Berita Solo Terbaru
Kisah Nenek Penjual Pisang Keliling di Solo : Tekun Menabung Habis Jualan, Bisa Umroh ke Mekkah
Berkat kegigihan Mbah Yem sapaan akrabnya, dia bisa menjalankan umroh seperti yang diimpi-impikan umat muslim pada umumnya.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
Dirinya mengaku setiap lima hari sekali membeli ke Pasar Legi untuk menyetok pasokan Pisang yang akan dijualnya.
"Sehabisnya kadang tiga atau lima hari sekali," ujarnya.
Baca juga: Dua Pelaku yang Memasang Meja di Tengah Jalan Boyolali Tak Ditahan, Masih di Bawah Umur
Baca juga: Jeritan Perajin di Sragen Gegara Kedelai Mahal : Terpaksa Akhiri Mogok,Tak Tega Kecilkan Ukuran Tahu
"Pernah dulu ada yang borong semuanya, sekarang sepi sekali yang beli," katanya.
"Ya jualan nya seadanya, kadang 7 sampai 10 sisir," tambahnya.
Dirinya menyampaikan untuk modal perlima hari untuk berjualan dan membeli pisang sebesar Rp 500 ribu.
"Pendapatan tidak menentu, kadang ya kalau laku, ya seadanya saja," ujarnya.
"Kalau laku ya uang itu terkumpul bisa beli pisang lagi, kadang kurang dari itu," katanya.
Dari hasil jualan ia mengatakan penghasilan bersih bisa mencapai Rp 100 ribu perhari jika ramai.
Dirinya menjual berbagai macam pisang dengan harga belasan ribu hingga Rp 30 ribu.
"Ini harga pisangnya sama, kecuali pisang kepok," ujarnya.
"Ada pisang kepok, pisang susu, pisang ambon dan ada beberapa buah sukun," terang dia. (*)