Sering Diremehkan, Jurnalis Cantik Asal Amerika Ini Tetap Teguh Memakai Hijab
Kalimat yang paling menyakitkan adalah sebuah komentar yang menyatakan merasa malu karena memiliki jurnalis muslim berhijab di kota mereka.
Penulis: Galuh Palupi Swastyastu | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Ia ingin berbagi pengalaman mengikuti diskusi panel dengan para pembacanya.
Namun apa yang dia dapat dalam acara tersebut justru penghinaan yang melukai harga diri dan hatinya.
Tidak sampai disitu, Heba bertutur dalam kolomnya, para panelis dalam acara tersebut melemparkan kata Islamist secara berulang-ulang seolah-olah itu kata-kata biasa.
Dianggap Sosok Menakutkan
Seorang peserta bahkan dengan terang-terangan bertanya pada Heba, bukankah dia merasa terasing di acara itu?
"Bagian terburuknya adalah cara delegasi memandangku, seolah-olah aku adalah sesuatu menakutkan ketika aku mendekati mereka," imbuh Heba.
Netizen di Media Sosial
Bukan hanya itu, Heba juga mendapat penghinaan di akun media sosialnya.
Kalimat yang paling menyakitkan adalah sebuah komentar yang menyatakan merasa malu karena memiliki jurnalis muslim berhijab di kota mereka.
Namun sejumlah komentar menyakitkan tersebut kini telah dihapus.
Kukuh Pendirian
Meskipun mendapat banyak cobaan dan penghinaan, tak menyurutkan niat gadis muda dan cantik ini untuk terus menggunakan hijab.
Heba juga mengatakan akan tetap mengejar cita-citanya menjadi seorang reporter.
Ia tetap menjalankan profesinya dengan gigih tanpa merasa takut sedikitpun.
Sejak kecil ia memang selalu bercita-cita menjadi seorang reporter terkenal.
Heba berprinsip tak ada satu pun 'sebab' yang bisa menghalangi cita-cita mulianya itu. (*)