Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pesan Jokowi untuk Pesentren : Tak Sekedar Lahirkan Begawan Agama, Tapi Berdayakan Warga Lewat UMKM

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pondok pesantren bisa menjadi harapan pembangunan nasional.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Eka Fitriani
ILUSTRASI : Beberapa kerajinan tembaga dan alumunium yang dipamerkan di Atrium Solo Paragon Mall. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pondok pesantren bisa menjadi harapan pembangunan nasional. 

Itu disampaikan Asisten Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Romzi Ahmad.

"Harapan presiden, pesantren bisa menjadi harapan pembangunan nasional ke depan, dan menghasilkan sumber daya manusia yang bisa berkompetisi dengan negara lain," kata Romzi dalam Overview Obrolan Virtual : Umat Berdaya, Negara Sejahtera, Kamis (27/8/2020).

Romzi menambahkan para santri juga diharapkan tidak hanya menjadi begawan agama saat melebur dalam kehidupan sosial.

Potensi Terbuka Lebar, Ponpes Jadi Penggerak Ekonomi Bahkan Bisa Mendirikan Pabrik, Ini Peluangnya

Baru 35 Persen Pondok Pesantren di Jateng Yang Punya UMKM : Santri Butuh Pembekalan Lebih

"Bukan sekedar melahirkan insan-insan yang akan menjadi aktor keagamaan, begawan agama di kehidupan sosial. Tetapi juga menjadi tokoh-tokoh pemberdayaan masyarakat," ujarnya. 

Pemberdayaan masyarakat sendiri juga bisa dilakukan dengan kehadiran balai latihan kerja (BLK) di lingkungan pondok pesantren. 

Saat ini, Romzi mengungkapkan setidaknya ada 1.300 BLK yang sudah didirikan dan berjalan mencetak sumber daya manusia yang berkompeten. 

"Ke depan akan ada 1.000 tambahan BLK lagi," ungkapnya. 

Mesku begitu, kehadiran BLK masih memeliki beberapa catatan yang harus dibenahi. 

Itu lantaran BLK yang saat ini belum sepenuhnya mewakili potensi lokal di mana mereka berdiri. 

"Kurang lebih ada 56 persen BLK yang tidak relevan dengan potensi lokal," ujar Romzi. 

"56 persen BLK lebih memilih pelatihan kokputer, belasan persen memilih bahasa. Tentu akan kami kaji lebih dalam lagi," tambahnya. 

Tanpa Kehilangam Jati Diri

Sementara itu, Ketua Hebitren Jawa Tengah, KH Miftahudin mengingatkan pengembangan lini bisnis semestinya tidak menghilangkan 'core' pondok pesantren itu sendiri. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved