Bocah Tenggelam di Waterboom Wonogiri
Tragedi Bocah Tewas Tenggelam di Hanoo Waterboom Wonogiri, Manajemen Waterboom Lakukan Evaluasi
Tragedi Bocah Tewas Tenggelam di Hanoo Waterboom Wonogiri, Pihak Waterboom Lakukan Evaluasi
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI – Tragedi seorang bocah tewas di kolam renang Hanoo Resto & Waterboom Desa Tremes, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, Sabtu (30/11/2019), membuat pihak manajemen melakukan evaluasi.
Manajemen Hanoo Resto & Waterboom Wonogiri, menyebut pihaknya bakal memperketat keamanan di kolam renang.
• Masuk ke Kolam Renang Dewasa, Bocah TK di Wonogiri Tewas Tenggelam, Sempat Ditolong Dramatis
Hal itu dilakukan paska tewasnya seorang bocah TK siswa TK bernama Panendra Panca Renan Juro (5) di salah satu kolam renang disana, Sabtu (30/11/2019).
Panendra tewas tenggelam lantaran dia berenang dikolam renang untuk orang dewasa.
Menurut manajemen Hanoo Resto & Waterboom, Kris, pihaknya telah memasang papan peringatan untuk kedalaman masing-masing kolam.
"Di setiap kolam, sudah ada batas ukuran kedalaman kolam," katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Minggu (1/12/2019).
Untuk mencegah hal tersebut terulang kembali, dia mengatakan manajemen akan memperketat pengawasan kolam renang.
"Kita akan informasikan lagi kepada orang tua yang membawa anak-anak, terlebih yang belum bisa berenang supaya lebih diperhatikan selama berada diarea kolam," jelasnya.
Menurut Kasubag Humas Polres Wonogiri Iptu Suwondo, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti, Parendra berenang dilokasi tersebut bersama teman-teman sekolahnya.
Sekitar pukul 09.00 Wib disaat anak – anak asik berenang ada orang berteriak minta tolong bahwa ada orang tenggelam.
“Saat itu korban sedang bermain ke kolam renang dewasa dan tidak bisa berenang sehingga tenggelam,” katanya.
Korban sempat ditolong, dan berikan pertolongan pertama dengan cara menekan dada korban agar air keluar dari perut.
Kemudian oleh pihak sekolah dan keluarganya, korban dilarikan ke Klinik Semanding yang tidak jauh dari tempat kejadian.
“Karena alat kurang memadai, korban kemudian di rujuk ke Klinik Pandeyan di Kecamatan Jatisrono,” imbuhnya.
Di Klinik Pandeyan, alat medis juga kurang memadai, kemudian korban dilarikan di Puskesmas Kecamatan Sidoharjo.
“Sesampai di Puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia oleh pihak Puskesmas,” terangnya.
Dari hasil pemeriksaan tidak ada tanda–tanda penganiayaan dan murni kecelakaan.
“Itu murni kecelakaan, karena kelalain orang tua yang kurang mengawasi anak,” tutupnya.
Sempat Ditolong
Murid taman kanak-kanak (TK), Panendra Panca Renan Juro (5) tewas tenggelam di kolam renang yang seharusnya diperuntukkan untuk orang dewasa di Resto Hano, Desa Tremes, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri.
Kejadian bermula, saat korban mengikuti kegiatan berenang yang dengan teman-teman sekolahnya di TK Negeri Pembina Sidoharjo dengan di dampingi wali murid masing-masing.
Menurut Kasubag Humas Polres Wonogiri Iptu Suwondo, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti, para siswa yang mengikuti acara , pada Sabtu (30/11/2019) itu, datang dengan diantar orang tua mereka masing-masing.
Sekira pukul 09.00 WIB saat anak–anak asik berenang di kolam renang khusus, ada teriakan minta tolong karena tenggelam.
“Saat itu korban sedang bermain ke kolam renang dewasa dan tidak bisa berenang sehingga tenggelam,” ungkapnya.
• Tragis Pria Ini Diserang 4 Anjing Rottweiler, Badannya Robek-robek, Akhirnya Tewas Kehabisan Darah
• Nahas, Besi Angkutan Truk Berjatuhan Timpa Pengendara, Ibu dan Anak Tewas di Tempat
Korban lantas diangkat ke daratan dan mendapat pertolongan pertama dengan cara menekan dada agar air keluar dari perut.
Kemudian oleh pihak sekolah dan keluarganya, korban dilarikan ke Klinik Semanding yang tidak jauh dari tempat kejadian.
“Karena alat kurang memadai, korban kemudian dirujuk ke Klinik Pandeyan di Kecamatan Jatisrono,” imbuhnya.
• Sejam Kencan dengan Teman Wanitanya di Hotel, Oknum Guru PNS Ini Mendadak Tewas, Ini Kronologinya
• Curhat Pilu Ngatiyem, Ibu Pesilat Cilik PSHT yang Tewas Saat Latihan : Andai Pesan itu Bisa Diulang
Pertolongan untuk menyelamatkan nyawa anak itu pun cukup dramatis, karena tidak mudah.
Setelah di Klinik Pandeyan alat medis juga kurang memadai, kemudian korban dilarikan di Puskesmas Kecamatan Sidoharjo.
“Sesampai di puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia oleh pihak puskesmas,” terangnya.
Dari hasil pemeriksaan tidak ada tanda–tanda penganiayaan sehingga murri kecelakaan.
“Itu murni kecelakaan, karena kelalain orang tua yang kurang mengawasi anak,” tutupnya. (*)