Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Gegara Tenaga Kebersihannya Positif Corona, Kantor Kelurahan Bareng Lor di Klaten Lockdown Lagi

Pelayanan di Kantor Kelurahan Bareng Lor kembali ditutup karena pegawai terpapar Covid-19.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Kondisi kantor Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten ditutup akibat ada staf terpapar Covid-19. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pelayanan di Kantor Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara kembali lockdown karena pegawai terpapar Covid-19, Selasa (20/4/2021).

Adapun penutupan ini merupakan kedua kalinya, sebelumnya pada Selasa-Rabu (19-20/1/2021) dengan kasus serupa kena Corona.

Lurah Bareng Lor Suleksi mengatakan salah satu pegawainya yang terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan seorang tenaga kebersihan.

"Pelayanan di Kelurahan Bareng Lor tutup sehari berkaitan adanya tenaga harian lepas kebersihan kami terkonfirmasi positif Covid-19," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Selasa (20/4/2021).

Lanjut, Suleksi mengatakan pasca terkonfirmasi positif Covid-19 salah satu pegawai kebersihannya, langsung dilakukan tracing seluruh kantor.

Baca juga: Polisi Terima Motor Maling yang Ditinggalkan di Trucuk Klaten, Tapi Korban Belum Lapor Secara Resmi

Baca juga: Guru di Sragen Berguguran Kena Covid-19 : Ada 3 Guru SMAN 1 Gondang, Kini Guru SMPN 1 Karangmalang

Terdapat 14 pegawai yang kontak erat dengan pasien sudah dilakukan swab.

"Tanggal 14 April, seluruh pegawai Kelurahan Bareng Lor sudah melakukan swab ke 14 pegawai dan hasilnya negatif," ujar Suleksi.

Dia mengaku pihaknya telah melakukan penyemprotan ke seluruh ruangan serta lingkungan kantor.

"Ini kami lakukan sebagai langkah kami dalam mitigasi Covid-19, " tuturnya.

"Saat ini pasien telah menjalani isolasi mandiri di Edotel," pungkasnya.

Berguguran

Kasus meninggalnya tenaga pendidikan akibat terpapar Covid-19 di Kabupaten Sragen terus terjadi.

Belum lama ini seorang guru SMPN 1 Karangmalang juga meninggal usai terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Prihantomo menyampaikan, guru itu berinisial S (53).

"Pak S meninggal dunia pada Minggu (18/4/2021) lalu di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen," ungkap Prihantomo kepada TribunSolo.com, Selasa (20/4/2021).

Menurut dia, almarhum diketahui punya penyakit penyerta (komorbid).

Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Wonogiri Masih Ada Enam Ribuan Dosis, Bakal Sasar Para Lansia dan Guru

Baca juga: Kasus Corona di SMAN 1 Gondang Sragen, Diduga Berawal dari Guru yang Hadiri Hajatan di Luar Kota 

"Dia punya beberapa penyakit sejak beberapa tahun yang lalu," katanya.

Prihantomo menyebut, terakhir kali almarhum masuk kerja pada 31 Maret 2021.

Lima hari berikutnya memeriksakan diri ke RS Rizky Amalia Sragen lantaran merasa tak enak badan.

"Pada 5 April 2021 Pak S memang sempat periksa ke RS Rizky Amalia Sragen. Kemudian dia dirujuk ke RSUD Sragen," katanya.

Terkait riwayat penularannya, kata dia, hingga kini Satgas Penanganan Covid-19 Sragen belum dapat memastikan sumber penularannya.

"Belum diketahui dia tertular dari mana," ucapnya.

Guru SMAN 1 Gondang

Sebelumnya, tiga orang guru di SMAN 1 Gondang, Kabupaten Sragen meninggal dunia karena terpapar Covid-19.

Setelah adanya kasus tersebut, SMAN 1 Gondang lockdown mulai 12-26 April 2021.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com di lokasi, sekolah nampak sepi dari aktivitas guru maupun murid.

Hanya ada seorang satpam dan petugas kebersihan.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyatakan bahwa SMAN 1 Gondang sejatinya bukan sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).

Baca juga: Bukannya Belajar, Bocah 15 Tahun Asal Boyolali Curi 6 Motor di Sragen, Sejumlah Motor Sudah Dijual

Baca juga: 4 Fakta Pria dan Wanita Mandi di Bak Truk Keliling Sragen : Akui Ingin Viral Tapi Sering Melakukanya

Adapun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah menunjuk sejumlah sekolah lain selama ini untuk menggelar PTM.

"SMAN 1 Gondang tidak termasuk dalam sekolah yang menggelar PTM," kata Yuni kepada TribunSolo.com, Senin (19/4/2021).

Ihwal sumber penularan Covid-19, lanjutnya, ia mengaku belum tahu secara pasti dari mana sumber virusnya.

"Kami belum bisa simpulkan mereka tertular Covid-19 dari mana," terangnya.

Guru yang terkonfirmasi Covid-19 merupakan hasil dari tracing Satgas Penanganan Covid-19 Sragen.

"Karena guru kan juga tiap hari masuk ke sekolah maka terjadi kontak erat dengan yang lain," katanya.

Karena Jagong ke Luar Daerah

Sebanyak 7 guru sekolah negeri di Kabupaten Sragen terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto menjelaskan, kasus tersebut bermula dari seorang guru perempuan yang melakukan perjalanan luar kota.

Adapun yang bersangkutan menghadiri acara pernikahan dengan naik mobil bersama lima orang.

"Sempat berpergian ke luar kota dengan naik mobil ke acara jagong. Ada enam orang dalam mobil," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (17/4/2021).

Seusai menghadiri acara tersebut, guru perempuan merasa tidak enak badan dan menjalani uji swab antigen.

Baca juga: Inilah Untung Raharjo, Warga Terdampak Tol Solo-Jogja yang Membuat Monumen Setum di Ngawen Klaten

Baca juga: Tanpa Basa-basi Sekolah di Sragen Lockdown, Imbas 7 Guru Positif, 2 Orang di antaranya Meninggal

Uji tersebut menunjukkan bila guru perempuan tersebut reaktif.

Ia kemudian menjalani uji swab PCR 30 Maret 2021 dan hasil keluar selang sehari.

Guru perempuan dinyatakan positif Covid-19.

"Suami dan anak ikut di-swab. Yang positif Covid-19 anaknya," tutur Hargiyanto.

Selain itu, lima orang yang ikut jagong bersama guru perempuan juga terkonfirmasi positif Covid-19.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen kemudian melakukan tracing ke kontak erat dan dekat pasien.

"Sudah di-tracing kemudian tanggal 5 April kemarin hasilnya keluar, 3 orang positif. Kemudian ditracing lagi dan didapati 3 orang positif," kata Hargiyanto.

Mereka kemudian menjalani karantina mandiri di Technopark Sragen.

Tiga di antaranya meninggal dunia.

Sekolah Lockdown

Kasus Covid-19 dalam dunia pendidikan ditemukan di Kabupaten Sragen.

Sebanyak 7 guru di salah satu sekolah negeri di Kabupaten Sragen terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto.

"Ada tujuh orang positif Covid-19 dan orang diantaranya positif Covid-19," kata Tatag kepada TribunSolo.com, Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Cerita Otobus di Sleman, Sudah Terpukul Pandemi Covid-19, Kini Ditambah Aturan Larangan Mudik

Baca juga: Catat! Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Sragen, Selama Ramadhan Hanya Setengah Jam Saja

Atas temuan tersebut, Satgas penanganan Covid-19 langsung melakukan tracing ke kontak eran dan dekat pasien.

Dari tracing tersebut, puluhan orang diketahui pernah berkontak erat dan dekat dengan pasien.

"Banyak kurang lebih 24 orang," ucap Tatag.

Atas temuan tersebut, proses belajar mengajar di sekolah tersebut dihentikan sementara.

"Tidak ada pembelajaran tatap muka. Sekolah di Lockdown," ujar dia.

"Lockdown dilakukan mulai tanggal 5 April 2021, dan hari ini kemungkinan sudah selesai," tambahnya.

Menolak Vaksin?

Sementara itu, beberapa tenaga pendidik di Kota Solo masih menolak vaksinasi Covid-19. 

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, penolakan tersebut ditemukan di 2 sekolah. 

"Ada dua sekolah yang gurunya, masih kurang berkenan untuk divaksinasi. Itu harus diedukasi," kata Gibran, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Terjadi Pembekuan Darah yang Langka, Denmark Putuskan Tak Lagi Gunakan Vaksin AstraZeneca

Baca juga: Daftar Negara Dunia yang Mengalami Masalah Stok Vaksin Covid-19, Bukan Hanya di Indonesia

"Ini menyangkut masa depan bangsa kita. Sekolah isinya anak - anak yang jadi penerus bangsa," tambahnya. 

Namun, Gibran enggan menyebut secara pasti instansi sekolah yang guru-gurunya menolam divaksinasi. 

"Ada yang tidak mau divaksin. Ya ada lah," ucapnya. 

Gibran menegaskan bila guru-guru tidak divaksinasi, maka sekolah tidak diperbolehkan menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Kalau tidak mau divaksin, (sekolah) tidak usah (menjalankan) pembelajaran tatap muka," ucap Gibran. 

Baca juga: Vaksinasi Bulan Ramadhan Diperbolehkan, Kemenkes Akan Kebut Hingga 30 Juta Dosis

"Nanti kita tegasi ke semua gurunya," tambahnya. 

Gibran menyampaikan vaksinasi tenaga pendidik dilakukan supaya PTM bisa segera diselenggarakan.

"Targetnya, Juli 2021, sekolah dibuka untuk PTM," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved