Jumenengan Keraton Solo

Kuda Kereta Kencana Kirab Jumenengan PB XIV di Solo Ternyata Kuda Sewaan, Disewa dari Warga

Ada kisah yang jarang terdengar, kuda-kuda gagah penarik kereta kencana itu ternyata bukan milik keraton, melainkan disewa dari masyarakat.

|
Tribunsolo.com/Zharfan Muhana
KUDA SEWAAN - Seorang petugas berseragam merah menata perlengkapan pada kuda penarik kereta kencana sebelum Kirab Jumenengan Raja Keraton Solo Pakubuwono XIV di Solo, Jawa Tengah, dimulai, Sabtu (15/11/2025). Kuda-kuda yang tampil megah ini ternyata milik warga dan disewa khusus untuk memeriahkan prosesi kerajaan. 
Ringkasan Berita:
  • Kuda penarik kereta kencana dalam Kirab Raja Solo ternyata disewa dari warga, salah satunya milik Toma dari Sor Talok Stable.
  • Toma membawa sekitar 12–13 kuda jenis lokal peranakan yang biasa dipakai latihan dan wisata, tanpa perawatan khusus menjelang kirab.
  • Tarif sewa kuda bervariasi mulai Rp2,5 juta, namun untuk kirab keraton dikelola oleh paguyuban.

 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di balik megahnya Jumenengan Kirab Raja Keraton Solo Pakubuwono XIV, ada kisah yang jarang terdengar: kuda-kuda gagah penarik kereta kencana itu ternyata bukan milik keraton, melainkan disewa dari masyarakat.

Pagi itu, halaman keraton dipenuhi denting logam dan derap pelan kaki kuda.

Seorang pria berseragam merah mencolok. Topinya senada, bertepi putih. Dia tampak sibuk menata tali kekang pada seekor kuda cokelat berwajah teduh. 

Hiasan emas pada pelana memantulkan cahaya, sementara telinga kuda itu bergerak-gerak gelisah mendengar hiruk pikuk persiapan kirab.

JELANG KIRAB - Suasana jelang kirab kenaikan tahta Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono XIV Hamengkunegoro, Sabtu (15/11/2025) pagi. Sejumlah kereta kencana yang akan digunakan dalam kirab sudah dipersiapkan oleh para abdi dalem.
JELANG KIRAB - Suasana jelang kirab kenaikan tahta Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono XIV Hamengkunegoro, Sabtu (15/11/2025) pagi. Sejumlah kereta kencana yang akan digunakan dalam kirab sudah dipersiapkan oleh para abdi dalem. (TribunSolo.com/ Zharfan Muhana)

Salah satu pemilik kuda yang disewa adalah Toma, dari Sor Talok Stable Sukoharjo.

Dari balik kerumunan para abdi dalem dan petugas kirab, Toma bercerita bahwa belasan kudanya ikut ambil bagian dalam kirab Raja Solo tahun ini.

"Tadi kalau enggak salah 12 atau 13 (kuda yang ia bawa)," ujar Toma, kepada TribunSolo.com, Sabtu (15/11/2025).

Kuda-kuda lokal peranakan, yang ia sebut sebagai jenis KP (kuda pacu), biasanya menjalani hari-hari mereka dengan lebih santai. 

Baca juga: Suksesi Keraton Solo Makin Panas, Adik PB XIII Benowo Tegaskan Putra Tertua Tidak Otomatis Jadi Raja

Ada yang dipakai latihan berkuda, ada pula yang menjadi kuda wisata saat akhir pekan.

Usia kuda yang ia bawa kali ini rata-rata sekitar tujuh tahun, usia yang ideal untuk tetap bertenaga namun cukup tenang menghadapi keramaian.

Beberapa kali Toma diminta menyewa kuda oleh Keraton Solo untuk berbagai acara.

"Sering (disewa Keraton), kemarin kan juga pakai ini juga pemakaman kemarin. Terus kalau jumeneng itu juga pakai," ucapnya.

Meski tampil megah dalam kirab, kuda-kuda itu ternyata tak menjalani perlakuan khusus.

"Enggak (tidak ada treatment)enggak terlalu khusus, cuma biasa kayak di dirawat-rawat," paparnya.

Baca juga: Mengejutkan! Kirab Bukan Ritual Wajib Jumenengan PB XIV di Solo, Bisa Tak Digelar Jika Kurang Dana

Selain untuk kirab kerajaan, permintaan sewa kuda datang dari berbagai acara. Mulai dari hajatan pernikahan hingga perayaan tertentu. Tarifnya pun bervariasi.

"Dua setengah juta (Rp2,5 juta biaya sewa), kalau luar kota ya tergantung mana dulu. Nanti transport-nya kan kita juga pakai akomodasi truk juga," jelasnya.

Namun soal berapa tarif sewa yang dipatok untuk kirab kali ini, Toma memilih tidak menjelaskan.

"Kalau itu kurang tahu sih, itu sudah dia ada yang ngurus ya. Karena ikut apa Paguyuban," kata Toma.

"Cuman ikut memeriahkan. Jadi enggak masalah," tambahnya.

Sambil menunggu kirab dimulai, beberapa kuda tampak mengibaskan ekor, sementara yang lain menunduk tenang.

Dua kuda di barisan depan—yang menarik paling dekat dengan kereta kencana berhias ornamen emas—memiliki nama unik: Lupi dan Klara.

Di tengah hiruk pikuk tradisi dan kemegahan, kisah kuda-kuda sewaan ini menjadi pengingat bahwa kerja sama masyarakatlah yang menjaga budaya tetap hidup dan berjalan anggun di jalanan Kota Solo.


 
 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved