Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Wonogiri

Sejarah Cabuk Wijen Kuliner Khas Wonogiri yang Mulai Langka, Konon Favorit Mendiang Tien Soeharto

Wijen hitam harus terlebih dahulu disangrai, lalu ditumbuk halus dan dicampur air hingga membentuk adonan. 

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Cabuk Wijen Hitam Khas Wonogiri 

Hasil akhirnya berbentuk mirip pepes kecil atau otak-otak dengan warna hitam pekat.

Baca juga: Cara Melamar Lowongan Pekerjaan di SPPG Wonogiri yang Diperkirakan Terbanyak di Jawa Tengah

Meski tampilannya sederhana dan kurang menarik, aroma dan rasanya begitu khas: pedas, gurih, sedikit manis, dengan sentuhan getir dari londo.

Dulu, Cabuk Wijen merupakan hidangan yang akrab di meja makan masyarakat Wonogiri.

Hampir setiap rumah bisa membuatnya, dan mudah ditemui di pasar-pasar tradisional.

Namun kini, kuliner ini kian terpinggirkan.

Proses pembuatan yang rumit, bahan baku wijen hitam yang semakin langka, serta tampilannya yang dianggap kurang menggugah selera membuat Cabuk Wijen makin jarang dibuat.

Hanya segelintir penjual di pasar Wonogiri yang masih setia mempertahankannya.

Cabuk Wijen ini biasanya disantap bersama nasi putih hangat atau nasi tiwul, cukup dengan dicolek sedikit sambalnya.

Baca juga: Daftar Makanan Khas Wonogiri yang Wajib Dicoba: Besengek, Mie Pentil hingga Cabuk Wijen

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved