TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Gedung Wayang Orang Sriwedari di Solo merupakan salah satu gedung pertunjukan yang secara khusus menampilkan kesenian wayang orang.
Gedung ini berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional No.15, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Jam pementasannya Senin hingga Sabtu, mulai pukul 19.00 hingga 23.00 WIB.
Baca juga: Sejarah Pabrik Gula Gondang Winangoen di Klaten Jawa Tengah, Pernah Berjaya di Abad ke-18
Wayang orang adalah salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang berkembang cukup pesat di sejumlah daerah.
Salah satu daerah yang memiliki tradisi kuat dan rutin menyelenggarakan pertunjukan wayang orang adalah Solo.
Menurut laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, pertunjukan wayang orang di Solo telah berlangsung sejak lama.
Diperkirakan, pertunjukan ini sudah rutin digelar sejak abad ke-17.
Seni pertunjukan wayang orang diciptakan oleh Kanjeng Pangeran Adipati Arya I dari Mangkunegaran pada tahun 1757-1795.
Adapun Wayang Orang Sriwedari dibentuk pada 10 Juli 1910.
Dahulu, pertunjukan sering diselenggarakan di kawasan Taman Balekambang, Taman Sriwedari, hingga pasar malam di alun-alun kidul.
Baca juga: Sejarah Candi Lawang Cepogo Boyolali, Diyakini Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Kini Tak Lagi Utuh
Menurut laman Pemkot Surakarta dijelaskan bahwa kisah Wayang Orang Sriwedari berawal pada masa pemerintahan Sampeyan Ndalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono X, raja Keraton Kasunanan Surakarta yang memerintah pada 1893-1939.
Kemudian, pada tahun 1901, Paku Buwono X memerintahkan pembangunan Taman Sriwedari sebagai tempat persinggahan bagi para bangsawan Keraton Surakarta. Taman yang berlokasi di jantung Kota Solo ini rampung dibangun pada tahun 1907.
Dalam sebuah pesta pernikahan, diselenggarakan pertunjukan seni wayang orang sebagai hiburan persembahan.
Tak disangka, Paku Buwono X sangat menikmati pertunjukan tersebut.
Sejak saat itu, beliau memerintahkan agar pagelaran wayang orang turut diselenggarakan di Taman Sriwedari yang saat itu masih tergolong baru.