Sekolah Rakyat di Sukoharjo

Satu Sekolah Rakyat Permanen Butuh Dana Capai Rp300 Miliar, Berapa Biaya yang Dibangun di Sukoharjo?

Satu unit sekolah diperkirakan membutuhkan biaya Rp200–300 miliar, tergantung pada luas lahan dan kebutuhan infrastruktur di tiap daerah.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
TINJAU LOKASI SEKOLAH RAKYAT - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025). Di lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pemerintah menyiapkan anggaran jumbo untuk pembangunan sekolah rakyat permanen. 

Satu unit sekolah diperkirakan membutuhkan biaya Rp200–300 miliar, tergantung pada luas lahan dan kebutuhan infrastruktur di tiap daerah.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan, estimasi tersebut sudah termasuk pembangunan seluruh fasilitas pendukung seperti ruang kelas, asrama siswa dan guru, dapur umum, laboratorium, serta sarana olahraga.

“Estimasi anggarannya disesuaikan dengan luas lahan. Kira-kira 200–300 miliar. Termasuk daerah lain di Jawa Tengah. Bulan Juli,” jelas Agus saat meninjau lahan sekolah rakyat di Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025).

TINJAU LOKASI SEKOLAH RAKYAT - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025). Di lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen.
TINJAU LOKASI SEKOLAH RAKYAT - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025). Di lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Pembangunan sekolah rakyat permanen di Sukoharjo sendiri dilakukan di atas lahan seluas 5,1 hektare di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari. Targetnya, sekolah tersebut sudah bisa beroperasi pada Juli 2026, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru.

“Mudah-mudahan tidak akan lama lagi di Sukoharjo ini akan segera dibangun sekolah permanennya, mudah-mudahan tidak ada masalah apa-apa,” ujar Agus.

Nantinya, seluruh siswa dari sekolah rakyat rintisan akan dipindahkan ke sekolah baru itu.

Sekitar seribu siswa dari jenjang SD hingga SMA akan menempuh pendidikan di sana. Setiap siswa bakal mendapatkan delapan stel seragam dan satu unit laptop.

Baca juga: Seribu Siswa Sekolah Rakyat Permanen yang Dibangun di Sukoharjo Akan Dapat Laptop Masing-masing

“Nanti siswanya jumlahnya seribu dari jenjang SD, SMP, SMA, dan tiap siswa akan mendapat seragam delapan stel. Dan masing-masing siswa juga akan mendapatkan laptop,” ungkapnya.

Meski diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu, sekolah rakyat permanen diklaim akan memiliki fasilitas sekelas sekolah unggulan.

“Walaupun sekolah ini sesuai dengan perintah presiden dikhususkan untuk saudara kita yang kurang mampu dan miskin di DT-SEN desil 1 desil 2, tetapi fasilitasnya proses belajar mengajarnya seperti sekolah unggulan,” tegasnya.

Baca juga: Sekolah Rakyat Permanen di Sukoharjo Ditargetkan Beroperasi Juli 2026, Siswa Rintisan Dipindahkan

Agus menambahkan, kebijakan tersebut merupakan langkah Presiden Prabowo Subianto untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.

“Pak Presiden dengan sekolah ini ingin memutus transmisi kemiskinan. Yang kedua ingin memuliakan rakyatnya yang masih miskin. Dan ingin membangun harapan baru yang selama ini tidak sekolah dan bisa mewujudkan apa yang mereka cita-citakan,” tuturnya.

Apa Itu Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat (SR) merupakan sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang bertujuan memberikan akses belajar kepada masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu atau tertinggal dalam sistem pendidikan formal.

Konsep Sekolah Rakyat telah ada sejak era awal kemerdekaan Indonesia dan kini kembali dihidupkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan ketimpangan pendidikan di berbagai wilayah, termasuk di daerah-daerah pelosok.

Konsep dan Sejarah Sekolah Rakyat

Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laman resmi Kementerian Sosial dan organisasi masyarakat sipil, Sekolah Rakyat bukanlah lembaga formal seperti sekolah negeri atau swasta pada umumnya.

Sebaliknya, SR adalah ruang belajar berbasis komunitas yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. 

Materi yang diajarkan bisa berupa pengetahuan dasar seperti baca tulis, berhitung (calistung), hingga pendidikan karakter, keterampilan hidup (life skills), bahkan kewirausahaan.

Konsep ini sempat populer pada masa awal kemerdekaan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, sebelum sistem pendidikan nasional terbentuk utuh.

Kini, sejumlah organisasi dan lembaga, termasuk Kemensos, kembali menggagas pendirian Sekolah Rakyat dalam rangka mendorong pembangunan manusia.

Tujuan Pendirian Sekolah Rakyat

Tujuan utama dari pendirian Sekolah Rakyat adalah untuk menjangkau kelompok rentan yang kesulitan mengakses pendidikan formal.

Sekolah Rakyat menjadi solusi atas keterbatasan akses, biaya, dan kualitas pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Beberapa tujuan spesifik dari Sekolah Rakyat antara lain:

  • Meningkatkan literasi dasar: Memberikan pengajaran membaca, menulis, dan berhitung bagi anak-anak maupun orang dewasa yang belum menguasainya.
  • Menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian: Melalui pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman dan praktik langsung.
  • Mencegah anak putus sekolah: Dengan memberikan wadah alternatif bagi anak-anak yang keluar dari sekolah formal karena alasan ekonomi atau sosial.
  • Mendorong pemberdayaan masyarakat: Sekolah Rakyat juga berperan dalam membangun kesadaran kritis warga terhadap hak-hak mereka, serta meningkatkan partisipasi dalam pembangunan lokal.

(*)

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved