Berita Sragen Terbaru
Sejarah Sumber Air Asin di Kalijambe Sragen: Dulu Warga Berebut untuk Buat Garam
Ada sumber air asin di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Lokasinya berada di tengah ladang milik salah satu warga.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ada sumber air asin di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Lokasinya berada di tengah ladang milik salah satu warga.
Terdapat beberapa titik sumber air berukuran kecil, yang mengeluarkan gelembung-gelembung karena semburan dari dalam tanah.
Baca juga: Warga Enam Kecamatan di Boyolali Andalkan Air Hujan, Kini BPBD Pun Cari Solusi Temukan Sumber Air
Baca juga: Damkar Kesulitan Padamkan Api Kebakaran Pabrik Jamu Sukoharjo: Tak Ada Hydrant Sumber Air
Warga sekitar, Sukinah mengatakan, dulu banyak warga yang mencari air asin tersebut untuk dibuat garam.
"Zaman dulu banyak yang nyari kesini, sampai antre, bahkan ada yang nginep disini untuk dibuat garam," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (4/10/2021).
Hal itu dikarenakan dulu, produksi garam di daerah Kalijambe khususnya, belum sebanyak saat ini.
Baca juga: Sumber Air di Kebonarum Klaten Aman, Tempat Ibadah hingga Makam Tergusur Proyek Tol Solo-Jogja
Menurutnya, dulu masih banyak titik sumber air asin yang memanjang hingga 200 meter.
Air yang keluar dari dalam tanah, dulu masih jernih.
Namun, saat ini beberapa sumber air sudah hilang.
"Saat ini sudah tidak ada yang nyari lagi, karena saat ini garam sudah ada dimana-mana," jelasnya.
Meski musim kemarau, air masih muncul dari dalam tanah, meski jumlahnya tidak sebanyak dulu.
Keruh dan Mengeluarkan Gelembung
Jika biasanya sumber air berasa tawar, namun di Sragen ada sumber air yang berasa asin.
Oleh warga setempat, sumber tersebut disebut sebagai sumber air asin.
Letaknya di tengah ladang warga, yang ada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Baca juga: Warga Enam Kecamatan di Boyolali Andalkan Air Hujan, Kini BPBD Pun Cari Solusi Temukan Sumber Air
Baca juga: 4 Fakta Jelang Proyek Tol Solo-Jogja, Tunggu Penlok, Amankan Sumber Air & Situs hingga Angkat UMKM
Terdapat beberapa titik sumber air asin kecil, dan ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung.
Kepala Desa Krikilan, Widodo mengatakan, munculnya air asin dikarenakan dulunya wilayah tersebut merupakan wilayah lautan.
"Dulu disini lautan, setelah terjadinya erupsi besar, maka saat ini lautan tersebut berubah jadi daratan," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Campur Tangan Manusia Berpengaruh, Puluhan Sumber Air di Klaten Mati
Diperkirakan, sumber air asin tersebut sudah ada sejak dua juta tahun yang lalu.
Kawasan Sangiran sendiri terdiri dari beberapa lapisan tanah, sejak masih menjadi lautan, zaman purba, hingga menjadi daratan yang saat ini.
Diperkirakan, adanya pergeseran lapisan tanah karena perubahan alam, terdapat air lautan yang tidak ikut bergeser ke daratan yang lebih rendah.
Baca juga: Dam Colo Ditutup, Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Himbau Petani Cari Potensi Sumber Air Lain
Kemungkinan, jumlahnya cukup banyak, sehingga masih ada hingga kini, setelah jutaan tahun lamanya.
Menurut Widodo, rasa airnya sangat asin.
Bahkan, di salah satu daerah di dusun Pablengan, meski dialiri air PDAM, air yang mengalir di rumahnya terasa asin dan lengket saat digunakan untuk mandi.
"Bahkan tidak cocok untuk minum ternak, sapi jika minum air asin itu jadi kurus," terangnya.
Baca juga: Tak Ingin Kekeringan Terulang, Pemkab Klaten Bantu Warga Identifikasi Sumber Air
Hingga kini, sumber air asin tersebut masih muncul.
Kedepannya, pemerintah Desa Krikilan akan menjadikan objek wisata baru di sekitar Sangiran.
"Ini baru dibuatkan jalan menuju ke sumber air asin, kedepannya nanti jadi salah satu objek wisata," jelasnya.
"Nanti disana rencana dibuatkan monumen, kita buatkan rumah museum, disana bisa tahu ceritanya seperti apa," imbuhnya.
Kedepannya, objek wisata sumber air asin menjadi satu paket dengan wisata-wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sangiran. (*)