Berita Wonogiri Terbaru
Lowongan Besar-besaran di Wonogiri : Dibutuhkan 485 Orang untuk Calon Perangkat Desa, Ini Aturannya
Bakal ada lowongan besar-besaran untuk muda-mudi di Kabupaten Wonogiri.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Bakal ada lowongan besar-besaran untuk muda-mudi di Kabupaten Wonogiri.
Kini, Pemkab Sukoharjo bakal melakukan perekrutan 485 orang guna menduduki jabatan perangkat desa yang kosong di seluruh 251 desa.
Untuk itu Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengumpulkan kepala desa (kades) terkait persiapan seleksi perangkat desa, Senin (13/9/2021).
"Pada pertemuan ini ada beberapa regulasi yang kami sampaikan. Agar saat pelaksanaan nanti kita berada dalam satu pemahaman yang sama," kata dia kepada TribunSolo.com.
Dia menerangkan, nantinya sistem seleksi itu akan mengacu pada seleksi yang pernah dilakukan pada tahun 2018 lalu dan melihat beban APBDes.
Baca juga: Status Wonogiri Level 3, Sejumlah Pembatasan Ketat Masih Diberlakukan: Tempat Wisata Belum Buka
Baca juga: Ini Sosok yang Bentangkan Poster saat Jokowi ke UNS, Langsung Dibawa Polisi Bersama 9 Orang Lainnya
"Ada 485 jabatan perangkat desa yang kosong di 251 desa yang ada di Wonogiri," jelas dia.
Usulan-usulan dari kepala desa itu diminta untuk mempertimbangkan aspek wilayah kerja dan penggabungan teritorial.
"Usulan akan kami cermati utamanya masalah beban kerja. Paling tidak, satu kepala dusun harus mengkoordinasi 300 kepala keluarga. Semua usulan harus mempertimbangkan kemampuan dana desa untuk pembayaran siltap,"jelasnya.
Perampingan perangkat desa itu sesuai dengan Permendagri No. 67/2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Struktur organisasi yang diatur dalam regulasi itu yakni minim struktur kaya fungsi.
Saat ini, Jekek mengaku belum mengeluarkan Peraturan Bupati (perbub) utamanya terkait dengan pelaksanaan kegiatan seleksi.
Ia lebih memilih mensosialisasikan secara tatap muka kepada para Kades agar subtansi dari kegiatan benar-benar dipahami.
"Hasil dari diskusi dengan para kades tadi mereka meminta agar seleksi tetap dilakukan dengan koordinasi bersama pemda." kata dia.
"Sebenarnya ini kan wewenang desa ya, tapi karena saat itu (seleksi tahun 2018) tidak ada kegaduhan, maka dianggap sukses," aku dia.
Menurut Bupati, proses seleksi perangkat desa dengan uji kompetensi itu dianggap menghindari dari kecurangan yang menciderai proses seleksi.
"Semua pihak bisa mengawasi sehingga potensi korupsi, kolusi dan nepotisme tidak terjadi," harap dia.
Kades Viral
Vaksinasi covid-19 di Kabupaten Sragen mulai menyasar Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan penyandang disabilitas.
Dengan keterbatasan dari peserta vaksinasi, tentu saja bukan menjadi hal yang mudah untuk mengkondisikan, terutama peserta ODGJ.
Diperlukan perlakuan khusus, agar selama proses penyuntikan vaksin bisa berjalan lancar.
Baca juga: Permintaan Tak Dituruti, Pria Sragen yang Alami Gangguan Jiwa Bakar Rumahnya, Nyaris Ludes Jadi Abu
Baca juga: Kronologi Pria Gangguan Jiwa Viral Ayunkan Samurai, saat Dikepung Aparat Gabungan di Pedan Klaten
Hal itu dirasakan oleh Kepala Desa Bedoro, Pri Hartono yang melaksanakan vaksinasi untuk ODGJ, pada Sabtu (21/8/2021).
Pri Hartono mengatakan, ada 4 ODGJ di desanya yang kini sudah disuntik vaksin covid-19.
"Alhamdulillah warga kami yang ODGJ berjumlah 4 orang, dan 13 penyandang disabilitas sudah divaksin kemarin, dan berjalan lancar," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Geger Orang Diduga Gangguan Jiwa Masuk Toilet Masjid di Mojosongo Solo: Bawa Sajam, Tak Berpakaian
Meski berjalan lancar, vaksinasi yang digelar di balai desa Bedoro tersebut, sempat membuat ODGJ takut dan enggan divaksin.
"Ada beberapa dari ODGJ yang harus kita jemput menuju balai desa, sebagian diantar keluarga, pas sampai balai desa juga ada yang takut, bahkan ada yang ingin pulang lagi," jelansya.
Kemudian Pri Hartono menenangkan ODGJ dengan diberi motivasi secara lebih halus, untuk mengikuti vaksinasi.
"Selain itu, kita juga beri makan dulu, sama bercanda-canda, setelah tenang kita rayu, akhirnya mau disuntik," terang Pri.
Untuk edukasi mengenai vaksinasi, Pri Hartono mengajak keluarga ODGJ untuk memberikan pengertian betapa pentingnya vaksinasi covid-19.
"Alhamdulillah melalui pendekatan dan koordinasi yang baik, semua bisa terlaksana dengan lancar," ujarnya singkat.
Karena menggunakan vaksin jenis sinopharm, maka pemerintah Desa Bedoro tetap akan melakukan pemantauan KIPI yang mungkin terjadi kepada ODGJ dan penyandang disabilitas.
"KIPInya kan tidak seberat moderna dan Astrazenexa, meski begitu kita tetap akan pantau terus, kita siapkan hotline service, namun hingga sekarang belum ada laporan," pungkasnya. (*)