Keracunan Massal di Karanganyar
Korban Keracunan Takjil di Karangpandan Berangsur Membaik, Kini Tinggal 29 Orang Dirawat di RS
Korban keracunan takjil di Dusun Tukringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar berangsur membaik.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Korban keracunan takjil di Dusun Tukringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar berangsur membaik.
Menurut Kepala Puskesmas Karangpandan, Wahyu Purwadi Rahmat, kini tersisa 29 warga yang masih menjalani perawatan.
Sebelumnya ada sekitar 60 orang yang dilarikan ke rumah sakit.
"Angka tersebut terbagi atas 14 orang di RSUD Karanganyar, dan 15 Puskesmas Karangpandan," katanya kepada TribunSolo.com, pada Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Serabi Notosuman Legendaris Khas Solo Ini Cocok Untuk Oleh-Oleh Wisatawan, Sudah Ada Sejak 1923
Baca juga: Fantastis! Modal Rp 100 Juta, Petani Karanganyar Tanam Porang Jual ke China Dapat Hasil Rp 400 Juta
Dirinya juga menyebut bahwa kondisi para pasien mulai membaik dibandingkan dengan hari sebelumnya.
"Kini para pasien mulai menunjukkan stabil," ungkapnya.
Dilaporkan keracunan massal setelah mengkonsumsi takjil di Masjid At Taubah.
Bahkan seorang warga yang bernama Sudarmi (71) juga meninggal pada Senin (10/5/2021).
Pemeriksaan Saksi
Polisi terus melakukan penyelidikan terhadap kasus keracunan yang menimpa puluhan orang.
Tepatnya di Dusun Tukringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Kapolres Karanganyar, AKBP Syafi'i Maula menyampaikan bahwa pihaknya telah memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
"Kami telah memanggil 3 juru masak, ketua RT, dan ta'mir Masjid," katanya kepada TribunSolo.com pada Senin (10/5/2021).

Dirinya juga menyebut bahwa kelima orang tersebut tidak ada yang ikut menyantap takjil yang disajikan.
"Mereka tidak ikut makan, namun sebagian dari mereka ikut mencicipi," terangnya.
Mengenai potensi pidana, AKBP Syafi'i menyatakan bahwa kemungkinan tersebut besar terjadi adanya.
"Kami membuka segala kemungkinan termasuk adanya tersangka," jelasnya.
Sebelumnya Polres Karanganyar juga telah melakukan autopsi kepada jasad atas nama Sudarmi (71).
"Kami masih menunggu hasil dan kini jasadnya sudah dikembalikan dan dimakamkan oleh keluarga," imbuhnya.
Baca juga: Biaya Pengobatan Puluhan Warga yang Keracunan di Karangpandan Ditanggung, Dinkes Juga Ambil Sampel
Baca juga: Suasana Rumah Duka Korban Meninggal Diduga Keracunan Takjil di Karanganyar, Pemakaman Tunggu Autopsi
Bahkan polisi mengungkap bukti dan saksi yang mengarah ke pasal pidana.
Salah satu yang menjadi kunci petunjuk adanya nasi yang terbuang di tempat sampah.
"Kami menemukan di tempat sampah adanya nasi-nasi yang tersisa di dalam bungkusan," katanya.
Sisa nasi bungkus dengan lauk sayur kacang dan tempe itu kemudian dijadikan sampel barang bukti.
"Kami ambil dan memeriksanya di laboratorium forensik," imbuhnya.
AKBP Syafi'i juga menyebabkan bahwa program takjil ini dimasak secara bergilir oleh setiap kelompok dari beberapa kepala keluarga.
"Ini dimasak secara bergilir sehingga masih kami dalami lagi, siapa saja yang terlibat dalam kasus ini," jelasnya.
Hingga saat ini telah ada 5 orang saksi yang diperiksa mereka adalah Ketua RT, Tamir masjid dan 3 orang tukang masak.
Pemkab Tanggung Biaya
Pemkab Karanganyar menjamin biaya pengobatan bagi warga yang keracunan di Dusun Tukringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono memastikan hal tersebut.
"Nanti akan kita tanggung semua pengobatan dari warga yang keracunan," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (10/5/2021).
"Akan kita data terlebih dahulu dimana saja mereka dirawat, karena saya masih memantau situasi terbaru," ujarnya.
Baca juga: Viral Video Anak Memaki dan Dorong Ibu hingga Tersungkur di Wonogiri, Didatangi Dinas, Ini Hasilnya
Baca juga: Kisah Mbah Widodo, Tua Tetap Kerja Jual Bensin Keliling Solo, Semangat Meski Dapat Rp 1 Ribu Sehari
Dirinya juga berharap agar para korban keracunan dapat menikmati hari lebaran dengan baik di rumah masing-masing.
"Nanti selain pengobatan kita juga akan membantu di rumah mereka masing-masing, agar bisa menikmati hari raya," ungkapnya.
PLT Dinas Kesehatan Karanganyar, Purwati menganggarkan biaya pengobatan masyarakat yang menjadi korban dari anggaran KLB (kejadian luar biasa).
"Akan kami ambilkan dana KLB Pemda," terang dia.
Saat ini ada 56 orang yang dirawat di seluruh fasilitas kesehatan Karanganyar dari Puskesmas Karangpandan, RSUD Karanganyar dan satu klinik swasta.
"Ada satu yang dirawat di Klinik Fatimah di Kecamatan Matesih," jelasnya.
Dinkes Ambil Sampel
Bahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar mulai melakukan pengambilan sampel terhadap sisa takjil.
Pengambilan sampel itu dilakukan sejak Minggu (9/5/2/2021) hingga kini Senin (10/9/2021).
Purwati menerangkan, pihaknya mengambil sampel dari sisa dan alat pemasak takjil secara detail.
"Kami akan mengecek semua perkakas dan semua bahan masak yang digunakan," katanya.
"Waktu itu mereka memasak sayur kacang, tempe dan es buah," ujarnya.
Kemudian seluruh hasil makanan yang diambil akan dibawa ke laboratorium milik Dinas Kesehatan.
Baca juga: Sosok Mendiang Sudarmi, Korban Meninggal Keracunan Takjil di Karanganyar, Dikenal Rajin Beribadah
Baca juga: Lansia 71 Tahun Asal Karangpandan Meninggal saat Insiden Keracunan Massal, Jenazah Diautopsi
"Akan kami tindaklanjuti dan baru bisa kita simpulkan apakah itu keracunan atau bukan," ungkapnya.
Dirinya juga masih bertanya-tanya apakah benar masyarakat benar-benar sakit akibat takjil atau ada faktor lain.
"Kalau dari takjil seharusnya hanya berselang beberapa jam saja, namun bila kondisi saat ini para warga mengalami gejala keracunan sehari setelah mengonsumsi takjil," ujarnya.
Isak Tangis
Tangis keluarga pecah sambut jenazah Sudarmi (71), korban keracunan takjil di rumah duka hingga pemakaman, Senin (10/5/2021).
Adapun rumah duka di Dukuh Puntukringin RT 2 RW 8, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Saat tiba, jenazah Sudarmi langsung diturunkan dari ambulans menuju ke dalam rumahnya yang diangkat beberapa orang.
Tak jauh dengan peti jenazah, terdengar tangisan Sunarti, anak ragil dari Sudarmi.
"Mbok..simbok...(ibu-ibu)," ungkapnya dengan raut muka kesedihan.
Baca juga: Sosok Mendiang Sudarmi, Korban Meninggal Keracunan Takjil di Karanganyar, Dikenal Rajin Beribadah
Baca juga: Sebelum Meninggal, Korban Diduga Keracunan Takjil di Karanganyar Sempat Jemur Padi & Pergi ke Masjid
Tak hanya itu, para kerabat dan tetangga yang datang kerumah duku juga menunjukan raut kesedihan mendalam.
Banyak dari mereka mencerita sisi baik dari Sudarmi.
Selanjutnya setelah disemayamkan di rumah duku, jenazah di sholatkan oleh keluarga dan warga.
Imam Solat, Sarono, mengungkap semasa hidup Sudarmi nenek yang penuh semangat menimba ilmu.
"Jumat pagi selalu ikut kajian, sering berjamaah dimasjid, sungguh baik perlikunya, semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," jelasnya.
Setelah proses salat jenazah, korban langsung dimakamkan berdampingan dengan makam suaminya di tempat pemakaman umum (TPU) Randu.
"Suaminya meninggal sekitar 20 tahun lalu," kata pelayat.
Sosok Rajin Beribadah
Kepergian Sudarmi (71) korban meninggal diduga keracunan takjil di Karanganyar membawa kesedihan untuk keluarga dan tetangga.
Satu di antaranya adalah Harno. Dia mengatakan, terakhir bertemu korban saat kerja bakti beberapa waktu yang lalu.
"Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB masih sehat, masih kerja bakti sekitar jam 10.00 WIB juga masih jemur padi," ujarnya.
Sosok Sudarmi ini juga tidak pernah absen salat berjamaah ke masjid.
"Salat Subuh sampai Isya salat ke Masjid terus," jelasnya.
Baca juga: Suasana Rumah Duka Korban Meninggal Diduga Keracunan Takjil di Karanganyar, Pemakaman Tunggu Autopsi
Baca juga: Dapat Rezeki Berlimpah, Amanda Manopo Bagi-bagi THR Buat Kru Ikatan Cinta, Berapa Isinya?
Dia mengatakan, walaupun usia Sudarmi sudah lanjut, dia tidak pernah mengeluh dan fisiknya kuat dan sehat.
"Masih kuat angkat padi, nyapu seluruh kebun juga," ungkapnya.
Harno merasa kehilangan, apalagi Sudarmi adalah kakaknya.
"Kakak saya ini, rajin sekali baik sama adik-adik," ungkapnya.
Meninggal Dunia
Seorang warga atas nama Sudarmi (71) yang menjadi korban keracunan akibat takjil dilaporkan meninggal dunia pada Senin (10/5/2021) pukul 02.00 dinihari.
Hal itu disampaikan oleh Camat Karangpandan, Sri Suwarni kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Petaka Bukber Berujung Pilu di Karangpandan : Puluhan Anak & Orang Tua Keracunan Takjil
"Iya benar ada warga kami yang meninggal dunia di RSUD Karanganyar," katanya.
"Dirinya merupakan warga dari RT 02/RW 08," imbuhnya.
Sebelumnya dikabarkan warga warga dari RT 02, 03, dan 30 RW 08 Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, dikabarkan mengalami keracunan akibat makanan takjil pada Sabtu (8/5/2021).
Dari informasi terakhir yang dihimpun TribunSolo.com setidaknya ada 69 warga yang jadi korban.
Mereka mengalami gejala yang sama yaitu, kondisi panas dingin, muntah dan diare.
Korban tersebut dirawat di dua tempat yaitu RSUD Karanganyar dan Puskesmas Karangpandan.
Kronologi Lengkap
Puluhan warga Dukuh Puntuk Ringin, Desa Gendu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar dilarikan ke puskesmas karena keracunan makanan, Minggu (9/5/2021).
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, ternyata kejadian nahas bermula dari acara buka bersama anak - anak TPA di Masjid At Taubah, Sabtu (8/5/2021) sore.
Anak-anak itu berasal dari RT 02 dan 03, RW 08, Dukuh Puntuk Ringin.
Kepala Desa Gerdu, Veri Kurnyanto mengungkapkan, mereka mendapat takjil nasi oseng kacang panjang, dan es buah buatan warga setempat.

Baca juga: Tak Hanya 1 RT, Korban Keracunan di Karangpandan Bertambah : Diduga Santap Nasi Oseng Kacang Panjang
Baca juga: Kesaksian Warga Karangpandan, Apa Keracunan Akibat Takjil Atau Bukan? : Korban Berjatuhan 65 Orang
"Sebagian tidak dimakan di situ. Ada yang dibawa pulang dan ada yang dimakan orang tua," kata dia kepada TribunSolo.com.
Mereka awalnya tidak merasakan gejala apapun seusai memakan takjil.
Gejala mulai terasa, Minggu (9/5/2021) pagi hari, karena beberapa orang mengeluh bergejala mual, muntah, dan diare.
Kasus pertama bermula dari ibu Ketua RW 08.
Ia sempat mengeluh sakit pusing hingga mual dan dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Matesih untuk perawatan lanjutan pagi hari.
"Setelahnya, disusul korban-korban lain yang mengeluhkan gejala yang sama," aku dia.
Mereka awalnya memeriksa ke bidan desa setempat dan mendapat obat.
"Kondisi sempat membaik, tetapi gejala mual, pusing dan diare kembali dirasakan sekira pukul 17.00 WIB," terang dia.
Sebanyak 29 warga RT 02 dan 30 warga di RT 03 kemudian dibawa ke Puskesmas Karangpandan dan RSUD Karanganyar.
Veri mendapatkan laporan kejadian dari ketua RT setempat sekira pukul 17.00 WIB.
Ia kemudian meninjau ke lokasi bersama relawan.
Ambulans kemudian diluncurkan ke lokasi dan tiba sekira pukul 19.30 WIB.
Tetapi saking banyaknya korban lantas ada bantuan ambulans lain dari berbagai daerah di sekitarnya.
"Bahkan karena puskesmas Karangpandan tak bisa menampung, dilarikan ke puskesmas lain dan rumah sakit," jelasnya.
Baca juga: Geger Satu RT di Karangpandan Keracunan Takjil, Korban Anak dan Orang Dewasa Terus Bertambah
Tim medis juga mengambil sampel makanan yang masih tersimpan di rumah warga.
Bahkan polisi juga olah TKP di masjid tersebut untuk mencari penyebabnya hingga pukul 22.30 WIB.
"Itu kemudian dibawa ke laboratorium untuk pengecekan," ucap Veri.
Tak Hanya 1 RT
Korban keracunan yang menimpa warga di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar bertambah.
Ternyata yak hanya satu RT, tapi warga di RT 02 RW 08 dan RT 03 RW 08.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, korban sementara warga RT 02 sebanyak 29 orang, sementara RT 03 diprediksi 30 orang.
Kasus awal bermula dari istri perangkat yang mengeluh gejala pusing dan mual, Minggu (9/5/2021) sekira pukul 05.30 WIB.
Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Matesih Karanganyar untuk perawatan lanjutan.
Baca juga: Kisah Korban Keracunan Massal di Karangpandan, Gemini Takut Lihat Anaknya Menggigil dan Diare
Baca juga: Kesaksian Warga Karangpandan, Apa Keracunan Akibat Takjil Atau Bukan? : Korban Berjatuhan 65 Orang
Jumlah korban keracunan kemudian bertambah sekira pukul 18.30 WIB. Sejumlah warga mengeluhkan gejala yang sama.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan beberapa korban sempat ikut acara buka bersama di salah satu masjid desa.
Mereka diduga menyantap masakan nasi oseng kacang panjang dengan minuman es sirup dan kolak.
Saat itu mereka menyantap makanan dalam acara bukber di Masjid At Taubah.
"Ada korban yang tidak ikut juga keracunan. Yang ikut juga ada yang tidak kena," kata dia di tengah-tengah evakuasi kepada TribunSolo.com, Minggu (9/5/2021) malam pukul 22.40 WIB.
"Jadi belum bisa dipastikan apakah buka bersama itu menjadi penyebab keracunan," tambahnya.
Sementara saat bersamaan polisi juga melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) dengan memeriksa sisa-sisa barang bukti dan penjelasan saksi.
Tampak polisi melakukan peninjuan lokasi, foto sejumlah barang-barang perkakas dan lain sebagainya.
Hanya saja belum ada statmen resmi polisi maupun pemerintah.
Kesaksian Warga
Parsini (40) salah seorang wali pasien menuturkan bahwa ada puluhan orang yang mengalami gejala sakit yang sama.
"Saya juga heran tadi subuh kok banyak yang sakit yang sama," katanya kepada TribunSolo.com di Puskesmas Karangpandan, Minggu (9/5/2021).
"Saya lihat status kawan-kawan saya dan keluarga mereka mengalami sakit yang sama," ujarnya.

Sakitnya dimulai dari panas dingin, muntah-muntah hingga diare.
Namun Parsini masih heran apakah itu akibat takjil yang diberikan di masjid atau pengaruh dari hal lain.
"Kalau dari takjil seharusnya sudah dari kemarin, salam jangka satu atau dua jam," terangnya.
"Namun ini jangkanya cukup lama," ungkapnya.
Ditambah lagi jatah takjil dan jumlah orang yang diduga keracunan tak seimbang.
"Yang sakit kisaran 65 namun jatahnya hanya 50 orang," imbuhnya.
Puskesmas Penuh Korban
Adapun Puskesmas Karangpandan dipenuhi oleh korban keracunan.
Gemini, ibu dari Fikra (8) warga sekitar mengatakan, awalnya mereka mengikuti kegiatan makan takjil bersama di RT mereka.
Baca juga: Geger Satu RT di Karangpandan Keracunan Takjil, Korban Anak dan Orang Dewasa Terus Bertambah
Baca juga: Kondisi Terkini Pukul 22.40 WIB : Ambulans Masih Antre Evakuasi Warga yang Keracunan di Karangpandan
Tiba-tiba mereka yang mengikuti kegiatan tersebut mengalami sakit pada subuh, keesokan harinya.
Tubuh mereka mengalami panas dingin disertai diare.
"Kami mengira bahwa ini keracunan karena tidak hanya dirinya saja yang mengalami sakit," katanya.
Ciri-ciri yang dialami sama, ada sekitar 4 orang anak dan ada banyak dari orang dewasa.
Informasi yang dihimpun, angka korban saat ini masih belum dipastikan.
Saat ini yang dirawat di Puskesmas Karangpandan ada 16 orang dan 2 lainnya sudah dirujuk ke RSUD Karanganyar.
Diperkirakan jumlah korban masih bertambah, sebab banyak ambulans yang melakukan evakuasi.
Ambulans Antre Angkut Pasien
Ambulans masih antre berjajar di pintu masuk desa jelang tengah malam.
Pantauan TribunSolo.com pukul 22.40 WIB, ambulans dengan sirine meraung-raung dan lampu hidup berjajar menjemput warga satu RT yang keracunan.
Informasi yang beredar ada sekitar 65 orang yang harus dievakuasi.
Bahkan kondisi desa itu pun tampak mencekam gara-gara warga kelimpungan dugaan keracunan makanan.
Ambulans hilir mudik keluar masuk kampung membawa pasien atau warga yang keracunan ke puskesmas terdekat.
Terlihat ada puluhan ambulans yang berjajar di halaman puskesmas dan keluar masuk kampung tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Satu RT di Karangpandan Dikabarkan Keracunan Massal, Puskesmas Penuh
Baca juga: Meski Sudah Negatif Covid-19, WN India di Karanganyar Tetap Isolasi Mandiri, Ini Kata Dinkes
Bahkan infonya sampai mobil ambulans di Karangpandan tak mencukupi, sehingga ada pasokan mobil dari berbagai daerah sekitarnya, termasuk dari Kota Solo.
Untuk sementara dugaan keracunan karena saat sore waktu buka puasa pada Sabtu (8/5/2021).
"Warga makan olahan kacang panjang, tetapi efek baru hari ini," kata sumber yang diperoleh TribunSolo.com.
Begitu banyaknya korban keracunan ini, membuat Puskesmas penuh, sehingga sejumlah pasien lainnya dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
Kalakhar BPBD Karanganyar Sundoro Budi Karyanto mengatakan, pihaknya telah mengirimkan personel ke kawasan keracunan massal tersebut.
"Kami masih melakukan koordinasikan dengan Dinas Kesehatan, guna penanganan lebih lanjut secara teknis dan klinisnya," ujarnya.
"Kami membantu untuk sarana prasarana penunjangnya, seperti ambulan dan tenaga evakuasinya," imbuhnya.
Saat ditanya berapa jumlah korban keracunan massal ini, pihaknya masih menghimpun data.
Informasi yang dihimpun, ambulance yang sudah bergerak seperti reka 2 armada di lokasi, rendan 2 armada, rege 1 armada, bagana 1 armada, puskesmas 1 armada. (*)