Raja Keraton Solo Meninggal Dunia

Kori Kamandungan Kidul: Dilewati PB XIII Sebelum Dimakamkan, Dilarang Dilewati Raja Saat Masih Hidup

KPH Eddy Wirabhumi menambahkan, seluruh kompleks keraton mencerminkan proses kehidupan manusia dari kelahiran hingga kematian.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Google Maps Kori Kamandungan Kidul
Kori Kamandungan Kidul - Karaton Surakarta Hadiningrat berlokasi di Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 

"Kalau dulu kita mengajarkan kepada masyarakat, depan itu tempat untuk belajar kebudayaan keraton. Kalau kita kembali ke falsafah yang disampaikan PB X, keraton jangan hanya dilihat wujud fisiknya. Tapi juga makna sinandinya. Mengajarkan kehidupan manusia sejak dilahirkan sampai meninggal,” tutur KPH Eddy Wirabhumi.

Prosesi akan diawali dengan brobosan yang dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB.

Setelah itu, peti jenazah akan diusung dari tempat persemayaman menuju Bangsal Magangan untuk dipindahkan ke kereta jenazah.

Kereta jenazah akan ditarik oleh delapan ekor kuda, diiringi oleh sejumlah prajurit keraton.

Di belakangnya, tiga kereta tambahan akan membawa pernak-pernik atau ampilan, termasuk udik-udik yang nantinya akan disebar.

Baca juga: Kesaksian Kusir yang Membawa Kereta Jenazah Pakubuwono XIII : Terpaksa Tak Puasa Karena Waktu Mepet

Kereta pertama ditarik oleh empat ekor kuda, dan dua kereta berikutnya masing-masing ditarik oleh dua ekor kuda.

"Masih ada brobosan di sebelah selatan tempat disemayamkan. Ke Magangan dipindah ke kereta jenazah. Bersama iring-iringan tiga kereta yang lain termasuk prajurit dan seterusnya kelengkapan upacara berjalan ke selatan,"

"Sitinggil Selatan ada gamelan upacara dibunyikan. Jalan tengah alun-alun sampai Perempatan Gading ke barat. Perempatan Gemblegan ke utara, Slamet Riyadi ke kiri sampai Loji Gandrung masuk untuk dipindahkan ke mobil jenazah,” jelas KPH Eddy Wirabhumi.

Iring-iringan akan bergerak dari Bangsal Magangan menuju Alun-Alun Kidul, lalu ke barat melewati Perempatan Gading.

Dari sana, perjalanan dilanjutkan ke utara menuju Perempatan Gemblegan, kemudian ke arah Nonongan hingga mencapai Jalan Slamet Riyadi.

Rombongan akan berbelok ke barat menuju Loji Gandrung, tempat jenazah akan dipindahkan ke mobil jenazah untuk prosesi selanjutnya.

(*)

 

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved