Sterilisasi PKL Manahan
Waktu Relokasi Berubah-ubah, PKL Manahan Solo : Kami Seperti Dipontang Panting
Paguyuban PKL Manahan menyesalkan tidak adanya kejelasan berapa lama relokasi bagi para pedagang. Sekretaris Paguyuban Gotong Royong (Manahan), Triana
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Paguyuban PKL Manahan menyesalkan tidak adanya kejelasan berapa lama relokasi bagi para pedagang.
Sekretaris Paguyuban Gotong Royong (Manahan), Triana menilai waktu relokasi gampang berubah dan terkesan tidak konsisten.
"Awalnya November, lalu Desember, ini ada kabar Januari tapi diubah lagi jadi awal Desember," katanya Kamis (12/11/2020).
"Dengan kondisi ini kami seperti dipontang panting," tegasnya.
Triana menambahkan, seharusnya Pemkot Solo menetapkan waktu secara tepat agar para pedagang lekas mendapat kejelasan.
Mengingat setelah diharuskan steril, para pedagang belum memiliki gambaran untuk pindah ke lapak lain.
Itu terjadi menyusul anggota paguyubannya dengan tegas menolak tempat yang disediakan oleh Pemkot Solo.
Baca juga: Kisah Manusia Tercepat Asia Tenggara Suryo Agung Wibowo, Garis Nasibnya Diselamatkan Persis Solo
Baca juga: Satu Jambret Leptop Ditangkap Ojol di Karangasem Solo, Polisi Buru Komplotannya
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi menginginkan setidaknya awal Desember lokasi shelter Manahan sudah steril dari aktivitas pedagang.
"Schedule kami 1 Desember," katanya.
Mengenai relokasi yang berubah ubah, Heru mengaku lantaran disebabkan keinginan para pedagang yang meminta kelonggaran sampai mepet gelaran Piala Dunia U-20.
"Mereka juga memohon, pasca Piala Dunia U-20 untuk bisa kembali lagi," pungkasnya.
Untuk menengahi, ujar Heru dalam waktu dekat bakal ada mediasi antara pedagang dan Pemkot Solo.
Mediasi tersebut juga diikuti oleh pihak penyelenggara, yakni Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
"Nanti hari kamis kita rapatkan dengan pimpinan, ada Pak Sekda dan Dispora juga," tandasnya.
Izin Jualan Lagi
Rumor PKL Shelter Manahan Solo tidak lagi dapat menempati lapak mereka saat ini pasca gelaran Piala Dunia U-20 2021 mencuat.
Atas mencuatnya rumor itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi angkat bicara.
Ia mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan kepala daerah terpilih Pilkada Solo 2020 untuk itu.
"Kita serahkan kepada wali kota terpilih," kata Heru kepada TribunSolo.com, Kamis (12/11/2020).
"Kita belum menyampaikan boleh atau tidak boleh. Kita serahkan ke wali kota terpilih," tambahnya.
Baca juga: Pedagang di Manahan Panik, Sterilisasi Kawasan Manahan dari PKL Dikabarkan Selamanya
Baca juga: Kompak, Puluhan PKL Manahan Solo Tolak Tempat Relokasi yang Sudah Disediakan oleh Pemkot Solo
Baca juga: Bakal Steril untuk PD U-20, Relokasi di Manahan Solo Masih Alot, Pemkot Ingin Desember Tapi PKL Ogah
Baca juga: Coba Curi Burung Kacer Seharga Rp 16 Juta di Solo, David: Rencana Mau Dijual Rp 500 Ribu ke Pasar
Meski begitu, Heru mengungkapkan pihak sudah menyiapkan Detail Engineering Design (DED) kawasan Shelter Manahan.
"Masalahnya anggaran pembangunan saat ini sudah di-refocusing untuk kesehatan," ungkapnya.
Sementara itu, Heru menyampaikan pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah lokasi yang bisa ditempati para PKL Shelter Manahan.
Kawasan Galabo, Pasar Jebres, Shelter Buah Purwosari, dan Shelter Kuliner Kerten menjadi lokasi yang disiapkan.
"Paling banyak itu di Galabo, bisa menampung kurang lebih 80 PKL," jelasnya.
Soal penempatan, Dinas Perdagangan akan berkomunikasi dulu dengan para PKL Shelter Manahan.
"Undian atau sesuai dengan pilihan, itu disepakati bersama-sama," tandasnya.
Isu Mencuat
Kawasan Stadion Manahan Solo akan disterilisasi dari PKL alias pedagang kaki lima, sepanjang gelaran Piala Dunia U-20 2021 mendatang.
Nah, beredar rumor, sterilisasi Stadion Manahan dari PKL akan dilakukan selamanya.
Berhembus rumor jika para pedagang tak dapat lagi menempati lapak mereka secara permanen.
Ketua Paguyuban PKL Manahan Koko Kuncoro tak menampik akan adanya kabar tersebut.
"Kabar burungnya memang seperti itu,sudah menyebar," katanya
Rumor yang beredar sendiri, menyebut jika bangunan bakal dibongkar total.
"Ada yang ngomong mau diganti apa dan sebagainya," pungkasnya.

Dari pihak Pemkot Solo sendiri, kata Koko belum menjawab secara lugas, apakah pedagang dapat kembali lagi atau tidak.
Ketidakpastian tersebut yang membuat rumor tersebut menjadi semakin liar.
"Saya tanyakan masih nunggu kabar dulu, dari realnya belum ada jawaban," paparnya.
Seandainya benar, pihaknya pun mengaku keberatan jika para pedagang tak dapat menempati lapaknya lagi seuasi gelaran Piala Dunia U-20 yang berakhir pertengahan tahun depan.
"Kami minta solusi yang terbaik," tegas Koko.
Kompak Libur
Puluhan PKL di Manahan Solo tak menerima tempat relokasi yang disediakan oleh Pemkot Solo.
Sebanyak 75 pedagang kompak menolak dan lebih memilih meliburkan aktifitas mereka.
"Kami sepakat untuk menolak semua tempat yang disediakan," kata Sekretaris Paguyuban Gotong Royong (Manahan), Triana Kamis (12/11/2020).
Diketahui jika Pemkot Solo berencana memindahkan PKL Manahan ke beberapa tempat selama aktifitas Piala Dunia U-20 dihelat.
Diantaranya Gladag Langen Boga (Galabo), Jebres maupun Mojosongo.
"Daripada dipindah lebih baik kami libur," tegasnya.
Baca juga: Bahagia Anak Kedua Lahir, Sabai Morscheck Ceritakan Perbedaan Kelahiran Bjorka dan Curtis
Baca juga: Begini Aktivitas di Pasar Sidoharjo Wonogiri Selama Ditutup 3 Hari
"Kami tidak mau babat alas dan mengatur dari awal," terangnya.
Selain itu, sambung Triana beberapa tempat yang disediakan tersebut berpotensi sepi pembeli dan dikhawatirkan pendapatan mereka makin melorot.
"Saat pandemi ini aja kita sudah susah, awal corona itu pendapatan malah drastis, ini sudah new normal sebenarnya mulai merangkak tapi diminta babat alas lagi," keluhnya.
"Saya merasakan sendiri, karena saya juga berdagang," tegasnya.
Tria pun meminta jalan tengah akan hal tersebut, diantaranya meminta dapat beraktifitas kembali usai gelaran dihelat.
"Kami mintanya itu, bisa kembali lagi dan tidak dipindah," tandasnya. (*)