Berita Solo Terbaru
Meroketnya Kasus Covid-19, Bikin Pemkot Solo Pusing Gelar Tatap Muka : Januari Belum Tentu Dilakukan
Evaluasi terhadap simulasi sekolah tatap muka yang telah diujicoba akan dilakukan terlebih dulu.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo masih menimbang-nimbang akan memberlakukan sekolah tatap muka secara penuh pada tahun 2021.
Evaluasi terhadap simulasi sekolah tatap muka yang telah diujicoba akan dilakukan dahulu.
Ketua Pelaksanaan Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan evaluasi akan dilakukan pada masa liburan sekolah yang jatuh pada Desember 2020.
"Tatap muka masih akan kami evaluasi dulu, evaluasi akan dilakukan pada masa liburan mendatang," kata Ahyani kepada TribunSolo.com, Sabtu (28/11/2020).
Oleh karenanya, Pemkot Solo belum tentu akan memberlakukan sekolah tatap muka penuh pada Tahun 2021.
Baca juga: Imbas Kasus Covid-19 Meroket, Pesta Nikah di Solo Tak Boleh Prasmanan, Makanan Wajib Dibungkus Wrap
Baca juga: Kemendikbud Izinkan Tatap Muka 2021, Bupati Karanganyar Juliyatmono : Kami Siap Sejak Agustus Lalu
"Hanya simulasi-simulasi dulu. Jadi Januari belum tentu, masih uji coba," tutur Ahyani.
Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim memperbolehkan pelaksanaan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Pelaksanaan sekolah tatap muka tersebut tetap dengan sejumlah persyaratan.
Izin dari orang tua wali murid, kepala sekolah, dan komite sekolah menjadi satu diantaranya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan pelaksanaan sekolah tatap muka tetap membutuhkan tanggung jawab semua pihak.
Pemkot Solo tidak ingin sekolah menjadi penyumbang klaster baru Covid-19.
Kasus seorang pasien reaktif sempat ditemukan saat uji rapid test gelombang kedua pelaksanaan sekolah tatap muka, Jumat (20/11/2020).
Selain itu, perkembangan kasus Covid-19 di Kota Solo terus menunjukkan tren penambahan.
Sebulan saja hingga November 2020, sudah ada 1.000 kasus tambahan Covid-19 di Kota Solo.
"Kalau masyarakat mengizinkan semua, semua harus tanggung jawab dalam proses penjemputan," ucapnya.
1.000 Kasus Sebulan
Penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus terjadi di Kota Solo.
Penambahan kasus Covid-19 Kota Solo tercatat kurang lebih 1.000 kasus dalam sebulan terakhir.
Terakhir, ada penambahan sebanyak 71 kasus yang tercatat pada Jumat (27/11/2020).
Kian bertambahnya kasus Covid-19 direspon Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dengan menerbitkan Surat Edaran Wali Kota.
Baca juga: Cegah Meluasnya Penularan Covid-19, Pelayanan dan Tamu di Menara Wijaya Sukoharjo Dilakukan di Lobi
Baca juga: Masyarakat Diimbau Tak Ragu Cek Kesehatan Jika Rasakan Gejala Covid-19
Surat edaran tersebut ber-nomor 067/2969.1 Tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Kota Solo.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan surat edaran wali kota diterbitkan sebagai upaya untuk menekan laju persebaran Covid-19.
"Sejumlah sanksi sudah kami atur dalam surat edaran tersebut," kata Ahyani kepada TribunSolo.com, Sabtu (28/11/2020).
Kegiatan di tempat-tempat yang punya potensi kerumunan massa, misalnya pusat perbelanjaan (mall), tempat bermain, tempat hiburan, tempat wisata, pusat kuliner dan pasar tradisional juga diatur dalam surat edaran tersebut.
Jam operasional tempat-tempat tersebut diatur mulai pukul 10.00 sampai 21.00 WIB.
Sementara jam operasional tempat hiburan malam mulai pukul 19.00 sampai 24.00 WIB.
Protokol kesehatan juga tetap harus diterapkan di tempat-tempat yang berpotensi adanya kerumunan massa.
Mulai dari penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun, pengecekan suhu tubuh, pengaturan jaga jarak, hingga penyemprotan disinfektan secara berkala.
"Bila tidak mematuhi itu, dan sudah ada tindakan yustisi tapi tidak optimal maka akan diambil tindakan penutupan sementara," tutur Ahyani.
Dalam surat edaran wali kota, pelaku usaha akan diberikan teguran lisan untuk pelanggaran pertama dan diberikan teguran tertulis untuk pelanggaran kedua.
Penghentian sementara operasional usaha selama 1 bulan untuk pelanggaran ketiga.
Kasus Terakhir Meroket
Kasus Covid-19 di Kota Solo kini melejit lagi.
Sebanyak 71 orang dinyatakan terpapar Covid-19, Jumat (27/11/2020).
Ketua Pelaksana Harian Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menyebut tambahan tersebut menyebar di semua kelurahan di Kota Solo.
Baca juga: Tol Solo-Yogya Segera Dibangun, Begini Pandangan REI Solo Raya: Kawasan Exit Tol Bisa Dikembangkan
Baca juga: Corona Solo Naik Seribu Kasus dalam Sebulan, Pemkot Solo Buka Opsi Tak Ada Pesta Tahun Baru
"Semuanya merata, paling banyak dari Mojosongo dan Kadipiro," katanya.
Ahyani menambahkan, sebaran kasus tersebut didominasi tracing dari kasus sebelumnya.
"Tracing ekornya banyak," tambahnya.
Selain itu, 2 warga Solo asal Nusukan dan Joyosuran juga dinyatakan meninggal akibat terpapar covid-19.
"Perempuan semua, ada riwayat penyakit bawaan," tandasnya.
Adapun penambahan 71 kasus tersebut, membuat angka kumulatif pasien positif di Kota Solo menembus angka 2257 kasus.
Rinciannya, 1.277 orang dinyatakan sembuh, 699 orang menjalani karantina, 179 orang tengah dirawat dan 102 orang dinyatakan meninggal dunia.
Diketahui, dalam sebulan terakhir terjadi tambahan lebih kurang 1.000 kasus.
Imbasnya, Pemkot pun tengah ancang-ancang untuk meniadakan berbagai kegiatan yang menimbulkan kerumunan, seperti perayaan pergantian tahun.
Baca juga: Sisi Lain Membludaknya Para Pencari Kartu Kuning di Dinas Tenaga Kerja, Tukang Parkir Ketiban Berkah
"Kalau kondisinya seperti ini terus mungkin perayaan tahun baru tidak dilaksanakan dulu," ujar Ahyani.
"Perayaan di tempat publik saat tahun kemungkinan tidak ada," tutupnya. (*)