Update Gunung Merapi
Merapi Muntahkan Lava Pijar, Warga Sidorejo Klaten Belum Mengungsi, Pilih Terapkan Sister Family
Warga Desa Sidorejo Klaten masih memilih bertahan di rumah mereka masing-masing meski status Gunung Merapi masih berstatus Siaga III.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten masih memilih bertahan meski aktivitas Gunung Merapi terus menunjukkan peningkatan. Status Gunung Merapi sampai saat ini masih berstatus Siaga III.
Relawan Merapi, Sukiman mengungkapkan Gunung Merapi sudah mengeluarkan asap dan lava pijar. Itu bisa disaksikan warga Dukuh Bangan RT 27, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Meski begitu, warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing.
"Memang sudah terjadi aktivitas Merapi berupa adanya api dan lava pijar, namun arah ancaman sementara ke sungai Krasak, sehingga kami masih bertahan," kata Sukiman kepada TribunSolo.com, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: Status Gunung Merapi Siaga , Hujan Abu Tipis Selimuti Desa Balerante Klaten
Baca juga: Potret Rentetan Merapi Terus Muntahkan Lava Pijar Berhari-hari Ini, Ada yang Terlihat Cukup Besar
Penerapan sistem Sister Family , sambung Sukiman, diberlakukan di Desa Sidorejo.
Sukiman menjelaskan sistem tersebut mengajak para warga, khususnya yang berusia lanjut usia yang rumah tinggalnya berada di kawasan rawan bencana III untuk mengungsi ke rumah saudaranya.
Rumah saudara tersebut harus lebih rendah dari kawasan rawan bencana III.
Dengan sistem tersebut, penularan Covid-19 diharapkan juga bisa ditekan.
Seperti diketahui, ada 3 dukuh yang masuk dalam kawasan rawan bencana III di Desa Sidorejo, yakni Dukuh Petung, Kembangan, dan Deles.
Total warga di 3 dukun tersebut berjumlah 365 orang dan 123 KK.
"Status masih siaga masih siaga sehingga kami masih bertahan, selain itu kami menggunakan sistem Sister Family, agar kita mengungsi ke famili, lebih nyaman dari Covid-19," tegasnya.
Hujan Abu di Balerante
Sebelumnya, hujan abu tipis turun di dua RT di Dukuh Sambungrejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Minggu (10/1/2021) malam kemarin.
Koordinator Pengungsian Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu mengatakan, hujan abu tersebut turun di dukuh Sambungrejo, tepatnya di RT 1 dan RT 2.
Baca juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Siderejo Klaten Tetap Bertahan Karena Masih di Zona Aman
Baca juga: Belum Juga Berhenti, Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar 15 Kali, di Selo Boyolali Hujan Abu Tipis
"Benar, tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB terjadi hujan abu di RT 1 dan RT 2 di Dukuh Sambungrejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten," ucap Jainu, Senin (11/1/2021).
Dia mengatakan, hujan abu tersebut turun dengan skala sangat tipis.
Hujan tersebut tidak dipersoalkan oleh warga sebab hanya terjadi di dua dukuh.
"Hujan abu turun hanya Sambungrejo saja, itupun sangat tipis, " jawabnya.
Belasan Guguran Lava
Belasan guguran lava pijar di Gunung Merapi masih terus terjadi sejak Sabtu (9/1/2021) dini hari tadi.
Berdasarkan informasi yang himpun TribunSolo.com dari BPPTKG, mulai pukul 00.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB di Gunung Merapi, ada 15 kali guguran lava pijar.
Guguran tersebut turun dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke hulu kali.
Akibatnya, di wilayah Selo, Kabupaten Boyolali turun hujan abu tipis.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, Ratusan Warga di Magelang Kembali ke Pengungsian
Baca juga: BPBD Boyolali Perpanjang Status Siaga Gunung Merapi hingga 31 Januari 2021
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Selo, Mujianto mengatakan dari pukul 00.06 WIB hingga pagi ini telah terjadi guguran lava pijar beruntun.
"Sejak dini hari hingga sekarang tercatat sudah 15 kali Merapi mengeluarkan guguran lava pijar," jawab Muji kepada TribunSolo.com, Sabtu (9/1/2021).
Selain itu, di wilayah Selo, tepat ya di dekat dengan Merapi turun hujan abu.
Meskipun begitu, hujan abu yang menerjang Selo terbilang tipis.
"Di wilayah Selo, juga turun hujan abu tipis dari Gunung Merapi," ucap Muji.
Lanjut, ia menghimbau kepada warga selalu meningkatkan kewaspadaan, meningat fase erupsi Merapi telah mulai .
"Kami sudah menyusun skenario kedaruratan di Jrakah dan Klakah dengan meknisme dua relawan lokal mendampingi 10 keluarga," jelas dia.
"Sebab yang warga tak mau turun maka yang kami kuatkan relawan lokal bersama tokoh masyarakat," jawabnya.
Baca juga: Terjadi Guguran Awan Panas Kecil di Merapi dan Tidak Munculkan Hujan Abu, BPPTKG :Tetap Waspada
Baca juga: Daftar Kegiatan Dibatasi & Dilarang saat PSBB Klaten 11-25 Januari,dari Angkringan hingga Pernikahan
Dia berharap skenario tersebut bisa disimulasikan, sebab aktivitas gunung merapi cukup tinggi.
Ia menyebut ada 90 sukarelawan yang akan terlibat dalam skenario ini.
"Kami gandeng tokoh masyarakat untuk terus sosialisasi ke warga bahwa kondisinya tidak baik," jawabnya.
Imbauan BPBD Boyolali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali memperpanjang status siaga Gunung Merapi sampai 31 Januari 2021.
Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinung mengatakan perpanjangan status siaga Gunung Merapi mengacu laporan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta dengan melihat adanya kejadian guguran lava pijar dan awan panas.
"Karena itu berarti aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih terbilang tinggi.
Sehingga status masih dalam tingkat siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava pijar, awan panas, dan lontaran material vulkanik," terangnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (7/1/2021)
Baca juga: Terjadi Guguran Awan Panas Kecil di Merapi dan Tidak Munculkan Hujan Abu, BPPTKG :Tetap Waspada
Baca juga: Putusan Hakim Kepada 2 Warga Klaten Pengeroyok Maling Sepeda Berakhir Ricuh, Langsung Minta Banding
Baca juga: 5 Fakta Laka Tunggal Pajero Keluar Jalur Tol di Boyolali, Alami Aquaplaning?
Baca juga: Begini Reaksi Bupati Klaten Sri Mulyani, Hadapi PSBB Jawa Bali yang Juga Sasar Solo Raya
Menurut Bambang, rekomendasi BPPTKG terhadap BPBD Kabupaten Boyolali masih sama saat awal terjadi kenaikan status dari waspada menjadi siaga.
Ia menambahkan, adanya kejadian guguran awan panas Gunung Merapi terjadi pada hari ini sekira pukul 08.02 WIB.
Awan panas tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik.
"Awan panas tersebut meluncur dan mengarah ke hulu Kali Krasak dengan tinggi kolom abu 200 meter," katanya
Bambang menyatakan, dari perkembangan aktivitas Gunung Merapi saat ini dinilai masih aman.
Kepada seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kebijakan daerah dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan radius 5 kilometer belum ada laporan mengenai adanya hujan abu vulkanik.
Dia menegaskan daerah bahaya letusan Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali meliputi Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur), dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).
“Karena ada kemungkinan erupsi efusif, masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi dari sumber yang terpercaya," ujarnya.

Himbauan BPPTKG
Terpisah Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, aktivitas terbaru gunung merapi ada awan panas muncul pada maksimum 28 milimeter ke arah kali Krasak.
"Awan panas muncul 1 kali pukul 08.02 WIB ke arah kali krasak, dengan tercatat 28 milimeter," kata Hanik.
Kemudian, Hanik mengatakan jarak luncur tak teramati karena tertutup kabut.
" Jaraknya tidak teramati, durasi pendek, tinggi kolom 200 meter, kaena seismiknya cuma 140 detik dan apitudenya 25 milimeter," ujarnya.
Selanjutnya, Ia memastikan dari munculnya guguran awan panas ini tidak terjadi hujan abu.
Meskipun begitu, pihaknya tetap meminta kepada masyarakat untuk tingkatkan kewaspadaan.
"Kita terus pantau, untuk masyarakat kami harap bisa mengikuti kebijakan pemerintah," harapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, BPBD Boyolali Perpanjang Status Siaga