Berita Sragen Terbaru
Penampakan Ndayu Park di Sragen, Objek Wisata yang Didirikan Mantan Bupati Sragen Untung Wibowo
Ndayu Park adalah salah satu destinasi wisata edukasi yang terletak di Dusun Gembong RT 08/RW 04, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNTRAVEL.COM, SRAGEN - Ndayu Park adalah salah satu destinasi wisata edukasi yang terletak di Dusun Gembong RT 08/RW 04, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Sragen.
Dari alun-alun Sragen ke Ndayu Park kurang lebih membutuhkan waktu 15 menit.
Baca juga: Pengunjung Objek Wisata di Klaten Sepi saat PSBB, Rata-rata Hanya Ada 80 Pengunjung Per Hari
Baca juga: Tak Beri Ampun, Semua Objek Wisata di Klaten Ditutup Selama PSBB 11-25 Januari, Nekat Kena Sanksi
Ndayu Park didirikan pada 2015 oleh mantan Bupati Sragen Untung Wibowo.
Destinasi wisata berorientasi edukasi ini berdiri di atas lahan seluas lima hektare.
Yang menjadi daya tarik tempat wisata ini yaitu berbagai pilihan wisata yang ditawarkan seperti kolam renang yang dilengkapi dengan wahana bermain air, mini zoo, agrowisata, outbound, hingga permainan bebek yang dikayuh di air.
Tempat tersebut cocok untuk wisata keluarga di akhir pekan.
Baca juga: Objek Wisata di Wonogiri Tutup Total di Hari Libur Natal Tahun Baru, Khawatir Covid-19 Meledak Lagi
Anak-anak bisa belajar mengenal berbagai jenis hewan atau berenang.
Selain itu, Ndayu Park dikelilingi sawah dan pohon-pohon jati yang membuat suasananya lebih sejuk.
Saat ini pengelola Ndayu Park ialah Untung Wibowo Sukowati yang tak lain adalah adik kandung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Sragen juga memiliki objek wisata lain yakni jembatan gantung tua di desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen mendadak menjadi salah satu destinasi wisata baru.
Kerap sekali jembatan ini dijadikan lokasi untuk berswafoto oleh masyarakat yang tengah melintas.
Bahkan tak jarang ada masyarakat yang sengaja datang ke lokasi jembatan gantung tersebut, untuk berswafoto.
Jembatan gantung ini dibangun pada awal 1990-an secara swadaya masyarakat.
Jembatan yang punya peran vital penghubung antara Desa Karangannyar dan Desa Bedoro ini perlu sejumlah perbaikan untuk pertimbangan keselamatan.
Baca juga: Jam Malam Warung Jadi Sampai Pukul 9 Malam, Pedagang Alun-Alun Sragen Mulai Berjualan Lagi
Baca juga: Tak Hanya Wonogiri, Sragen Kini Juga Masuk Zona Merah Covid-19, Juga Gegara Tracing?
Baca juga: Kades Pengkok Sragen Didesak Mundur, Gegara Gagal Perbaiki Jalan, Ini Penjelasan Dinas
Baca juga: Berharap Korban Sriwijaya Air Asal Katelan Sragen Segera Ditemukan, Pemdes : Keluarga Sudah Ikhlas
Jembatan gantung Karanganyar melintasi Sungai Natan sepanjang 10 meter menjadi salah satu jembatan gantung yang dikelola pemerintah desa (Pemdes) Karanganyar.
Kondisi jembatan terkini sudah goyang, serta beberapa kayu jembatan sudah rusak.
Ketua RT 007 Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar, Samin mengatakan, jembatan tersebut kurang perawatan dalam waktu empat tahun terakhir.
"Sehingga goyangan sangat terasa saat dilintasi kendaraan," ujarnya pada Sabtu (16/1/2021).
Kendaraan yang memunggkinkan melintas hanya roda dua karena jembatan cukup sempit.
Jika ada kerusakan kayu, biasanya diganti oleh warga sekitar.
”Kalau dulu hampir setiap tahun diperbaiki, tapi sudah tiga sampai empat tahun terakhir kurang perawatan."
"Kalau ada kayu jembatan tiga atau empat yang rusak baru swadaya diganti oleh warga Desa,” paparnya. (*)