Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Opor Ayam Khas Solo: Konon Merupakan Kuliner Akulturasi India, Jawa, dan Arab

Namun, sejumlah sejarawan kuliner menyebutkan bahwa opor ayam merupakan hasil akulturasi kuliner dari India, Arab, dan Jawa.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
sajiansedap.grid.id
SEJARAH KULINER LEGENDARIS - Menu Opor Ayam Bumbu Jinten. Beginilah asal-usul opor ayam khas Solo yang punya sejarah menarik. 

Opor putih ini bahkan menjadi bagian dari tradisi Cap Go Meh di kalangan masyarakat Jawa-Tionghoa.

Baca juga: Sejarah Jadah Blondo, Kuliner Legendaris Solo yang Dulu jadi Sajian Khas Pernikahan Adat Jawa

Bumbu dan Cita Rasa yang Lebih Sederhana

Jika dibandingkan dengan kari India atau gulai Sumatera, bumbu opor ayam tergolong sederhana.

Bumbu dasar opor terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, jahe, jintan, dan adas.

Semua bumbu dihaluskan, ditumis sebentar, lalu disiram dengan santan. Hasilnya adalah kuah gurih beraroma lembut yang khas dan tidak menyengat.

Perkembangan resep juga membuat opor ayam terbagi menjadi dua jenis utama: opor kuning (dengan kunyit) dan opor putih (tanpa kunyit).

Awalnya, daging yang digunakan bisa berupa sapi, kambing, atau bebek. Namun, karena faktor harga dan selera masyarakat, akhirnya daging ayam menjadi pilihan utama yang paling populer.

Ciri Khas Opor Solo: Ada Bubuk Kedelainya

Di tanah Jawa, khususnya Kota Solo, opor ayam memiliki bentuk khas yang disebut lontong opor bubuk del

. Hidangan ini terdiri dari potongan lontong yang disiram kuah opor ayam kampung, dilengkapi sambal goreng kerni (daging sapi atau ayam cincang berbentuk bulatan kecil), serta taburan bubuk kedelai putih (dele) di atasnya.

Taburan bubuk kedelai inilah yang menjadi ciri khas opor Solo.

Rasanya gurih dan menambah kekentalan kuah.

Tak jarang, sajian ini juga dilengkapi telur pindang sebagai pelengkap, menjadikannya hidangan yang istimewa dan khas saat Lebaran di daerah tersebut.

Opor ayam tidak pernah hadir sendirian di meja makan Lebaran.

Ada beberapa hidangan pendamping yang sudah menjadi tradisi turun-temurun, di antaranya:

  • Ketupat, simbol “mengaku lepat” (mengaku salah) dalam budaya Jawa yang dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga, menjadi pelengkap utama opor ayam.
  • Rendang, kuliner khas Minangkabau, menjadi pelengkap dengan cita rasa daging yang kaya rempah.
  • Sambal goreng kentang ati, dengan rasa pedas gurihnya, menjadi teman yang sempurna untuk melengkapi sajian ketupat dan opor ayam.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved