Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Setelah Bunuh Pesilat PSHT Ridwan, Para Pelaku Panik: Bawa Jenazah Keliling Karanganyar Pakai Mobil

Para pelaku pembunuhan Pesilat PSHT Ridwan ternyata sempat membawa jenazah korban keliling Karanganyar. 

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Muhammad Irfan
Mobil panther yang digunakan untuk membawa jenazah Ridwan yang kini diamankan oleh Polres Karangnyar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Para pelaku pembunuhan Pesilat PSHT Ridwan ternyata sempat membawa jenazah korban keliling Karanganyar. 

Mereka memasukan jenazah korban dalam sebuah mobil.

KBO Satreskrim Polres Karanganyar, Ipda Anton Sulistiyana mengatakan, dari pengakuan para pelaku, awalnya tidak ada niat membunuh Ridwan.

Baca juga: Potret Mes Lokasi Jenazah Ridwan Diinapkan Sebelum Dibuang ke Jembatan, Kini Dipasangi Garis Polisi

Baca juga: Motif Pembunuhan Pesilat PSHT Ridwan di Karanganyar Terungkap, Pelaku Dendam Dituduh Jual Pil Koplo

"Mereka berduel karena salah satu tersangka atas nama Arga merasa difitnah," kata Ipda Anton.

Mereka berduel di Lingkungan Jungke RT 02/RW 02, Kelurahan Jungke, Karanganyar pada Minggu (16/5/2021) dinihari.

Setelah duel, ternyata Ridwan meninggal dunia.

"Melihat Ridwan sudah tak bernyawa, Arga selaku pelaku utama kemudian panik dan memintan bantuan kawannya Wahyudi untuk mengamankan mayat tersebut agar tidak ketahuan," jelasnya. 

Baca juga: Sosok Ridwan, Pria yang Dibunuh & Dibuang di Kolong Jembatan Karanganyar : 4 Tahun Jadi Pesilat PSHT

Kemudian mereka berdua meminta bantuan dari AI dan MF yang kemudian diinapkan ke mes salah satu pelaku. 

"Mereka sempat ingin membawa ke rumah sakit, namun melihat Ridwan sudah tak bernyawa akhirnya mereka panik," terangnya. 

"Para pelaku sempat keliling Karanganyar hingga Ngargoyoso dan Jatiyoso dengan mobil baru kemudian diinapkan," jelasnya.

"Mereka menggunakan sebuah mobil dengan merek panther yang kini sudah kami sita," imbuhnya. 

Baca juga: Kasus Pembunuhan Ridwan di Karanganyar, Keluarga Harap Polisi Tak Perlu Bongkar Makam

Para pelaku juga berbagi tugas, 3 di dalam mobil, dan satu membawa motor korban. 

"Itu juga yang menjadi indikasi penemuan kami dari kunci motor yang dalam kondisi terpasang dan off serta penemuan HP yang patah di dalam jok motor," ucapnya.  

Hingga akhirnya tercetuslah ide dari mereka untuk membuang jenazah Ridwan ke lokasi dekat rumahnya pada Senin (17/5/2021) dinihari. 

"Hanya berjarak 8 kilometer dari rumahnya," terangnya. 

Motif Dendam

Motif pembunuhan pesilat PSHT Karanganyar Ridwan (19) di jembatan perbatasan Karanganyar-Sukoharjo di Dusun/Desa Tugu, Kecamatan Jumantono terungkap. 

Ternyata ada dendam antara korban dan pelaku.

Polisi juga sudah mengamankan 4 orang pelaku yang terkait pembunuhan tersebut. 

Baca juga: Inilah Kebun Pisang, Lokasi Terbunuhnya Ridwan, Pemuda yang Mayatnya Ditemukan di Jembatan Jumantono

Baca juga: Kesaksian Warga : Pembuangan Mayat Ridwan di Jumantono Karanganyar Diduga Malam karena Sepi

Mereka adalah Arga dan Yudi sebagai pelaku utama yang menyebabkan kematian Ridwan.

Sementara, dua orang lagi berinisial Al dan MF dikenakan pidana ringan.

KBO Satreskrim Polres Karanganyar Ipda Anton Sulistiyana mengatakan, motif pembunuhan tersebut adalah dendam.

Tersangka Arga memiliki masalah pribadi dengan Ridwan. 

"Korban sempat menuduh Arga bahwasanya yang bersangkutan telah menjual pil koplo," katanya pada Senin ( 24/5/2021).

Baca juga: Kesaksian Warga : Pembuangan Mayat Ridwan di Jumantono Karanganyar Diduga Malam karena Sepi

Arga yang tidak terima dengan tuduhan tersebut menantang Ridwan untuk duel.

Duel tersebut dilakukan di rumah Yudi di lingkungan/Kelurahan Jungke, Karanganyar.

"Pelaku menghabisi nyawa korban di kebun milik Yudi," ujarnya. 

Korban sendiri dihabisi pada Minggu (16/5/2021) dinihari. 

Kemudian jasadnya baru dibuang pada Senin (17/5/2021) dinihari.

Baca juga: Sosok AH, Pelaku yang Diduga Bunuh Ridwan: Ternyata Ikut Melayat, Antar Jenazah Sampai ke Makam

Sebelumnya jenazah korban diinapkan di sebuah mes warung. 

"Kemudian jasadnya dibuang di sebuah lokasi yang tak jauh dari rumah Yudi," ungkapnya. 

Saat ini keempat tersangka dikenakan pasal berbeda.

Arga dan Yudi dikenai pasal 170 ayat 3 penganiayaan berakibat kematian dengan ancaman 12 tahun penjara.

Sementara, tersangka AI dan MF dengan pasal 181 ayat 3 membantu pembunuhan dengan ancaman tahanan 9 bulan dan kini digantikan dengan tahanan kota dan wajib lapor.

4 Tahun Jadi Pesilat PSHT

Pemuda bernama Ridwan (19) yang tewas dibunuh bukan kecelakaan adalah pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Dia ditemukan tak bernyawa di kolong jembatan Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar beberapa waktu lalu.

Menurut Andi Wibowo selaku kakak ipar Ridwan, adiknya memang selama ini menjadi pesilat di PSHT Rayon Jumapolo berdasarkan tempat tinggal.

Diketahui adiknya sudah sekitar 4 tahun mengelutinya.

"Sudah lama, jadi warga di sana," jelas dia kepada TribunSolo.com pada Sabtu (22/5/2021).

Adapun soal polisi mengamankan 4 orang tersangka yang semuanya merupakan kawan satu organisasi Ridwan, pihaknya berharap ada keadilan.

Kondisi pemuda tewas dan motor Honda Scoopy miliknya di bawah jembatan perbatasan antara Karanganyar dan Polokarto, Sukoharjo tepatnya di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Senin (17/5/2021).
Kondisi pemuda tewas dan motor Honda Scoopy miliknya di bawah jembatan perbatasan antara Karanganyar dan Polokarto, Sukoharjo tepatnya di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Senin (17/5/2021). (TribunSolo.com/Istimewa)

Baca juga: BREAKING NEWS : Kantor BPN Klaten Terbakar Malam Ini, Bagaimana Nasib Sertifikat Tanah Warga?

Baca juga: Bukan Karena Kecelakaan Lalu Lintas, ABG Asal Jumantono Karanganyar Ternyata Tewas Dibunuh

Dirinya dan keluarga tidak ada yang mengenal dekat dengan para pelaku.

"Kami tidak ada yang kenal dengan pelaku," katanya.

"Saya sempat menyaksikan pelaku sedang diinterogasi oleh petugas, namun saya tidak mengenalinya," ungkap dia.

Andi menuturkan bahwa adiknya merupakan tipikal anak yang pendiam dan tidak pernah membawa masalah pribadi ke rumah.

"Adik saya itu pendiam, bahkan saya hafal siapa saja temannya," terangnya.

"Sehingga dia hilang saya mencarinya ke teman sekeliling rumah," jelasnya membeberkan.

Makam Ridwan di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar.
Makam Ridwan di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar. (TribunSolo.com/Muhammad Irfan)

Dari keterangan polisi, para pelaku berasal dari Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

"Tetangga kecamatan," jelasnya.

"Sepengamatan saya dia tidak pernah punya teman sejauh itu, sehingga saya tidak tahu motif apa yang dilakukan oleh para pembunuh tersebut," ujarnya.

Dirinya berharap para pelaku bisa dihukum maksimal sesuai dengan aturan yang berlaku karena sudah berani menghilangkan nyawa orang dengan keji.

"Saya harap mereka bisa dihukum setimpal, karena saya duga ini berencana," terangnya.

4 Orang Diamankan

Penemuan mayat seorang pemuda bernama Ridwan (19) di jembatan Mraten, Desa Tugu perbatasan Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo memunculkan fakta baru. 

Warga Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar tersebut merupakan korban pembunuhan, bukan korban kecelakaan sebagaimana keterangan polisi sebelumnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Bukan Kecelakaan, ABG yang Tewas di Jumantono Karanganyar Ternyata Korban Pembunuhan

Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Kresnawan Husain mengatakan itu diketahui seusai polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Olah TKP dilakukan lantaran polisi mendapatkan informasi terkait penemuan mayat Ridwan dari warga setempat, Sabtu (15/5/2021).

Mayat kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi dan didapati tidak ada tanda - tanda kekerasan di tubuh korban. 

"Sehingga masih belum menemukan bukti permulaan cukup pada tanggal 15 Mei 2021, maka kemarin disimpulkan kecelakaan lalu lintas," ucap Kresnawan, Jumat (21/5/2021).

Namun, kecurigaan kemudian muncul dan membuat polisi kemudian melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

"Akhirnya kami mendapat info bahwa korban penganiayaan dilakukan oleh seseorang," ucapnya.

Pelakunya Ditangkap

Seorang terduga pelaku yang terlibat dalam kasus penemuan mayat Ridwan (19) di bawah jembatan antara Karanganyar dan Sukoharjo diamankan petugas, Kamis (20/5/2021).

Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Kresnawan Husain mengatakan ia merupakan warga Jumantono, Kabupaten Karanganyar. 

"Kami berhasil mengamankan satu orang terduga pelaku AH, warga Jumantono," kata Kresnawan, Jumat (21/5/2021).

"Yang bersangkutan (diduga) melakukan penganiayaan terhadap korban yang dilakukan di kawasan Jongke," tambahnya.

Selain AH, polisi juga mengamankan seorang lagi yang diduga membantu terduga pelaku dalam menjalankan aksinya. 

"AH sudah diamankan. Setelah itu kita lakukan pemeriksaan. Kita lakukan penyelidikan mendalam," ucap Kresnawan. 

Penyelidikan dilakukan lantaran terduga perlaku mengaku hanya melakukannya seorang diri. 

"Saat ini mengakui bahwa tunggal, dia yang melakukan (penganiayaan) bersama satu orang yang membantu membuang mayat dan motor," ujar Kresnawan. 

Kresnawan mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan terduga pelaku berdasar hasil penyelidikan. 

"Dimungkinkan ada, bisa terjadi penambahan tersangka. Tergantung pemeriksaan," katanya.

Datang ke Pemakaman

Terduga pelaku dalam kasus penemuan mayat di jembatan perbatasan Karanganyar - Sukoharjo, AH ternyata sempat menghadiri prosesi pemakaman korban, Ridwan. 

Korban, untuk diketahui, dimakamkan tak jauh dari kediamannya di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Senin (17/5/2021).

"(Terduga) pelaku datang melayat waktu itu," kata kakak ipar korban, Andi Wibowo, Jumat (21/5/2021).

Itu diketahuinya dari keterangan teman-teman perguruan silat yang diikuti korban.

Menurut Andi, adiknya itu ikut perguruan silat PSHT.

Andi tidak tahu menahu AH duduk di sebelah mana saat datang ke rumah duka. 

"Saya tidak tahu posisi dia di mana. Ada teman adik saya yang bilang," ujarnya.

Di pemakaman itu, AH bersikap tak lazim.

Saat datang melayat, AH tidak banyak bicara, baik dengan keluarga maupun teman-teman korban. 

"Dia diam. Saat ketemu dengan teman biasanya grapyak, tapi dia cuma diam saja. Seperti tidak ada kejadian apapun," tutur Andi. 

"Dia juga tidak salaman dengan keluarganya," tambahnya. 

Tidak hanya di rumah duka, AH ternyata juga ikut hingga ke makam. 

Ia bahkan menyaksikan langsung prosesi dari diturunkannya hingga ditutupnya jenazah dengan tanah pusara.

"Dia ikut ke makam dan menyaksikan prosesi pemakamannya," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved