Sukoharjo KLB Corona
7 Fakta Penetapan KLB Corona Sukoharjo, Satu Orang Positif Covid-19 hingga Gerakan 'Stay at Home'
Berikut ini 7 fakta penetapan KLB Corona di Kabupaten Sukoharjo yang diumumkan Bupati Wardoyo Wijaya karena satu warganya positif Covid-19.
"Dan mereka adalah orang seperti kita, jadi kemungkinan tertular tinggi," jelasnya menekankan.
Dia menambahkan, pasien virus Corona tetap akan ditangani sesuai SOP yang berlaku, karena merupakan bagian dari amanat undang-undang untuk melindingi setiap warga negara.
"Jika kurang, nanti ditambah lagi," imbuhnya.
Selain itu, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan jika stok APD di sejumlah rumah sakit di Sukoharjo semakin berkurang.
"Ketersedian APD dibeberapa Faskes menipis, karena dari sisi produsen memang kekurangan stok," katanya.
Maka masker medis atau APD lainnya diprioritaskan untuk petugas medis.
• Daerah Luar Solo dan Sukoharjo Tak Buru-buru Ditetapkan KLB Corona, Begini Penjelasan Pengamat
Dia memperkirakan APD di faskes Sukoharjo saat ini mampu bertahan untuk satu bulan ke depan.
"Saat ini kami sudah bergerak untuk mengupayakan pengadaan APD," paparnya.
"Termasuk menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk pengadaan APD," jelas dia.
Yunia menjelaskan, satu paket APD lengkap untuk satu orang senilai Rp 1 juta.
"Itu hanya bisa digunakan sekali pakai, atau satu kasus saja," ungkap dia.
5. Ultimatum Tempat Hibur dan dan Wisata
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengeluarkan ultimatim kepada tempat hiburan dan objek wisata agar sementara waktu tutup terlebih dahulu.
Ultimatim tersebut disampaikan saat pengumuman status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Corona dalam jumpa pers bersama sejumlah pejabat di Gedung Terpadu Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (22/3/2020).
Update Pasien Virus Corona 23 Maret 2020: Total 335.997 Kasus, 98.330 Sembuh,14.641 Orang Meninggal
Cara Mencegah Virus Corona, Jaga Jarak hingga Cuci Tangan
Gejala Virus Corona yang Dialami Andrea Dian: Sempat Demam, Lalu Ada Flek di Paru-paru
Orang nomor satu di Sukoharjo itu meminta dengan adanya KLB Corona, maka konsekuensinya di antaranya tempat hiburan dan objek wisata tidak beroperasi dahulu karena mengundang keramaian.
"Tempat hiburan yang ada di Sukoharno ditutup sementara dulu," kata Bupati Wardoyo dengan tegas.
Penutupan tersebut diharapkan oleh Wardoyo, agar masyarakat tetap berada di dalam rumah selama masa KLB Corona berlangsung di Kota Makmur.
• Daerah Luar Solo dan Sukoharjo Tak Buru-buru Ditetapkan KLB Corona, Begini Penjelasan Pengamat
"Untuk kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak tidak diperbolehkan dahulu," imbuhnya.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo, Agus Santosa menambahkan, berbagai kegiatan yang ada di Alun-alun Setya Negara Kabupaten Sukoharjo juga untuk diliburkan terlebih dahulu.
"CFD sudah kami liburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan," katanya.
Bahkan pedagang yang berjualan di Alun-alun Setya Negara juga akan diliburkan sementara waktu.
"Saat ini, kita akan berikan sosialisasi dan pemahaman terlebih dahulu," terangnya.
Agus yang juga Sekda Sukoharjo menekankan, untuk mencegah adanya kegiatan mengumpulkan massa atau mengundang orang banyak, pihaknya akan melakukan patroli terpadu.
Hal ini guna mencegah penyebaran virus mematikan yang berasal dari Wuhan China tersebut.
"Akan ada patroli dan imbauan keras," terang dia.
6. Kaji Ulang Libur Diperpanjang
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo akan mengkaji kembali kebijakan meliburkan sementara siswa sekolah dari PAUD hingga SMP yang akan berakhir pada 29 Maret 2020 mendatang.
Hal ini menyusul ditetapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Sukoharjo per hari ini, Senin (23/3/2020).
