Berita Solo Terbaru
Kisah Nenek Penjual Pisang Keliling di Solo : Tekun Menabung Habis Jualan, Bisa Umroh ke Mekkah
Berkat kegigihan Mbah Yem sapaan akrabnya, dia bisa menjalankan umroh seperti yang diimpi-impikan umat muslim pada umumnya.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
Aoalagi sepedanhya harus membawa keranjang guna menempatkan pisang-pisang jualannya.
Tukiyem mengatakan dirinya sudah menggunakan sepeda onthel untuk jualan sejak 1965.
"Sudah puluhan tahun saya berjualan keliling dari 1965 menggunakan sepeda onthel," kata dia.
Dirinya mengaku awal mula peruntungannya dengan berjualan sayur.
"Dulu pernah jualan sayur abis itu jualan buah pepaya dan sekarang ya ala kadarnya pisang," ujarnya.
"Dulu saya ngambil sayuran dari Pasar Mangu kadang di Pasar Legi, terus dijual keliling,"katanya.
Dirinya mengaku saat ini hanya berjualan pisang di kawasan Sumber, Banjarsari dan Manahan Saja.
"Dari rumah berangkat jam 8 pagi menggunakan sepeda pulang maghrib," ungkapnya.
"Kalau dianter anak nanti harus beli bensin, jadi saya milih pakai sepeda," tambhanya.
Di rumah ia mengaku tinggal bersama 4 orang anak.
"Anak saya dua laki-laki 2 perempuan," ujarnya.
"Ada yang sudah nikah dan punya anak, ada yang kerja sebagai kuli bangunan, ada yang kerja di pabrik," paparnya.
Dirinya sampaikan sang suami sudah meninggal dunia sejak tahun 2008 karena sakit.
"Jualan pisang dari tahun 200-an kalau sebelumnya sayur," ujarnya.
"Kalau pisang dibesokan tidak akan terlalu membusuk beda sama sayur," urainya.