Via Vallen
Potret Wanita Cantik Beri Makan Anjing Jalanan Tuai Pujian Netizen, Ternyata Artis Via Vallen
Kebaikan hati Via Vallen terekam kamera. Ia terlihat memberi makan anjing jalanan yang ia temui. Potretnya banjir pujian netizen.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
Apalagi, Jawa Tengah sudah memegang predikat bebas rabies sejak tahun 1995. Itu ditegaskan melalui Surat Kementrian Pertanian Nomor 892/Kota/TN.560/9/1997.
Baca juga: Larangan Jual Beli Daging Anjing, Pedagang Sate Guguk Sukoharjo Sebut Ganti Dagangan Bukan Solusi
Baca juga: Kuliner Daging Anjing di Sukoharjo Dilarang, Dinas Perdagangan: Bisa Ganti Jualan Rica-rica Mentok
"Itu mencegah pandemi berikutnya yang diakibatkan mutasi virus dari hewan ke manusia," kata Tim koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) Kota Solo, Mustika kepada TribunSolo.com, Jumat (16/4/2021).
Dari informasi yang dihimpun, kelompok pekerja yang menangani atau meyembelih hewan terinfeksi rabies, seperti penjagal dan pedagang daging anjing berpotensi tertular.
Apalagi, Mustika mengungkapkan daging anjing yang dipasok ke Kota Solo berasal dari daerah yang belum berpredikat bebas rabies. Diantaranya, Jawa Barat.

"Pengiriman daging anjing untuk diolah itu bukan anjing lokal tapi didatangkan dari Jawa Barat, sedangkan Jawa Barat belum bebas rabies," ungkapnya.
Baca juga: Sukoharjo Larang Penjualan Daging Anjing Mentah Maupun Olahan, Nekat Izin Dagang Dicabut
Jumlah daging anjing, baik olahan maupun belum yang dipasok ke Kota Solo tidak tanggung-tanggung.
Dalam sepekan, satu truk bisa membawa ratusan ekor anjing dalam kondisi hidup - hidup.
"Truk yang ambil dari Jawa Barat, anjingnya masih hidup. Itu bisa mengantar 3 sampai empat kali dalam sepekan," kata Mustika.
"Satu truk tidak kurang dari 100 ekor. Sementara satu anjing beratnya ada yang 7-8 kilogram," tambahnya.
Pasokan tersebut kemudian dikirim ke pedagang atau pengolah daging anjing di Kota Solo.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kuliner Daging Anjing Resmi Dilarang di Sukoharjo, Nekat Jualan Lapak akan Dibongkar
Mustika mengungkapkan setidaknya ada 85 warung yang menjual olahan daging anjing di kota tersebut. Angka tersebut berdasarkan survei yang dilakukannya 2019 silam.
Warung-warung tersebut tidak pernah sepi dari pelanggan. Kurang lebih satu warung bisa melayani puluhan pelanggan tiap harinya.
"Persentasenya yang mengonsumsi kurang lebih 10 sampai 15 persen dari jumlah penduduk Kota Solo," ucap dia.
Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam buku berjudul 'Provinsi Jawa Tengah dalam angka 2021' jumlah penduduk mencapai 522.364 jiwa.
Baca juga: Jual Beli Daging Anjing di Sukoharjo Dilarang, Bagaimana Nasib Pedagang Rica-rica Jamu?
Artinya, kurang lebih 52.236 jiwa penduduk Kota Solo mengonsumsi olahan daging anjing.
"Kita pernah memantau satu warung, jumlah pelanggan yang keluar masuk dalam satu hari bisa mencapai 20 sampai 30 orang," ujarnya.
Mustika berharap Pemkot Solo mengikuti langkah Pemkab Sukoharjo yang melarang pelarangan penjualan dan pemotongan daging hewan non pangan.
Menurutnya, itu demi kesehatan masyarakat Kota Solo.
"Itu harus diikuti dan masyarakat harus mendukung supaya tidak kena dampaknya," ucapnya. (*)