Hari Pahlawan

Sosok Dr. Supomo, Pahlawan Nasional Penyusun UUD 1945, Dimakamkan di Antara Keturunan PB X di Solo

Solo ternyata meyimpan cerita sejarah, sosok penyusun UUD 1945 dimakamkan di Pemakaman Hastono Yosoroto.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
BERJASA. Pahlawan Nasional Dr. Supomo saat ini dimakamkan di Pemakaman Hastono Yosoroto di antara keturunan Pakubuwono X. Ini di Pemakaman Hastono Yosoroto. 
Ringkasan Berita:
  • Pahlawan Nasional Dr. Supomo dimakamkan di Pemakaman Hastono Yosoroto bersama istrinya, BRAy Kooshartati Supomo Ario Mataram, yang merupakan keturunan Pakubuwono X.
  • Gelar Kanjeng Pangeran Ario Supomo diberikan secara anumerta oleh Sinuhun Pakubuwono XIII pada 2005.
  • Makam Supomo masih sering dikunjungi pelajar dan masyarakat, sementara perawatannya dilakukan oleh keluarga serta juru kunci turun-temurun selama empat generasi.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pahlawan Nasional Dr. Supomo saat ini dimakamkan di Pemakaman Hastono Yosoroto, di antara keturunan Pakubuwono X.

Pemakaman ini terletak di Kampung Yosoroto, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo

Supomo diketahui merupakan tokoh penyusun UUD 1945. 

Baca juga: Titah Raja Mutlak! GKR Timoer : Pengangkatan Permaisuri PB XIII Keraton Solo Tak Bisa Diganggu Gugat

Dia juga merupakan suami dari BRAy Kooshartati Supomo Ario Mataram.

Tertulis pula di makam tersebut gelar yang disandang, yakni Kanjeng Pangeran (KP) Ario Supomo.

Gelar Diberikan PB XIII

Gelar ini diberikan jauh setelah Supomo wafat, yakni oleh Sinuhun Pakubuwono XIII pada tahun 2005.

Juru kunci Siti Daliyah (69) mengungkapkan, Supomo memang dimakamkan bersama istrinya yang merupakan putri GKR Alit, putri sulung dari Sinuhun Pakubuwono X.

“Ikut istri,” ungkapnya saat ditemui, Senin (10/11/2025).

Ia dimakamkan satu baris dengan para keturunan GKR Alit.

“Tunggal kandung putra Alit semua,” jelasnya.

Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi saat duduk di singgasana di tengah-tengah acara Dalem Jumenengan, Kamis (12/4/2018).
Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi saat duduk di singgasana di tengah-tengah acara Dalem Jumenengan, Kamis (12/4/2018). (Dok.TribunSolo.com)

Makam ini masih sering dikunjungi pelajar hingga masyarakat umum karena keberadaan makam pahlawan nasional tersebut. Anak dan cucunya juga masih sering berkunjung dan merawat makam.

“Biasanya anak sekolah, mahasiswa. Banyak pendatang dari jauh-jauh. Keluarga rajin. Putranya tinggal satu, sudah sepuh. Sekarang cucu-cucu yang merawat,” tuturnya.

Ia sendiri sudah 35 tahun menjadi juru kunci makam. Ia merupakan generasi keempat dari garis keturunan kakek buyutnya yang merupakan abdi dalem Sinuhun Pakubuwono X.

“Sudah 35 tahun. Anak saya masih dalam kandungan sudah ikut jaga. Sekarang anak saya sudah 34 tahun. Ini turunan. Mbah buyut ikut Sinuhun, lalu simbah, bapak, saya turun empat generasi,” jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved