Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kegigihan Anak di Solo

Kisah Jipi Bocah 10 Tahun Penjual Rujak Lotis di Solo, Gigih Berjualan Demi Bantu Keuangan Keluarga

Kisah Jipi Ardiansyah yang membantu orangtuanya berjualan rujak lotis viral di media sosial.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TribunSolo.com/Adi Surya
Jipi Ardiansyah (kiri) menjual lotis kepada seorang penjaga kios handphone di Matahari Singosaren, Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Solo, Sebtu (5/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kisah bocah berperawakan gempal bernama Jipi Ardiansyah (10) yang gigih membantu ibunya, Nunuk Kustinah (52) berjualan lotis di daerah Coyudan, Solo menyentuh hati.

Jipi, sapaan akrabnya, mulai membantu berjualan sejak kelas II SD di SD Negeri Kartopuran.

Anak kelahiran 19 Maret 2009 ini kini tinggal bersama kedua orangtuanya, Nunuk Kustinah dan Suyatno (64) di RT 03 RW 03, Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah sejak tahun 2011.

Rumah kedua orangtuanya yang ukuran 2,5 meter x 2,5 meter itu, tampak sederhana dan beralaskan beton.

Bahkan seluruh dinding rumahnya, hanya berupa triplek dan beratapkan seng.

Nunuk Kustinah mengatakan, Jipi mulai membantunya berjualan semenjak kakak perempuan keduanya pergi mengadu nasib menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia.

"Karena kakaknya pergi ke Malaysia cari nasib di sana (diyakini) bisa merubah nasib," tutur wanita yang akrab disapa nunuk itu.

"(Di samping itu) Jipi baru liburan panjang, daripada di rumah main terus ayo ikut ibu bantu berjualan," tambahnya.

Miris, Hidup Sebatangkara dan Kekurangan, Nenek 85 Tahun Asal Magetan Ini Baru Mengurus KTP

Nunuk menambahkan, Jipi lama kelamaan senang membantunya berjualan.

"Mungkin karena mbaknya Matahari, Jipi lama kelamaan senang membantu ibu berjualan," seloroh Nunuk.

"Ya, Alhamdulillah-nya laku banyak sampai sekarang," imbuhnya.

Jipi, lanjut Nunuk, biasanya membantu berjualan pada hari Sabtu-Minggu.

"Jipi (membantu) jualan cuma kalau ada sisa jualan dari ibu, kalau tidak ada sisa ya ndak jualan," tutur Nunuk.

"Jadi, ibu dulu keliling pukul12, ya pukul 11 sak selesainya, terus pukul 1 ke pohon beringin (di sisi timur Matahari Singosaren) nunggu nasib, mbak mbak matahari ada yang beli," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved