Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kebakaran Pasar Wonogiri Kota

Detik-detik Kebakaran Pasar Kota Wonogiri, Pedagang Dengar Suara Ledakan di Tengah Kobaran Api

Suara ledakan keras sempat terdengar dari arah pasar saat kebakaran terjadi. Diduga suara itu berasal dari tabung gas yang meledak.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
API MENYALA - Pasar Kota Wonogiri mengalami kebakaran pada Senin (6/10/2025) dini hari. Diduga api muncul usai terjadi korsleting dari salah satu kios. Akibatnya aktivitas pasar pada hari itu lumpuh total. Ratusan kios maupun los dengan ribuan pedagang terdampak kebakaran itu. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah. 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Ratmi, salah satu pedagang sembako dan sayur di Pasar Kota Wonogiri, masih ingat jelas detik-detik mencekam saat kebakaran terjadi.

Suara “pletek” disusul kobaran api yang kian membesar. 

Suara itu disusul ledakan yang tiba-tiba memecah kesunyian dini hari. Hanya dalam hitungan detik, api menjalar cepat dan mengubah Pasar Kota Wonogiri menjadi lautan merah. 

“Kebakarannya itu tidak lama (cepat merambat). Ada suara pletek begitu, api sudah sampai ke mana-mana. Cepet banget, kan ada angin juga,” cerita Ratmi, kepada TribunSolo, Selasa (7/10/2025).

Sekitar pukul 03.00 dini hari, ia sudah berada di kiosnya yang terletak di lantai satu bagian barat.

Awalnya, Ratmi mengira hanya ada percikan kecil api. Namun tak lama, api membesar dan menyebar cepat di antara deretan kios.

Baca juga: Kesaksian Pedagang saat Kebakaran Pasar Wonogiri: Panik, Gemetaran, Tak Sempat Selamatkan Dagangan

Menurutnya, suara ledakan keras sempat terdengar dari arah pasar. Ia menduga suara itu berasal dari tabung gas yang meledak.

“Ledakan mungkin dari tabung gas,” ujarnya pelan.

Api pun semakin cepat menjalar karena kios-kios di pasar itu disekat menggunakan kayu.

Dalam kepanikan, Ratmi hanya sempat menyelamatkan dirinya. Dagangan yang setiap hari jadi sumber penghidupan—beras, minyak goreng, hingga sayuran—hangus tak bersisa.

“Panik, gemetaran. Tidak ada dagangan yang diselamatkan. Keluar lari ya hanya orangnya saja, menyelamatkan diri,” kenang Ratmi.

Ia bahkan masih ingat tubuhnya bergetar hebat saat berlari keluar pasar.

“Bawa badan saja sudah gemetaran, ngewel. Yang penting selamat,” imbuhnya.

Kini, Ratmi berjualan di lapak darurat di depan Halte Bus TransJateng. Ia tak punya pilihan lain.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved