Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Sukoharjo

Kuliner Sukoharjo yang Mulai Langka, Sego Guwakan Hidangan Tradisional Khas Desa Ngrombo

Sego guwakan biasanya ditemani wedang jahe, minuman tradisional yang juga populer di daerah penghasil gitar tersebut.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Instagram @boborobudur
KULINER SUKOHARJO - Sega Guwakan merupakan salah satu hidangan tradisional khas Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. 

TRIBUNSOLO.COM - Salah satu kuliner yang mulai langka di Kabupaten Sukoharjo adalah "Sego Guwakan".

Sego Guwakan merupakan salah satu hidangan tradisional khas Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Makanan ini pernah disajikan untuk menjamu para delegasi anggota G20.

Dalam penyajiannya, sego guwakan biasanya ditemani wedang jahe, minuman tradisional yang juga populer di daerah penghasil gitar tersebut.

Baca juga: Sejarah Pasar Triwindu Solo, Berdiri Sejak Tahun 1939 Diresmikan oleh KGPAA Mangkunegara VII

Meskipun namanya tidak sepopuler sego berkat dari Wonogiri, sego guwakan sudah sangat akrab di kalangan masyarakat Desa Ngrombo.

Kehadirannya lekat dengan kehidupan warga, terutama dalam berbagai acara adat maupun kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Komposisi sego guwakan cukup lengkap, terdiri dari nasi uduk, suwiran ayam, sambal kelapa bercampur tempe, gereh petek, telur ayam, serta taburan kedelai hitam goreng.

Sajian ini biasanya disuguhkan dalam takir, wadah yang terbuat dari daun pisang, sehingga menghadirkan nuansa tradisional yang kuat.

Bagi masyarakat Desa Ngrombo, sego guwakan bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari warisan budaya yang sudah ada sejak dahulu.

Konon, para leluhur menyiapkan sego guwakan ketika menjelang panen padi. Mereka membuat banyak pincuk berisi nasi ini, lalu meletakkannya di empat sudut sawah yang akan dipanen.

Tradisi tersebut mengandung makna mendalam: sego guwakan menjadi simbol ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki berupa hasil panen yang melimpah.

Baca juga: Sejarah Desa Pranan Sukoharjo Jadi Sentra Penghasil Jambu Air yang Berkualitas dan Menyegarkan

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved