Hari Pahlawan
Kapolresta Solo Ajak Warga Solo Terapkan Semangat Pahlawan di Kehidupan Sehari-hari
Kombes Pol Ribut Hari Wibowo menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Kota Solo di Halaman Balai Kota Solo, Sabtu pagi.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kapolresta Solo Kombes Pol Ribut Hari Wibowo menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Kota Solo di Halaman Balai Kota Solo, Sabtu (10/11/2018) pagi.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak warga Solo agar menerapkan semangat pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
"Peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara namun harus sarat makna, bukan hanya sebagai prosesi namun substansi setiap peringatan Hari Pahlawan harus dapat menggali dan memunculkan semangat baru dalam implementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari," kata Ribut saat memberikan amanat dalam upacara Hari Pahlawan di Solo, Sabtu (10/11/2018).
Ia berharap seluruh rangkaian peringatan Hari Pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru mewarisi nilai kejuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia.
• Kapolresta Kombes Pol Ribut Hari Wibowo Jadi Inspektur Upacara Hari Pahlawan di Solo
"Tema Hari Pahlawan yakni “Semangat Pahlawan di Dadaku" mengandung makna sesuai fitrahnya dalam diri setiap insan tertanam nilai-nilai kepahlawanan," ucap Kapolresta.
"Oleh karenanya siapapun dapat menjadi pahlawan, setiap warga negara lndonesia tanpa kecuali dapat berinisiatif mengabdikan hal yang bermanfaat untuk kemashlahatan diri, lingkungan sekitar, bagi bangsa dan negara," imbuh dia.
Peringatan Hari Pahlawan harus melahirkan ide dan gagasan mentransformasikan semangat pahlawan menjadi keuletan dalam melaksanakan pembangunan.
Upacara tersebut diikuti oleh perwakilan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Solo, TNI/Polri dan beberapa elemen organisasi massa lain.
• Usai Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional, Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Cikutra Bandung
Upacara diawali dengan persembahan tari tradisional yang dibawakan olej murid SMPN 4 Solo.
Tarian tersebut berjudul Tari Ampak-Ampak Gunung Kendil yang menceritakan perjuangan di Kota Solo.
“Tari itu merupakan gambaran dari bersatunya rakyat untuk melawan penjajahan ,” ujar Esti Andrini Kasi Kesenian dan Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan.(*)
