendak melawan Belanda, punya panglima perang, yakni Gusti Pangeran Jatikusumo.

Waktu itu Gusti Pangeran Jatikusumo diperintahkan untuk mencari orang sakti untuk membantu melawan penjajah Belanda.

Akhirnya, Gusti Pangeran Jatikusumo mempercayakan pemilihan prajurit perang kepada Ki Ageng Butuh, yang waktu itu sudah terkenal sebagai "orang sakti".

"Jaman itu, Pangeran Mangkubumi meminta untuk dicarikan pemuda yang bisa diajukan untuk ikut perang, badannya harus memenuhi syarat," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (20/3/2022) silam.

"Akhirnya Ki Ageng Butuh mengajukan anaknya yang bernama Joko Sambung," tambahnya.

Baca juga: 3 Fakta Kecelakaan Karambol di Sambungmacan Sragen, Sopir Avanza Hilang Konsentrasi, 7 Orang Terluka

Joko Sambung tersohor sebagai jawara yang tidak terkalahkan oleh siapapun waktu itu.

Kemudian, para pemuda yang telah dikumpulkan tersebut, termasuk Joko Sambung, ditempa untuk mengikuti perang melawan penjajah Belanda di Solo.

Bersamaan dengan itu, di bagian Sragen lain terdapat jawara kampung bernama Suro Macan.

Dirinya terkenal sering membuat onar.

"Suro Macan dan anak buahnya setiap hari suka membuat rusuh, menjarah ditempat hajatan, memperkosa wanita, dan lain-lain," tambahnya.

Baca juga: Asal Usul Lenjongan, Jajanan Pasar Khas Solo yang Konon Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Karena semakin meresahkan, Joko Sambung diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan oleh Suro Macan.

Joko Sambung datang dengan prajurit yang banyak langsung mendatangi markas Suro Macan dan akhirnya banyak anak buah Suro Macan yang tertangkap.

"Akhirnya anak buahnya laporan ke Suro Macan, dan langsung menyerbu ke tempat Ki Ageng Butuh," singkatnya.

Dari situlah terjadi konflik antara pasukan Suro Macan dengan Joko Sambung.

"Satu persatu prajurit kedua pasukan tumbang, akhirnya tinggal Suro Macan dan Joko Sambung, satu lawan satu, selama perang nggak ada yang kalah, sama-sama sakti," papar Karno KD.

Karena tidak ada yang kalah, Pangeran Jatikusumo berpikir jika kedua mati akan sangat disayangkan, karena keduanya bisa untuk memimpin perang.

Baca juga: Apa Arti Sugeng Riyadi yang Biasa Diucapkan saat Lebaran? Begini Asal-usul dan Cara Menjawabnya

"Suro Macan awalnya nggak mau ngalah,".

"Awalnya diberi banyak nasehat, tapi belum mau berhenti, akhirnya Gusti Pangeran Jatikusumo menodongkan pistol, apabila tidak menurut akan ditembaki," kata Karno.

Dari ancaman itulah akhirnya Suro Macan mau mengalah, dan kemudian patuh dan tunduk kepada Gusti Pangeran Jatikusumo.

"Anak buahmu yang masih hidup akan saya latih untuk melawan penjajah Belanda di Kartasura, pasukannya kalian pimpin berdua," kata Karno KD menirukan ucapan Pangeran Jatikusumo.

Dari gabungan nama antara dua orang sakti, yakni Joko Sambung dan Suro Macan inilah, maka di daerah itu akhirnya banyak disebut sebagai daerahnya Sambungmacan.

"Nama Sambungmacan pun masih dipakai hingga saat ini," kata Karno.

Karno KD mengaku pernah mengklarifikasi cerita tersebut kepada petugas Dinas Penerangan Kabupaten Sragen, dan cerita itu dibenarkan.

Kini, wilayah Kecamatan Sambungmacan termasuk salah satu daerah yang cukup maju, karena dilewati jalan nasional yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tak hanya itu, kini Pemkab Sragen juga berencana untuk membuat Kecamatan Sambungmacan sebagai kota mandiri.

(*)

Berita Terkini