Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Update Gunung Merapi

Kakek 90 Tahun Tolak ke Barak Pengungsi, Sempat Berkilah ke Relawan : Kalau Merapi Erupsi Saya Lari

Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi membuat orang di radius bahaya berbondong-bondong mulai mengikuti evakuasi di pengungsian.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Narto Pawiro (90) duduk di pelataran rumah, Dusun Setabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jumat (13/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi membuat orang di radius bahaya berbondong-bondong mulai mengikuti evakuasi di pengungsian.

Namun apa jadinya jika masih ada warga yang nekat enggak meninggalkan rumahnya di saat warga lainnya sudah berkumpul di barak yang lebih aman.

Hal ini terjadi di Dusun Setabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang hanya berjarak beberapa kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Adalah warga lanjut usia (lansia) bernama Narto Pawiro (90) yang enggan meninggalkan kediamannya.

Penampakan Gunung Merapi dari kawasan objek wisata Kali Talang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jumat (6/11/2020).
Penampakan Gunung Merapi dari kawasan objek wisata Kali Talang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jumat (6/11/2020). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Baca juga: Tinggalkan Kampung untuk Mengungsi, Reban Petani Cabai Lereng Merapi Sambung Hidup dengan Jual Arang

Baca juga: Lebur Kejenuhan di Barak Pengusian Merapi, Anak-anak Jalani Trauma Healing hingga Diputarkan Film

Ia masih belum mau diungsikan ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS).

Meskipun, status Gunung Merapi saat ini sudah dinaikkan dari waspada menjadi siaga III. 

Sejumlah relawan dan pihak kepolisian sudah membujuknya untuk mau dibawa ke TPPS. 

Namun, mbah Narto sapaan akrabnya, masih kekeh bertahan digubuk tuanya.

"Dimintai berkahnya di sana (TPPS), di sana sudah ada anak - cucu di sana. Mohon maaf, simbah saya antar turun ya," kata seorang relawan saat membujuk dijumpai TribunSolo.com di Dusun Stabelan, Jumat (13/11/2020).

Saat itu hati mbah Narto tidak luluh dan tetap kekeh bertahan di rumahnya.

"Saya di sini hidup sendiri, anti siapa yang mengerjakan pekerjaan saya," tutur Mbah Narto menjawab ajakan relawan.

Tak patah arang, relawan tetap berusaha membujuknya supaya mau dievakuasi ke TPPS. 

"Nanti sehari dua hari lagi terus kembali ke sini tidak apa-apa. Gitu saran pak lurah. Nanti kalau mau turun atau mau naik, akan diantar," ucapnya. 

Mbah Narto tak bergeming dan tetap ingin bertahan di kediamannya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved