TRIBUNSOLO.COM - Hubungan organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi belakangan tengah menjadi sorotan.
Memanasnya kedua pihak ini bermula saat Dedi Mulyadi membuat gebrakan baru dengan membentuk Satgas Pemberantasan Premanisme.
Baca juga: Hercules Lontarkan Ancaman Jika Dedi Mulyadi Tak Rangkul Ormas, 50 Ribu Orang Geruduk Gedung Sate
Kemudian kangkah tersebut mendapatkan perhatian serius dari Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander.
Kasus ini pun berbuntut, hingga kemudian Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules, ikut merasa geram dengan sikap Dedi Muladi.
Ia mengancam akan menggeruduk Gedung Sate dengan mengerahkan 50.000 anggotanya.
Dilansir dari TribunNews, berikut selengkapnya akar masalah hubungan panas antara Dedi Mulyadi dengan GRIB Jaya.
Berawal dari Satgas Pemberantasan Premanisme
Semua bermula saat Dedi Mulyadi menginstruksikan pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme di 27 daerah di Jawa Barat pada Kamis (27/3/2025) lalu.
Satgas dibentuk untuk melindungi masyarakat dari berbagai aksi premanisme yang mengintimidasi dan merugikan ekonomi. Beberapa area yang jadi fokus satgas adalah premanisme jalanan, pasar, dan industri.
"Satgas bertujuan melindungi petani, pedagang, guru, pengusaha. Semua harus dilindungi dari premanisme," ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari jabarprov.go.id.
Politikus Partai Gerindra itu menuturkan, sektor industri menjadi salah satu yang paling terdampak aksi premanisme, seperti pungli, baik kepada pengusaha maupun pekerja, serta gangguan operasional dan distribusi barang.
"Kalau ini dibiarkan akan menurunkan daya saing Jabar sebagai pusat investasi nasional dan berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan masyarakat," ujar dia.
Dedi Mulyadi meminta Satgas bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku, tidak tebang pilih, namun tetap humanis.
"Pastikan tindakan penegakan hukum berjalan adil, humanis, dan sesuai aturan tanpa tebang pilih," pesannya.
Baca juga: Hercules Klaim Bisa Kerahkan 50 Ribu Orang Kepung Gedung Sate, Sindir Dedi Mulyadi : Lupa Jasa Kami?
Berbuntut tantangan