Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Tak Ada Lokasi Karantina di Karanganyar, Pemudik yang Positif Covid-19 Diminta Berdiam Diri di Rumah

Pemkab Karanganyar tak siapkan karantina khusus bagi pemudik nekat yang dipergoki petugas.

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
ILUSTRASI Petugas mengevakuasi pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) untuk diisolasi di Hotel U Stay kawasan Mangga Besar, Jakarta, Senin (28/9/2020). Pasien OTG sebagian mulai diisolasi pada sejumlah hotel di Jakarta untuk mengantisipasi daya tampung RS Darurat Wisma Atlet yang padat. Sebanyak 5 lantai di hotel tersebut disediakan ruangan khusus untuk pasien tanpa gejala. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar tak siapkan karantina khusus bagi pemudik nekat yang dipergoki petugas.

Bupati Karanganyar Juliyatmono menjelaskan, pihaknya memperketat dengan satgas PPKM di tingkat lingkup RT.

"Kami perintahkan nanti semuanya karantina mandiri di rumah masing-masing, pihak RT yang akan mengawasi," katanya kepada TribunSolo.com pada Sabtu (8/5/2021).

Pihaknya juga akan memberikan bantuan sembako bila ada warganya atau pemudik yang menjalani masa karantina.

"Akan kami kirimkan bantuan sembako mereka yang harus karantina di rumah," ujarnya.

Baca juga: Dicari : Pria Pakai Scoopy Rampas HP Bocah di Ngawen Klaten, Polisi Kumpulkan Bukti dari CCTV

Baca juga: Kesaksian Ibu dari Bocah yang HP-nya Dirampas di Klaten, HP Baru 10 Hari Dibeli untuk Belajar Online

Selain itu dirinya juga meminta masyarakat untuk peka dan saling mengawasi apabila ada keluarga atau kerabat dekat yang mengalami Covid 19.

"Saya harap semuanya saling peduli sehingga mereka yang menjalani karantina masih bisa mendapatkan haknya," ungkapnya.

"Kesadaran ini saya kira sudah membekas di masyarakat kita, sejak awal masa pandemi Covid-19," imbuhnya.

Tanpa SIKM

Berbeda dengan kebijakan Pemkot Solo, Pemkab Karanganyar lebih melonggarkan penggunaan surat ijin keluar masuk (SIKM).

Bupati Karanganyar, Juliyatmono menganggap syarat membawa SIKM saat bepergian terlalu ribet.

Sehingga dia mengizinkan warga Solo Raya bisa keluar masuk Kabupaten Karanganyar tanpa perlu mengantongi SIKM.

"Solo Raya itu wilayah aglomerasi, yang dari luar sudah diatur ketentuannya dan dilarang masuk," katanya, Sabtu (8/5/2021).

"Sehingga kalau semisal rumahnya cuma di Sragen atau Solo mau masuk Karanganyar silakan saja," imbuhnya.

Hal ini mengingat banyak mobilitas masyrakat yang harus keluar-masuk daerah lain untuk aktifitas mereka sehari-hari.

Ditambah, Kabupaten Karanganyar menjadi salah satu penyuplay bahan pangan seperti sayur-mayur ke wilayah Solo Raya.

Bahkan, tak sedikit orang dari luar Karanganyar harus kulakan bahan kebutuhan pokok ke Karanganyar, seperti di kawasan Tawangmangu.

"Seperti pedagang sayur yang ada di Tawangmangu, mereka terbiasa aktifitas waktu dini hari, siapa yang mau membuat SIKM pada jam segitu," tuturnya.

Juliyatmono juga meminta kepada jajarannya agar tidak terus mengambinghitamkan masyarakat yang beraktivitas di tengah pandemi Covid-19.

"Masyarakat juga butuh bergerak agar sehat dan juga cari nafkah untuk keberlangsungan hidup mereka.

"Sesekali kita haru mengapresiasi masyarakat yang terus bertahan hidup di tengah keterbatasan selama pandemi Covid-19 namun masih tetap bisa survive," ujarnya. 

Ikhtiar dan Baca Doa

Selain ikhtiar dengan aneka aturan di antaranya larangan mudik, warga Kabupaten Karanganyar diminta pertebal doa.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono pun optimis bahwa masa pandemi Covid-19 ini akan segera selesai.

Meskipun banyaknya aturan sehingga di antaranya warga tidak bisa mudik, halal bihalal hingga open house.

"Saya harap masyarakat bersabar, saya yakin apabila kita taat maka angka Covid-19 angkanya segera menurun dengan drastis," katanya saat menyerahkan zakat untuk mustahik di 14 kecamatan di Baznas, Sabtu (8/5/2021).

Baca juga: Perantau di Jakarta Gigit Jari Tak Bisa Pulang ke Karanganyar,Rindu Sungkem saat Detik-detik Lebaran

Baca juga: Rumah Eks Panti Pijat di Barat Taman Balekambang Solo Terbakar, Warga Berhamburan Keluar Kompleks

Dirinya juga meyakini bahwa pandemi Covid-19 merupakan takdir zaman yang berlangsung selama 2 tahun.

"Dahulu kita yakin kalau Covid-19 akan selesai dalam jangka beberapa bulan," terangnya.

"Namun ternyata, kita butuh berbulan-bulan untuk menempuh fase ini, dan saya yakin bahwa dalam 2 tahun pandemi ini akan segera selesai," imbuhnya.

Juliyatmono menjelaskan bahwa angka dua tahun berdasarkan dari pengalaman sejarah pada wabah-wabah sebelumnya.

"Silakan berkaca pada sejarah wabah di masa lalu, sehingga bisa dikatakan selalu berkisar selama dua tahun," jelasnya.

Sebagai bentuk ikhtiar pihaknya meminta setiap ASN dan masyarakatnya untuk membaca kitab suci pada setiap pagi.

"Kami harap semuanya membaca kitab suci dari keyakinan masing-masing dan di sela membaca tolong selipkan doa tolak bala," ujarnya.

Larang Open House

Bupati Juliyatmono melarang warganya mengadakan open house selama Lebaran.

Hal itu dilakukan demi mencegah tersebarnya virus Covid-19 yang masih mencekam.

"Untuk silaturahmi silakan di rumah masing-masing dengan keluarga inti, karena sekarang mudik dilarang," katanya kepada TribunSolo.com, pada Senin (3/5/2021).

Sehingga diharapkan para warga sesudah melaksanakan Shalat Ied bisa langsung kembali ke rumah tanpa mampir ke tempat atau rumah yang lainnya.

"Tidak usah ke sana kemari, cukup di rumah saja, esensi silaturahmi juga masih dapat," ujarnya.

"Kita sudah ada teknologi, jadi hubungan keluarga masih bisa tersambung," imbuhnya.

Baca juga: Pelaku Balap Liar di Tawangmangu Karanganyar Kabur, Motornya Ditinggal, Kini Diamankan Polisi

Baca juga: Bupati Karanganyar Izinkan Shalat Ied di Lapangan Terbuka, Begini 4 Syarat yang Harus Penuhi

Izinkan Sholat di Lapangan

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengizinkan umat muslim melaksanakan shalat Ied berjamaah di lapangan terbuka.

Akan tetapi perizinan ini disertai dengan 4 syarat yang ketat yang harus dipatuhi oleh setiap warganya.

Pertama, harus ada panitia penanggung jawab yang ada di lapangan.

Kedua, jumlah jamaah tidak boleh lebih dari 50 persen atau separuh kapasitas lapangan.

Ketiga, jamaah harus dipastikan dalam kondisi sehat.

Baca juga: Meski Bawa Surat Sehat, Pemudik Nekat Pulang ke Sragen Tak Bisa Lega, Tetap Wajib Swab Test Ulang

Baca juga: Ingat Telaga Madirda Karanganyar? Ini Potret Terkini, Dulu Sempat Jadi Lokasi Karantina Pemudik

Keempat, harus selalu taat protokol kesehatan dari berangkat hingga pulang shalat.

"Untuk yang sedang sakit, lebih baik di rumah saja dulu, tidak usah kegiatan apapun, istirahat," katanya kepada TribunSolo.com, pada Senin (3/5/2021).

Dirinya juga mengimbau warganya untuk bisa mengukur kemampuan diri dan tidak usah memaksakan bilamana dirasa dalam kondisi tidak fit atau sedang sakit.

"Ini bukan melarang atau mempersulit, tetapi untuk memupuk empati menjaga warga dari virus Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan," tegasnya.

Meski mengizinkan untuk perayaan shalat Ied berjamaah, Juliyatmono melarang adanya pelaksanaan takbir keliling.

"Takbiran di rumah masing-masing, jangan keliling, cukup lantunkan asma Allah dari rumah atau hati juga sudah cukup," imbaunya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved