Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Sekolah di Kawasan Zona Merah Sragen Dilarang Gelar Ujian Luring, Imbas Kasus Guru Terpapar Corona

Sebanyak empat guru di Kabupaten Sragen meninggal dunia usai terkonfirmasi positif Covid-19.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tribunsolo.com/Rahmat Jiwandono
Guru dan karyawan SMAN 1 Gondang, Sragen menjalani rapid tes antigen di Puskesmas Gondang, Senin (19/4/2021). 

Guru perempuan dinyatakan positif Covid-19.

"Suami dan anak ikut di-swab. Yang positif Covid-19 anaknya," tutur Hargiyanto.

Selain itu, lima orang yang ikut jagong bersama guru perempuan juga terkonfirmasi positif Covid-19.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen kemudian melakukan tracing ke kontak erat dan dekat pasien.

"Sudah di-tracing kemudian tanggal 5 April kemarin hasilnya keluar, 3 orang positif. Kemudian ditracing lagi dan didapati 3 orang positif," kata Hargiyanto.

Mereka kemudian menjalani karantina mandiri di Technopark Sragen.

Tiga di antaranya meninggal dunia.

Sekolah Lockdown

Kasus Covid-19 dalam dunia pendidikan ditemukan di Kabupaten Sragen.

Sebanyak 7 guru di salah satu sekolah negeri di Kabupaten Sragen terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto.

"Ada tujuh orang positif Covid-19 dan orang diantaranya positif Covid-19," kata Tatag kepada TribunSolo.com, Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Cerita Otobus di Sleman, Sudah Terpukul Pandemi Covid-19, Kini Ditambah Aturan Larangan Mudik

Baca juga: Catat! Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Sragen, Selama Ramadhan Hanya Setengah Jam Saja

Atas temuan tersebut, Satgas penanganan Covid-19 langsung melakukan tracing ke kontak eran dan dekat pasien.

Dari tracing tersebut, puluhan orang diketahui pernah berkontak erat dan dekat dengan pasien.

"Banyak kurang lebih 24 orang," ucap Tatag.

Atas temuan tersebut, proses belajar mengajar di sekolah tersebut dihentikan sementara.

"Tidak ada pembelajaran tatap muka. Sekolah di Lockdown," ujar dia.

"Lockdown dilakukan mulai tanggal 5 April 2021, dan hari ini kemungkinan sudah selesai," tambahnya.

Menolak Vaksin?

Sementara itu, beberapa tenaga pendidik di Kota Solo masih menolak vaksinasi Covid-19. 

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, penolakan tersebut ditemukan di 2 sekolah

"Ada dua sekolah yang gurunya, masih kurang berkenan untuk divaksinasi. Itu harus diedukasi," kata Gibran, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Terjadi Pembekuan Darah yang Langka, Denmark Putuskan Tak Lagi Gunakan Vaksin AstraZeneca

Baca juga: Daftar Negara Dunia yang Mengalami Masalah Stok Vaksin Covid-19, Bukan Hanya di Indonesia

"Ini menyangkut masa depan bangsa kita. Sekolah isinya anak - anak yang jadi penerus bangsa," tambahnya. 

Namun, Gibran enggan menyebut secara pasti instansi sekolah yang guru-gurunya menolam divaksinasi. 

"Ada yang tidak mau divaksin. Ya ada lah," ucapnya. 

Gibran menegaskan bila guru-guru tidak divaksinasi, maka sekolah tidak diperbolehkan menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Kalau tidak mau divaksin, (sekolah) tidak usah (menjalankan) pembelajaran tatap muka," ucap Gibran. 

Baca juga: Vaksinasi Bulan Ramadhan Diperbolehkan, Kemenkes Akan Kebut Hingga 30 Juta Dosis

"Nanti kita tegasi ke semua gurunya," tambahnya. 

Gibran menyampaikan vaksinasi tenaga pendidik dilakukan supaya PTM bisa segera diselenggarakan.

"Targetnya, Juli 2021, sekolah dibuka untuk PTM," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved