Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Aksi Solidaritas Ojol

Pengakuan Pemuda Asal Karanganyar, Sampai Gendengan Solo Dipanggil Lalu Ditangkap Polisi

Seorang pemuda di Solo mengaku hanya sebagai penonton saat demonstrasi ricuh. Namun, dia malah ikut ditangkap polisi.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
KESAKSIAN. Heri, Warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar yang dilepas usai diamankan anggota Polresta Solo karena diduga melakukan tindakan pengrusakan fasilitas umum (fasum) di wilayah Kota Solo, Minggu (31/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang pemuda asal Karanganyar ditangkap polisi pada Minggu (31/8/2025).

Adalah Heri, warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar yang berjarak 9,4 km dari Solo

Heri mengaku, saat itu dirinya tidak ikut demonstrasi. 

Dia hanya melihat kondisi demostrasi di Kota Solo saja. 

Ketika itu dia posisinya bersama dengan gerombolan dengan massa lainnya. 

Baca juga: Penyesalan Pemuda Asal Boyolali : Pamit Nongkrong Ngopi Lalu Lihat Demo, Berakhir Diangkut Polisi

"Yang penting jangan terpicu dengan orang bergerombol kalau tidak ingin diamankan, Soalnya masalahnya sudah selesai DPRD sudah terbakar tapi masih ada demo lagi," kata Heri.

Heri mengatakan saat tiba di lokasi kejadian atau di DPRD Kota Solo, kondisi lokasi sudah ada tembakan gas air mata.

Saat itu, dia mengaku memilih kembali pulang. 

Namun, sampai di simpang Gendengan, Kota Solo dia dipanggil polisi lalu ditangkap.

"Datang sudah ada tembak gas air mata di jalan, ketika mundur dan kemudian pulang sampai bangjo Gendengan kita dipanggil dan ditangkap oleh bapak polisi," ungkap Heri.

Warga Boyolali Juga Ditangkap

Demonstrasi di Solo membawa banyak cerita. 

Salah satunya untuk Sri (43) warga Kecamatan Banyudono, Boyolali yang jaraknya 19,0 km dari Solo

Sri mengaku kaget saat mendapat kabar anaknya diamankan polisi. 

Anaknya bernama Algam (22). 

Sri mengatakan, anaknya semula pulang dari acara Pengging Fair.

Sesampainya di rumah, ia pamit keluar untuk bertemu teman.

"Dia mengaku diajak keluar ngopi di pinggir jalan," kata Sri kepada awak media, Minggu (31/8/2025).

Sri menuturkan, anaknya dihampiri oleh teman-temannya sekitar pukul 03.00 WIB dan diajak nongkrong sebentar di pinggir jalan.

"Anak saya awalnya pulang dari Pengging Fair, terus dia sudah pulang, tapi dia diampiri temannya nongkrong pinggir jalan lihat demo sebentar," ungkapnya.

Ia baru mengetahui anaknya diamankan polisi sekitar pukul 09.00 WIB.

Informasi itu disampaikan oleh anaknya yang lain saat menyusul dirinya di tempat kerja.

Baca juga: Prabowo Tuding Indonesia Gelap Didanai Koruptor, Bivitri Susanti Ingatkan Demonstrasi Hal Biasa

"Ini baru kabar jam 9 pagi, dadi anak saya yang satunya, saat itu dia menyusul saya di tempat bekerja dan bilang Algam (anaknya) ditahan polisi, dan setelah kejadian ini saya sudah bilangi jangan diulangi perbuatannya lagi," ujar Sri.

Sementara itu, Algam sendiri mengaku hanya ingin nongkrong dan melihat aksi demonstrasi.

Ia menyatakan penyesalan atas kejadian tersebut.

"Saya mau nongkrong mau lihat demo, saya diajak temen-temen dan mengaku menyesal dan tak mau ulangi lagi," ungkap Algam.

Sebelumnya, ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Kota Solo menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas mobil rantis milik Brimob pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta.

Aksi dimulai pukul 13.00 WIB, saat para driver ojol berkumpul di Plaza Stadion Manahan Solo.

Affan Kurniawan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) berusia 21 tahun yang meninggal dunia pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

Saat itu, Affan sedang mengantar pesanan makanan dan tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar Gedung DPR RI.

Ketika kericuhan terjadi dan aparat mulai membubarkan massa, sebuah kendaraan barracuda melaju cepat di tengah kerumunan dan menabrak dua pengemudi ojol Affan dan Moh Umar Amarudin.

Affan tewas di tempat, sementara Umar mengalami luka serius.

Aksi solidaritas meluas hingga menimbulkan kerusakan di beberapa lokasi di kota Solo, termasuk kawasan Gladak dan gedung DPRD Solo(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved