Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Huzarensla, Kuliner Perpaduan Belanda-Jawa yang jadi Favorit Putri Mangkunegaran Solo
Berbeda dengan salad pada umumnya, bahan-bahan Huzarensla, seperti kentang, wortel, buncis, dan buah bit, direbus hingga empuk.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Huzarensla bukan sekadar salad, melainkan karya kuliner yang lahir dari pertemuan dua budaya, yakni Belanda dan Jawa.
Hidangan ini menonjol dengan saus yang unik, terbuat dari kuning telur rebus yang dihaluskan bersama bumbu, serta tambahan daging sapi cincang yang menghadirkan cita rasa gurih dan kaya.
Berbeda dengan salad pada umumnya, bahan-bahan Huzarensla, seperti kentang, wortel, buncis, dan buah bit, direbus hingga empuk.
Baca juga: Asal-usul Pura Candi Untarayana Klaten : Berdiri di Atas Tanah Wingit, Dulu Tempat Bertapa Aji Saka
Hanya apel dan nanas yang dibiarkan segar, memberikan sensasi manis dan segar di setiap gigitan.
Tak heran bila Huzarensla disebut sebagai salah satu makanan terbaik asal Belanda, yang kini mendapat sentuhan lokal nan elegan di Pracimasana, Solo.
Salad dari Dapur Pasukan ke Istana Mangkunegaran
Nama “Huzarensla” berasal dari kata “Huzaren” (pasukan kavaleri ringan) dan “sla” (salad) dalam bahasa Belanda.
Awalnya, hidangan ini dibawa oleh tentara Belanda sebagai makanan praktis selama kampanye militer di Eropa, mudah dibuat, tahan lama, dan bisa dimakan tanpa dipanaskan ulang.
Ketika sampai di Hindia Belanda, Huzarensla bertransformasi di tangan para juru masak istana.
Di Mangkunegaran, salad ini dimodifikasi dengan bahan-bahan lokal seperti kentang Dieng, wortel, kacang polong, acar timun, dan telur rebus.
Baca juga: Sejarah Garang Asem, Kuliner Legendaris Solo yang jadi Salah Satu Menu Favorit Mangkunegara VI
Penyajiannya pun ditata dengan rapi dan artistik, mencerminkan filosofi harmoni dan keindahan Jawa.
Hidangan Favorit Putri Mangkunegaran
Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani, putri Mangkunegaran yang dikenal anggun dan berbudaya, disebut sangat menggemari Huzarensla.
Salad ini kerap disajikan dalam jamuan sore atau pertemuan santai di istana.
Kesegarannya dianggap mewakili karakter beliau: lembut, sehat, namun penuh pesona.
| Sejarah Garang Asem, Kuliner Legendaris Solo yang jadi Salah Satu Menu Favorit Mangkunegara VI |
|
|---|
| Sejarah Opor Ayam Khas Solo: Konon Merupakan Kuliner Akulturasi India, Jawa, dan Arab |
|
|---|
| Sejarah Sayur Bobor : Kuliner Solo yang Sudah Berusia 2 Abad, Dulu untuk Ritual Menyapih Anak |
|
|---|
| Sejarah Kunyit Asam : Jamu Legendaris Solo, Warisan Kerajaan Mataram Islam Sejak Abad ke-16 |
|
|---|
| Sejarah Jadah Blondo, Kuliner Legendaris Solo yang Dulu jadi Sajian Khas Pernikahan Adat Jawa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.