Sekda Sukoharjo, Agus Santosa mengatakan, Pemkab Sukoharjo tengah mengoptimalkan kegiatan stay at home selama KLB ini berlangsung.
"Soal libur, kita akan tetapkan setelah 30 Maret, mungkin bisa kita perpanjang," katanya.
Agus menjelaskan, pihaknya akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan daerah lain.
Jika ada kendala dalam koordinasi tersebut, pihaknya siap untuk berkonsultasi dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
"Ini harus ditangani bersamaan, tidak boleh daerah mengambil kebijakan sendiri-sendiri, karena jadi percuma," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengkaji lagi kebijakan shift masuk yang diterapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Sukoharjo.
"Saat ini yang masuk 50 persen."
• Daerah Luar Solo dan Sukoharjo Tak Buru-buru Ditetapkan KLB Corona, Begini Penjelasan Pengamat
"Kalau situasinya semakin ketat, mungkin akan kita berlakukan 30 persen yang masuk," terangnya.
Dia menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi intensitas bertemu dengan orang lain.
Agus menambahkan, setelah penetapan status KLB ini, hal-hal protokoler kesehatan di semua sektor harus berjalan.
"Yang kita tekankan adalah kegiatan stay at home, itu multiplayer-nya sangat tinggi."
"Karena tidak tertular dan tidak menulari, itu kuncinya," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya akhirnya mengumumkan wilayahnya berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corona, Senin (23/3/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pengumuman KLB Virus Corona saat ini menyusul langkah Kota Solo yang telah menetapkan status tersebut karena satu warga positif Covid-19 pada 13 Maret 2020.
Itu artinya di wilayah Solo Raya baru dua kabupaten/kota yang mengumumkan KLB Corona karena mengangap penting permasalahan virus yang mematikan tersebut.
Adapun menurut orang nomor satu di Kota Makmur itu, ada satu warganya sudah dinyatakan positif terjangkit virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.
Saat ini pasien tersebut dirawat intensif di RSUD Dr Moewardi Solo.
• BREAKING NEWS : Dinas Kesehatan Solo Sebut Jumlah ODP Corona Telah Tembus 2.795 Orang
"KLB hari ini (Senin 23 Maret 2020) sampai seterusnya," ungkapnya saat jumpa pers bersama sejumlah pejabat di Gedung Terpadu Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman.
"Yang penting masyarakat tidak keluar rumah dulu, intinya itu," jelas dia menekankan.
7. Gerakan Stay at Home Gandeng RT/RW
Agar masyarakat tetap menjalankan program stay at home selama masa KLB, Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo akan menggandeng Ketua RT dan RW.
Hal ini dilakukan untuk membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo dalam melakukan pengawasan terhadap masyarakat.
Menurut Ketua Gusus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Agus Santosa, program ini membutuhkan kerja sama semua pihak.
“Kami sudah instruksikan kepada camat, karena corona ini sudah menjadi isu kesehatan dunia, dan butuh kerja sama semua pihak,” katanya seusai rapat Gugus Tugas di Menara Wijaya Setda Sukoharjo, Senin (23/3/2020).
Dari instruksi melalui camat tersebut, akan diteruskan dengan masing-masing camat melakukan koordinasi dengan Lurah/Kades, dan hingga ke tingkat RT dan RW.
“Sehingga dengan koordinasi ini akan ada kontrol di sana untuk mengawasi warganya masing-masing,” imbuhnya.
Agus mengatakan, setiap RT agar dibentuk gugus pengawasan Covid-19 yang bertugas membantu pelaksanaan isolasi mandiri ODP dan PDP paska perawatan.
• Rumah Sakit di Solo Kekurangan APD, Dinkes Bakal Invetarisasi Kebutuhan Tiap Rumah Sakit
Selain itu juga menggerakkan warganya untuk memberikan bantuan logistik, sehingga yang bersangkutan tidak perlu keluar rumah selama dalam pengawasan.
“Nanti akan dihimpun setiap kebutuhan, termasuk d isetiap rumah sakit, karena dana kita cukup.”
“Kalau kurang nanti kita tambahi,” jelasnya.
Agus menambahkan, setelah penetapan status KLB ini, hal-hal protokoler kesehatan di semua sektor harus berjalan.
“Yang kita tekankan adalah kegiatan stay at home, itu multiplayer-nya sangat tinggi.”
“Karena tidak tertular dan tidak menulari, itu kuncinya,” tandasnya. (*)