Gelar Pahlawan Soeharto

Dari Pekalongan ke Karanganyar, Pensiunan ASN Ini Pilih Ziarah ke Makam Soeharto daripada Liburan

Rombongan berjumlah 17 orang itu datang secara khusus ke kompleks makam keluarga Soeharto di Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
ZIARAH MAKAM SOEHARTO - Aji Surya Sumanto (61), salah satu peziarah Astana Giribangun Karanganyar yang merupakan pensiunan ASN dari Kabupaten Pekalongan, Senin (10/11/2025). Belasan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Kabupaten Pekalongan diketahui berziarah ke Astana Giribangun dan bertepatan dengan penetapan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Belasan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Kabupaten Pekalongan berziarah ke Astana Giribangun, Karanganyar, Senin (10/11/2025).

Ziarah mereka bertepatan dengan penetapan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.

Rombongan berjumlah 17 orang itu datang secara khusus ke kompleks makam keluarga Soeharto di Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih.

Baca juga: PERTAMA KALI Upacara Hari Pahlawan Digelar di Astana Giribangun Karanganyar: saat Penobatan Soeharto

“Kami dari rombongan Pekalongan dan kami pensiunan ASN, dan kami sudah merencanakan ini (datang ziarah ke Astana Giribangun),” ujar Aji Surya Sumanto (61), salah satu perwakilan peziarah, kepada TribunSolo, Senin (10/11/2025).

Aji mengaku bersyukur atas penobatan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto.

Ia menilai kebijakan Soeharto selama 32 tahun kepemimpinan membuat rakyat hidup lebih sejahtera.

Baca juga: KESAKSIAN Juru Kunci Astana Giribangun Karanganyar, Keluarga Soeharto Tak Ada Arahan Menggelar Acara

“Alhamdulillah melalui Presiden Prabowo Subianto, Pak Harto diberikan pahlawan nasional ini sekaligus mangayubagyo dengan datang ke makam Astana Giribangun. Alhamdulillah juga ketika kami mengabdi negara pada posisi Pak Harto sebagai presiden selama 32 tahun kami merasakan sejahtera betul,” katanya.

Setelah berziarah di Astana Giribangun, rombongan melanjutkan perjalanan ke Grojogan Sewu, Tawangmangu, sebagai bagian dari kunjungan mereka di Karanganyar.

Makam Keluarga dari Soeharto

Astana Giribangun merupakan salah satu destinasi wisata religi di Karanganyar yang terkenal adalah 

Astana Giribangun yang berlokasi di Matesih Karanganyar ini merupakan kompleks makam keluarga Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.

Berlokasi di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 660 mdpl, kompleks makam ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4,3 hektar di Bukit Ngaglik, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih. 

Makam ini sekitar 30 kilometer atau sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Solo.

Suasana sejuk khas pegunungan berpadu dengan pemandangan hijau yang indah membuat kawasan ini terasa damai dan khidmat.

Sebelum berdiri Astana Giribangun, area ini merupakan kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran bernama Astana Mangadeg.

Pada tahun 1974, Presiden Soeharto memutuskan membangun Astana Giribangun sebagai tempat peristirahatan keluarga Cendana.

Baca juga: Pro Kontra Gelar Pahlawan Nasional Soeharto : Penolakan PCNU Karanganyar hingga Dukungan Jokowi

Keluarga Soeharto disebut Keluarga Cendana karena rumah kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi asal penamaan tersebut.

Pada Jumat Wage, 23 Juli 1976, kompleks makam keluarga Cendana ini diresmikan.

Astana Giribangun terdiri dari tiga cungkup utama:

Cungkup Argosari: cungkup paling utama, tempat dimakamkannya Presiden Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah (Tien Soeharto). Di sini pula dimakamkan orang tua Siti Hartinah, pasangan Soemarharjomo, keturunan Mangkunagoro III.

Baca juga: Ada Bekas Kamar Bung Karno di Loji Gandrung Rumah Dinas Wali Kota Solo, Konon Ada Kisah Mistisnya

Cungkup Argokembang: diperuntukkan bagi para pengurus pleno dan seksi Yayasan Mangadeg.

Cungkup Argotuwuh: menjadi tempat peristirahatan bagi pengurus Yayasan Mangadeg maupun keluarga besar Mangkunegaran.

Kini, Astana Giribangun tidak hanya berfungsi sebagai makam keluarga Cendana, tetapi juga menjadi destinasi wisata religi.

Ribuan peziarah dari berbagai penjuru Indonesia datang setiap hari, baik untuk mendoakan maupun sekadar menelusuri jejak sejarah Soeharto, tokoh yang penuh kontroversi dalam perjalanan bangsa.

Akses menuju Astana Giribangun cukup mudah.

Pengunjung bisa menempuh jalur Solo–Tawangmangu dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kompleks ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved