Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Solo

Kenapa Ada Jalur Kereta Api di Tengah Kota Solo? Dibangun 1 Abad Lebih Lalu, Punya Mitos Terkenal

Rel kereta api aktif ini membelah jalan utama kota di Jalan Slamet Riyadi, kawasan Purwosari, Kecamatan Laweyan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunnews.com
KERETA MELINTAS - Rail Bus Bathara Kresna di Jl Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Beginilah sejarah dibangunnya rel kereta api di tengah kota di Solo. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kota Solo, Jawa Tengah, memiliki banyak keunikan yang tak dimiliki daerah lainnya.

Salah satunya adalah rel yang ada di pinggir jalan utama, tepatnya Jalan Slamet Riyadi.

Rel kereta api aktif ini membelah jalan utama kota di Jalan Slamet Riyadi, kawasan Purwosari, Kecamatan Laweyan.

Baca juga: Sejarah Tradisi Sinoman di Solo Raya : Cara Menyajikan Makanan dan Minuman yang Ada Sejak Abad ke-14

Rel Kereta Api di Jalan Slamet Riyadi: Satu-satunya di Indonesia

Berbeda dengan jalur kereta api pada umumnya yang dibangun terpisah dari jalan umum, rel ini justru berada tepat di sisi jalan raya dan masih aktif dilewati kereta.

Rel ini menghubungkan Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota, dengan panjang sekitar 5,6 kilometer.

Yang lebih menarik, kereta yang lewat berbagi ruang dengan kendaraan lain seperti mobil, motor, bahkan pejalan kaki.

Saat kereta melintas, lalu lintas seolah berhenti sejenak, menciptakan pemandangan yang unik dan kerap menjadi objek foto para wisatawan.

Baca juga: Kenapa Boyolali Identik dengan Kuliner Soto? Ternyata Ini Sejarahnya, yang Asli Berkuah Bening

Jejak Sejarah Sejak Zaman Kolonial

Rel ini dibangun oleh perusahaan Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada tahun 1922, dan sebagian besar pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Paku Buwono (PB) X, Raja Kasunanan Surakarta (1893–1939).

Bagi warga Solo, masa PB X adalah era pembangunan revolusioner.

Banyak infrastruktur modern dibangun untuk memperkuat Solo sebagai pusat perniagaan dan penghubung ke wilayah sekitarnya seperti Klaten, Wonogiri, dan Boyolali.

Tampak Kereta Api Uap atau Sepur Kluthuk Jaladara melaju di antara masyarakat Car Free Day Solo, Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (16/4/2017) pagi.
KERETA MELINTAS - Tampak Kereta Api Uap atau Sepur Kluthuk Jaladara melaju di antara masyarakat Car Free Day Solo, Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (16/4/2017) pagi. (TRIBUNSOLO.COM)

Revitalisasi Rel & Kereta yang Masih Beroperasi

Meski sempat muncul wacana untuk menghilangkan rel ini karena alasan keselamatan, Pemerintah Kota Solo memilih untuk merawat dan menghidupkan kembali jalur ini melalui revitalisasi pada tahun 2009–2010.

Kini ada dua kereta yang masih aktif melintasi rel di tengah kota ini:

  • Kereta Api Bathara Kresna (Solo–Wonogiri PP) yang melintas empat kali sehari.
  • Kereta Wisata Sepur Kluthuk Jaladara, sebuah kereta uap kuno yang dijalankan khusus untuk wisata.
Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved