Sekolah Rakyat Sragen

Terungkap, dari Total 50 Siswa, 45 Siswa Sekolah Rakyat di Sragen Merupakan Anak Putus Sekolah

Mayoritas siswa sekolah rakyat di Sragen adalah anak putus sekolah. Mereka sudah mulai bersekolah di sekolah tersebut.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
MAKAN BERSAMA. Pembukaan MPLS di Sekolah Rakyat Terintegrasi 78 Sragen, Senin (10/11/2025). Para siswa terlihat sedang makan siang. 

Ringkasan Berita:
  • Sebanyak 50 siswa mulai belajar di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen yang diresmikan Bupati Sigit Pamungkas dan Wabup Suroto pada Senin (10/11/2025).
  • Sebagian besar siswa merupakan anak putus sekolah, difasilitasi negara dengan asrama, seragam, makan tiga kali sehari, dan bimbingan 11 guru.
  • Sigit berharap sekolah ini melahirkan generasi hebat dari anak-anak kurang mampu di Sragen.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sebanyak 50 siswa mulai bersekolah di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen sejak Senin (10/11/2025).

Untuk memulai kegiatan belajar, para siswa mengikuti program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dibuka oleh Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, dan Wakil Bupati Sragen, Suroto.

Gedung SRT 78 Sragen menempati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sragen.

Terdapat dua jenjang pendidikan di SRT 78 Sragen, yakni jenjang SMP dan SMA.

Baca juga: Gedung Sekolah Rakyat Sragen Sudah Rampung Direnovasi, Ada 50 Siswa yang Bakal Ikuti MPLS Senin Esok

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Yuniarti, mengatakan sebagian besar siswa SRT 78 Sragen merupakan anak putus sekolah.

"Kami menyelenggarakan pendidikan satu rombel SMP dan satu rombel SMA, masing-masing berisi 25 siswa. Dari total 50 siswa tersebut, 45 merupakan anak-anak yang putus sekolah, dan lima lainnya rentan putus sekolah," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (10/11/2025).

Ia melanjutkan, fasilitas bagi para siswa dalam proses pembelajaran telah disediakan oleh negara, termasuk seragam dan fasilitas asrama.

Kebutuhan makan para siswa juga telah terjamin.

Dapat Camilan 2 Kali Sehari

Setiap siswa mendapat tiga kali makan dan dua kali camilan setiap hari.

"Anak-anak akan dibimbing seorang kepala sekolah dan 11 guru yang mengampu berbagai mata pelajaran. Selain itu, ada tenaga pendidik lain seperti wali asrama, petugas keamanan, cleaning service, hingga juru masak," terangnya.

Di SRT 78 Sragen terdapat berbagai fasilitas, meliputi asrama siswa putra dan putri, asrama guru, dua ruang kelas, ruang guru, laboratorium komputer, laboratorium IPA, ruang makan, perpustakaan, musala, ruang jenguk siswa, hingga lapangan olahraga.

Diketahui, satu asrama putra dihuni sembilan siswa, sedangkan satu asrama putri dihuni tujuh siswi.

SEKOLAH RAKYAT SRAGEN - Petugas pendamping PKH, berserta Plt Camat Gondang dan Kepala Desa Tegalrejo mendatangi rumah salah satu anak putus sekolah untuk ditawari masuk Sekolah Rakyat.
SEKOLAH RAKYAT SRAGEN - Petugas pendamping PKH, berserta Plt Camat Gondang dan Kepala Desa Tegalrejo mendatangi rumah salah satu anak putus sekolah untuk ditawari masuk Sekolah Rakyat. (TRIBUNSOLO.COM/SEPTIANA AYU LESTARI)

Fasilitas pendukung pembelajaran telah ditinjau langsung oleh Bupati Sragen.

"Fasilitasnya sangat bagus, melampaui ekspektasi kita, karena banyak sekolah umum kondisinya tidak sebagus ini," ujarnya.

Dengan adanya Sekolah Rakyat ini, Sigit berharap program tersebut dapat melahirkan generasi penerus yang hebat ke depannya.

"Harapan kita, anak-anak didik di Sekolah Rakyat ini bisa betah dan belajar dengan baik. Kepada guru-guru, kami harap bisa mendidik dengan cara terbaik, sehingga kelak anak-anak yang kurang mampu bisa tumbuh menjadi generasi hebat di masa depan," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved