Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Wujudkan Pilkada 2020 yang Aman & Sehat Bagi Warga, Kominfo Ingatkan 3M : Agar Tak Ada Klaster Baru

Pencoblosan Pilkada Solo 2020 yang rencananya digelar pada 9 Desember 2020 sudah di depan mata.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Direktur IKPMK Kominfo, Wiryanta saat melayani permintaan wawancara wartawan di gedung TATV, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Sabtu (21/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pencoblosan Pilkada Solo 2020 yang rencananya digelar pada 9 Desember 2020 sudah di depan mata.

Pada tanggal tersebut, warga akan menggunakan hak pilihnya di tempat-tempat pemungutan suara yang telah disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Wiryanta mengimbau penyelenggara Pilkada Serentak 2020 memperhatikan penerapan protokoler kesehatan.

Termasuk saat penyelenggaraan pemungutan suara di tanggal 9 Desember 2020.

Baca juga: Angka Covid-19 di Solo Meroket Lagi, Kini Ada Tambahan 100 Kasus, Pemkot Pun Akui Dibuat Pusing

Baca juga: Dokter Reisa : Sampai Nanti Vaksin Covid-19 Sudah Ada, Ingat Disiplin 3M

"Penyelenggara Pilkada di Kota Solo menyelenggarakan sebaik-baiknya dengan mengacu peraturan undang-undang yang ada," kata Wiryanta kepada TribunSolo.com di gedung TATV, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Sabtu (21/11/2020).

"Tak kalah penting dan wajib itu menerapkan 3 M," tekannya. 

Pemakaian masker menjadi satu yang ditekankan Wiryanta selama penyelenggaraan tahapan Pilkada Solo 2020.

"Penyelenggara juga diharapkan juga tetap mengatur jarak dan waktunya secara tepat," ucap Wiryanta. 

Dengan begitu, Wiryanta mengatakan kerumunan massa dan kemunculan klaster baru bisa dihindari, termasuk di lokasi pemungutan suara.

"Para pemilih yang ingin melaksanakan hak konstitusinal juga tetap mencuci tangan di air yang mengalir dengan sabun paling tidak 20 detik," katanya. 

Pilkada Serentak 2020 yang aman, demokratis, dan sehat, lanjut Wiryanta, bisa terwujud. 

"Penyelenggaraan Pemilu di era pandemi Covid-19 bisa berjalan lancar dan juga kami garis bawahi tidak menimbulkan klaster baru di Pilkada tahun ini," tandasnya.

Persiapan Pemerintah

Pemerintah terus mempersiapkan untuk pelaksanaan vaksinasi.

Kini infrastruktur dan SDM Indonesia siap menjalankan program vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Meski Ledakan Corona di Wonogiri, 80 Persen Orang Tua Ingin Simulasi Belajar Tatap Muka Digelar Lagi

Juru Bicara Satgas COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro memaparkan, untuk mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melatih 7000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator.

Bahkan vaksinator sudah dibekali pelatihan khusus oleh Kementerian Kesehatan, dan telah 7000 vaksinator yang sudah terlatih khusus.

"Selain itu, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) pun dengan cermat dipersiapkan," ujar dr.Reisa dalam Dialog 'Jalan Panjang Vaksin sampai ke Tubuh Kita' , yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (18/11).

Pada kesempatan yang sama, Vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe M.Sc, Sp.PD, Vaksinolog, menyampaikan Indonesia memiliki infrastruktur memadai dalam proses distribusi vaksin hingga ke pelosok.

Ia mengatakan, vaksin merupakan produk biologis yang harus disimpan dengan cara khusus, karena sensitif terhadap suhu.

Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius.

"Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap”, ujarnya.

Indonesia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi, mendistribusi, hingga mengimplementasikan vaksin.

Sistem rantai dingin sebagai salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun baik.

"97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap," kata dr. Dirga.

Baca juga: Imbas 93 Orang Positif Corona, 150 Pedagang Pasar Sidoharjo Wonogiri Bakal Jalani Swab Test Tahap II

Saat ini di Indonesia ada sekitar 440.000 dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan yang semuanya saya yakin siap bergotong royong mensukseskan persiapan vaksinasi ini.

"Pada prinsipnya, kita ingin semua terlibat supaya vaksin ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat” jelasnya.

Masyarakat diharapkan menunggu, hingga hasil uji klinik fase III selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar.

“Dari data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin Covid-19. Setelah itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya," terang dr. Dirga.

Masyarakat tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular COVID-19, meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas, dengan ypaya 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak).

Diketahui, target produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma mencapai 250 juta dosis. Pengalaman Bio Farma dalam produksi puluhan ribu vaksin sudah sejak 130 tahun lalu. Vaksin produksi Bio Farma juga telah digunakan Negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Hasil survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) didukung UNICEF dan WHO menunjukkan bahwa, 64,8% dari 115.000 responden di 34 Provinsi, bersedia menerima vaksin Covid-19.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengingatkan pentingnya penerapan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak selama pandemi virus corona.

Protokol tersebut harus terus diterapkan selama menunggu vaksin Covid-19, bahkan hingga kelak vaksin sudah ada dan diproduksi secara massal.

"Sementara menunggu vaksin sampai nanti pun vaksin sudah ada ingat kita tetap harus disiplin 3M," kata Reisa dalam diskusi virtual yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/11/2020).

"Memakai masker dengan baik dan benar, menjaga jarak aman minimal 1 meter, mencuci tangan sesering mungkin idealnya dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik," tuturnya.

Reisa mengingatkan, Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2020 tentang peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 masih berlaku. Ia meminta masyarakat menerapkan 3M sebagai satu kesatuan protokol kesehatan yang praktiknya tidak terpisah-pisah.

Bersamaan dengan itu, masyarakat diminta terus mendukung upaya pemerintah menerapkan 3T, yakni testing, tracing dan treatment.

"Tunjukkan kerja sama baik kita sebagai warga negara untuk kebaikan kita bersama juga," ujar Reisa.

Baca juga: BPOM RI Akui Pfizer dan Sputnik Sudah Berencana Uji Klinik Vaksin Covid-19 di Indonesia

Terkait dengan vaksin Covid-19, Reisa menyebut bahwa pemerintah mengutamakan kepastian keamanannya. Hal ini sebelumnya telah disampaikan Presiden Joko Widodo.

Jokowi menyebut, vaksin yang akan digunakan harus masuk ke dalam daftar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) serta sesuai data sains dan standar kesehatan.

Dikatakan pula oleh Jokowi bahwa vaksin harus melewati tahapan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta wajib memiliki emergency use authorization.

"Ketiga, sebelum vaksinasi dilakukan pemerintah akan terus melakukan sosialisasi vaksin, termasuk juga sosialisasi melalui tokoh-tokoh agama agar penerimaan masyarakat akan vaksin ini akan terus meningkat," kata Reisa.

Reisa pun meminta masyarakat untuk kelak tidak takut divaksin ketika vaksin Covid-19 sudah tersedia.

Izin Darurat Vaksin Covid-19 Direncanakan Keluar Akhir Januari 2021

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memaparkan kemungkinan persetujuan penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dapat keluar pada akhir Januari 2021.

Baca juga: Terus Kawal Pengembangan Vaksin Merah Putih, Satgas Covid-19 Sebut Proyeksi Distribusi pada 2022

Kini BPOM, peneliti, sponsor, berusaha pro aktif, menjunjung transparansi, menempati waktu yang sudah disepakati untuk pemberian EUA.

"Harapannya adalah minggu ketiga dan keempat bulan Januari itu bisa mendapatkan EUA, apabila itu juga data-data yang ada lengkap," ujar Penny dalam konferensi pers daring, Kamis (19/11/2020).

Ia mengatakan, pihaknya sedang menunggu data uji klinik vaksin Covid-19 dari pihak Sinovac dan Brazil, untuk melengkapi data uji klinik Sinovac di Bandung, sebagai syarat pengeluaran EUA.

"Berdasarkan komunikasi kami dengan pihak Sinovac dan pihak Brasil sebagai tempat pelaksanaan uji klinik lebih dulu yang tadinya kita akan gunakan sebagai data pengganti, ternyata tidak bisa memberikan data tersebut karena membutuhkan waktu untuk analisa," jelas Penny.

"Data tersebut baru bisa kami terima sekitar Januari minggu pertama atau kedua. Ini masih ekspektasi, tetap BPOM dalam hal ini masih menunggu, karena yang menganalisa adalah tim peneliti," sambung dia.

Sementara, mengenai clinical trial pada vaksin Covid-19 masih berjalan terus meski ada emergency use authorization.

Clinical trial bertujuan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan efikasinya vaksin.

Penny memaparkan, syarat pemberian EUA adalah vaksin harus sudah memiliki data uji klinik fase 1 dan uji klinik fase 2 secara lengkap, serta data analisis interim uji klinik fase 3 untuk menunjukkan khasiat dan keamanan.

Prosedur EUA ini mengacu pada pedoman persetujuan emergensi dari WHO (WHO Emergency Listing), US Food and Drug Administration (EUA), dan European Medicines Agency/EMA (Conditional Approval).

"Untuk mendapatkan EUA, sudah ada juga kesepakatan yang diberikan oleh WHO. Sehingga EUA (Covid-19) tidak dikarang sendiri," ujar Penny.

Baca juga: Covid-19 di Sragen Meroket, Calon Bupati Yuni Ingatkan Ada Denda Pelanggar dan Kesadaran Masyarakat

Satgas Covid-19 Sebut Proyeksi Distribusi pada 2022

 Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual dari Kantor Sekretariat Presiden, Jakarta, Kamis, (18/11/2020).

Menurutnya, pemerintah terus mengawal pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri dan harapannya agar segera selesai dan bisa digunakan.

"Kami terus kawal dan dukung pengembangan vaksin ini dengan baik. Dengan harapan bisa segera selesai dan bisa digunakan, kata Wiku.

Wiku yang juga merupakan kordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan isolat atau bibit vaksin tersebut diprediksi akan diserahkan ke perusahaan farmasi milik negara PT Biofarma pada tahun depan.

Di Perusahan Holiding Farmasi BUMN tersebut vaksin akan menjalani uji pre-klinik dan uji klinik.

"Selanjutnya BioFarma akan melakukan uji klinik tahap 1 samapi 3," katanya.

Bila tahapan uji klinik berjalan lancar menurut Wiku maka vaksin akan diproduksi massal.

Izin edar vaksin merah putih sendiri diproyeksikan diperoleh pada 2021.

"Proyeksinya didistribusikan pada 2022," katanya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah lewat Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan protokol kesehatan 3M yaitu Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak.

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Makanya, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.

Catatan redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunsolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tujuh Ribu Tenaga Kesehatan Dilatih Sebagai Vaksinator Covid-19, 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved