Berita Boyolali Terbaru
Kisah Sukses Petani Porang Boyolali : Iseng Ternyata Bisa Panen Capai 1 Ton, Raup Uang Jutaan Rupiah
Dia adalah Sriyanto (30) warga Dukuh Kragilan, Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Kebunnya ada di Dusun Ngelundo, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso.
Baca juga: 5 Kuliner Soto Ini Wajib Dicoba Wisatawan Saat Berada di Solo, Salah Satunya Hidangan Favorit Jokowi
Baca juga: Ada Warga Meninggal karena Corona, Bupati Putuskan Tiadakan Salat Id di Alun-Alun Karanganyar
"Dari seluruh lahan yang sudah ditanami porang ada 2,8 hektar, yang lainnya masih persiapan," katanya kepada TribunSolo.com pada Selasa (11/5/2021).
Dirinya menuturkan bahwa dari tanaman porang yang bisa dimanfaatkan tidak hanya umbinya saja, namun juga katak porang atau biji dari pohon tersebut yang bisa dimanfaatkan kembali sebagai bibit.
"Untuk porang harganya berkisar dari Rp 9-13 ribu per kilogram," jelasnya.
Tak hanya itu, ada jenis porang dengan nilai fantastis jika dijual yakni prang katak yang bisa menembus angka Rp 250 ribu per kilogram.
"Bahkan tak jarang bisa mencapai Rp 250 ribu per kilogram," imbuhnya.
Harga yang fantastis tersebut tentu harus dibarengi dengan usaha yang maksimal dan ketekunan dalam belajar.
"Banyak orang menganggap kalau Porang itu tanaman mudah, padahal perlu ketelitian dan keuletan dalam menanti hasil," ujarnya.
"Petani baru banyak yang tidak sabar belum waktunya panen sudah dicabut, sehingga porangnya belum maksimal, lalu ada juga yang masih kurang memberi nutrisi," jelasnya.
"Kami disini pakai pupuk kompos, buatan sendiri," imbuhnya.
Ismanto kini tidak sendiri, ada ratusan petani lain yang ada di Dusun Ngelundo, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, domisili dia tinggal yang kini aktif di tanaman porang.
"Ada 85 persen petani sini yang menggarap porang," ujarnya.
Baca juga: Pamit Jual Kucing Anggora, Gadis 22 Tahun Asal Karanganyar Tak Kunjung Pulang, Polisi Turun Tangan
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, DBD Ikut Terus Merebak, Kini di Sukoharjo Chikungunya Juga Merajalela
Mereka juga tergabung dalam Asosiasi Asuhan Pemberdayaan Petani Porang Indonesia yang menaungi dari pembelajaran porang hingga penjualannya.
"Kami sudah bekerjasama dengan pabrik yang kelak akan mengekspor hasil panen kami ke berbagai negara, dan Cina menjadi pasar utama," katanya.
"Di sana akan menjadi bahan dasar untuk kosmetik, panganan dan berbagai olahan lainnya," jelasnya.
Dari penjualan porang dirinya meraih untung hingga ratusan juta sekali panennya.
"Bila satu hektar setidaknya membutuhkan modal Rp 100 juta untuk bibit, pupuk hingga biaya penggarapan lahan," tuturnya.
"Kami sekali panen setidaknya bisa mendapatkan Rp 400 juta,kepada pembeli yang sudah memiliki MoU dengan kami," terangnya. (*)